D u a p u l u h

17 2 0
                                    

Ira masih si depan pintu UGD. Menunggu dokter keluar. Dia masih menangis sejadi jadinya. Rasa kecewa, menyesal, bersalah memenuhi kepala ira. Rasa rasanya dia juga ingin bunuh diri agar dapat senasib dengan farhan.

semua pikiran dan bayangannya selalu berkecamuk tentang farhan. Entahlah, semua sesalan itu membuat dada ira menjadi semakin sesak saja.

Di tengah lamunanya ira teringat masa masa indahnya dengan farhan. Masa sebelum ada masalah di hubungan mereka. Masa dimana serasa dunia milik berdua.

'Biarpun gitu, apa gunanya semua itu kalo sekarang farhan aja ngga sadar sadar, gue tuh sayang lo Farhan Fareza!gue nggamau kehilangan lo!'

Batin ira yang kemudian membawa pikirannya melayang menuju ke bayangan farhan.

'Dingin ngga ra?!' Tanya farhan teriak teriak menembus derasnya hujan malam itu.

'Lumayan. Menurut lo?' Jawab ira senang sambil memeluk farhan.

'Kalo menurut gue si engga, kan gue dipeluk sama lo eheh' jawab farhan ringan.

'Han syarat jadi geng motor tuh apa?' Tanya ira

'Ya harus bisa bawa motor lah'

'Ih kalo jawabannya gitu mah bayi tidur juga bisa kali"

'heheh yaudahlah gausah nanya kalo dah tau jawabanya dong sayang'  ira pun tertawa saat itu, dia sangat bahagia dan bangga memiliki Farhan, yang selalu menghiburnya dalam duka da menemaninya dalam suka.

Lain halnya dengan apa yang tengah dihadapinya sekarang, hanya isak tangis yg terdengar di lorong dimana ia duduk di depan pintu ruang UGD  menunggu kabar berlanjut dari orang tersayangnya itu.

Besar harapan Ira agar Farhan baik baik saja. Apabila ditanya tentang 'siapkah Ira kehilangan Farhan?' sudah jelas, tak lain dan tak bukan jawabannya pasti 'engga! nggabakal, dan nggakan rela!'  rasa sayang Ira seharusya memang mengalahkan semuanya. Sekarang Ira sudah membuang jauh jauh rasa cemburunya, semua rasa dan pikiran pikiran negatif telah ira buang jauh jauh. Dia hanya berjanji kepada Tuhan apabila Farhan dapat kembali lagi padanya dia tak akan menyianyiakan kesempatan itu. Dia berjanji akan menjaga hubungannya. Menjaga orang yang dia sayang agar tidak terjadi apapa.

"Iraa......"

ira tersentak seketika dari lamunannya, mendengar sebuah suara menggema di lorong itu. Suara yang sangat sangat familiar terdengar di telinganya.

Itu adalah suara tante santi. Ibu dari farhan. Orang yang sangat baik, dan selalu menyambut baik ira ketika kerumahnya.

seketika tante santi memeluk ira dan turut menangisi apa yang telah menimpa anakya itu.

"Ra... kamu yang sabar ya, pacar kamu itu pasti baik baik saja, dia anak yang baik. dia pasti nggapapa kan ya ra? mama yakin itu" kata mama farhan menenangkan Ira.

***

K

eesokan harinya Ira pulang dari rumah sakit kemudian ke rumah. Di rumah ia tak sempat sarapan dan langsung berangkat ke sekolah mengendarai motornya seperti biasa.

sesampainya Ira disekolah, ia langsung disambut oleh kedua teman karibnya itu, siapa lagi kalau bukan Andin dam sheilla. Mereka berdualah yang selalu tau keluh kesah dan kesedihan yang menghinggapi hati Ira. Begitu juga tentang kecelakaan itu, mereka berdua pun sudah tau, dam turut bersedih atas apa yang telah terjadi.

"Ra lo nggapapa kan?" tanya sheilla dengan hati hati yang hanya dibalas kedipan dan anggukan dari Ira.
Ya, seorang Ira selalu melakukan hal yang sama kepada setiap orang yang menanyakan keadaannya, seperti kepada kakanya, mamah Farhan, dan juga termasuk kepada sheilla.

Di kelas saat pelajaran pun  Ira hanya melamun dan terus melamun. Bayangan dan pikirannya melayang kepada Farhan. Tentang apa yang telah terjadi dan menimpa Farhan. Itu semua membuat Ira berpikir, bahwa sesuatu yang ia sayang bisa saja diambil oleh Tuhan kapan saja. Tak terkecuali dengan kebahagiaannya. Ya, kali ini dia harus kehilangan kebahagiannya untuk sesaat, ya semoga saja.

Lamunan Ira kemudian terhenti ketika ia mendengar ada suara yang memanggil namanya, yang ternyata suara itu bersumbet dari guru yang tengah mengajar mata pelajaran matematika itu.

"Ira" panggil bu dewi dengan lembut

sepersekian detik kemudian Ira tersadar dan menengok kepada sumber suara yang memanggilnya.

"i- iya ada apa bu?" jawabnya sedikit gugup. Kemudian bu dewi segera mendekati Ira dengan perasaan sedikit cemas. Kemudian bu dewi meletakkan tangannya pada kepala dan leher Ira. Kemudian bertanya.

"kamu kenapa? kamu sakit? kalau begitu lebih baik kamu ke Uks saja ya" 
hal itu hanya di angguki oleh Ira yang beranjak dari kursinya dan berdiri.

"anak pmr disini siapa?" tanya bu dewi pada anak di kelas

"Galang bu" jawab Andin pada bu dewi sambil menunjuk Galang yang duduk di pojok

"Galang, tolong antarkan Ira ke UKS ya, jangan lupa kamu ambilkan obat buat Ira juga" perintah bu dewi kepada Galang yang kemudian di iya kan oleh nya.

Galang pun beranjak dari kursinya dan segera membantu Ira berjalan menuju ke UKS. Ia sangat lemah kali ini, dari kemarin belum makan, dan tadi pagi? dia langsung berangkat ke sekolah dan tak sempat sarapan. Sudah setengah perjalanan nya menuju ke UKS pandangan mata nya mulai kabur dan tidak jelas. kepalanya merasa pusing yang teramat, hingga semuanya menjadi gelap, dan tubuhnya terjatuh dan terkulai lemas di tanah yang segera di sangga oleh Galang.

Bersambung...

kasian ya ira :(  Farhan cepet sembuh deh lo, kasian tuh ira sampe segitunya mikirin lo

kasian ya ira :(  Farhan cepet sembuh deh lo, kasian tuh ira sampe segitunya mikirin lo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LEAVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang