11 Februari 2018
15:55
Aku sedang berada di kereta dalam perjalanan ke Gangnam untuk menemui ibuku. Ini mungkin kesempatan terakhirku, kesempatan terakhirku untuk masuk ketubuh ini. Aku sangat penasaran bagaimana keadaan ibuku sekarang, apa dia tambah kurus? Semoga saja dia dapat makan dengan baik.
Aku tidak tau sampai kapan aku dapat berada di dalam tubuh ini dan ketika aku kembali ketubuhku yang sebenarnya apakah aku dapat berada di dalam tubuh ini lagi untuk membantuku menemukan tubuh asliku yang tidak tau berada dimana sekarang tepatnya.
Aku mengambil buku didalam tas, aku harus menjelaskan sesuatu kepada pemilik asli tubuh ini. Aku ingin meminta tolong padanya, aku akan menjelaskan apa yang terjadi terlebih dahulu. Aku menulis lumayan besar agar terlihat mencolok ketika dia membuka buku ini. Aku sebaiknya juga memperkenalkan diri. Aku menulis nama—
"Bangunlah... sudah saatnya menulis lagi!"
Aku membuka mataku yang entah kapan dalam keadaan terlelap, aku kembali lagi ketempat ini? Suara lengkingan besi yang dipukul benar-benar meyakinkan aku bahwa aku telah berada di tempat ini lagi. Kenapa? Kenapa harus sekarang?
Aku bahkan belum menemui ibuku? Kenapa aku harus kembali ketubuhku lagi?
"Cepat bangun," dia memukul jeruji besi dengan lebih keras.
Aku duduk dikasur, melihatku yang mencoba berdiri dan menghampirinya, wanita itu membuka gembok jeruji besi dan membuka pintunya. Seperti biasa kami menuju tempat dimana aku harus menulis buku tentang hidupku. Aku menarik kursi dan duduk di hadapan buku tebal yang telah menungguku.
Aku menuju pada bab 4 yang berjudul, konser piano pertamaku. Dia sepertinya benar-benar telah tau bagaimana kehidupanku dan telah melakukan riset tentang itu. Aku mencoba mengingat moment itu, ketika ibuku menandaniku saat di locker room, aku kelas 2 smp, dan mimpiku seolah benar-benar menjadi kenyataan pada waktu itu.
Semakin dalam aku menulis. Aku kembali teringat pada mukjizat yang telah tuhan berikan padaku. Entah itu kesempatan terakhir atau akan datang lagi pada waktu yang tidak kuketahui. Entahlah, aku benar-benar tidak tau, semakin berharap membuat dadaku terasa semakin sakit.
Tapi harapan itu tetap ada kan. Seperti kupikir aku akan pada saat itu. Saat tiba-tiba meteor atau bintang jatuh mencoba menghantamku di taman dan sukses berhasil membuatku masuk rumah sakit selama 3 hari. Mungkin karena itulah bintang itu jatuh, bintang jatuh adalah teguran dari tuhan bahwa harapan itu ada.
"Apa aku boleh melihat wajahmu?"aku akan memberitahukan kepada Polisi atau Bo Gum siapa yang telah menculikku.
"Untuk apa?" tanyanya dingin.
"Aku hanya ingin melihat wajah orang yang akan membunuhku."
Dia tersenyum kecil, "Walaupun kesempatan kabur bisa dibilang tidak ada. Aku lebih memilih untuk bermain aman."
Dia adalah psycopath yang sangat berhati-hati, lalu bagaimana? Aku hanya melihat bibir dan warna kulitnya. Polisi tidak akan mampu mengidentifikasi hanya dengan ciri-ciri itu. Apa aku harus mencoba dengan cara kekerasan? Aku berdiri dari kursiku.
"Apa yang ingin kau lakukan?"
Aku menarik hoddy wanita itu dengan cepat agar dapat melihat wajahnya. Dia memakai topeng? Seberapa hati-hatinya dia? Wanita itu memakai topeng warna putih yang menutupi dahi sampai kehidungnya. Dia melihat dengan sangat kesal sekarang.
"Kau mau kubunuh lebih cepat?"
"Kau bilang kau tidak akan membunuhku kan sebelum waktunya tiba?"ucapku gugup karena aku benar-benar takut akan mati, aku sudah memiliki secercah harapan sekarang.
"Tapi aku tidak bilang untuk tidak menyakitimu." Wanita itu berdiri dan memukulku sampai terjatuh. Aku terjatuh sampai tersungkur kelantai, aku mencoba mengelap bibirku yang sepertinya telah berdarah dan benar, aku melihat darah pada tanganku. Aku mencoba melihat kebelakang. Tapi tubuhku kembali tersungkur karena telah di tendangnya. Dia menghampiriku yang terbaring di lantai, membalikkan tubuhku kearahnya, duduk diperutku dan memukulku berapa kali dengan tangan kanan dan kirinya.
Ini benar-benar menyakitkan, dia mengaangkat tangan dengan sangat tinggi untuk mengasilkan pukulan yang kuat. Aku benar-benar telah menyesal melakukan perlawanan. Aku benar-benar tidak berdaya sekarang.
"Maaf, aku tidak akan mengulanginya." Dengan penghilatan yang berkurang karena dipukul beberapa kali aku mencoba mencari sesuatu, apapun yang dapat menjadi ciri-ciri tubuh fisik seseorang. Tahi lalat, tanda lahir, atau apapun itu. Dia selalu mengenakan jaket hoody lengan panjang juga celana jeans panjang. Tak ada yang dapat kulihat kecuali bibirnya. Tapi dibawah pergelangan tangan kirinya memiliki warna yang aneh, warna biru, bukan cuman warna itu kupu-kupu. Aku dapat melihatnya karena lengan jaket yang sedikit tertarik saat dia mengangkat tangannya saat mencoba mengambil pukulan.
Dia kemudian berhenti memukul dan mengambil sesuatu dibelakangnya. Itu pisau, dia tidak mungkin membunuhku kan. Tapi pisau itu juga dapat digunakan untuk membuat sayatan –sayatan kecil pada lukaku.
"Kau lihat ini kan? Apabila kau membangkan lain kali, aku tidak segan untuk membuat luka kecil, perlahan demi perlahan. Menguliti tubuhmu adalah hal yang sepertinya menyenangkan."
Air mataku langsung keluar ketika mendengarnya. "Maafkan aku, ku mohon, dari sekarang aku akan menurut padamu. Aku mohon, tolong maafkan aku."
Dia kemudian menaruh pisau itu lagi ketempatnya, berdiri, berjalan dan duduk ditempatnya kembali. "Cepatlah selesaikan tulisanmu untuk hari ini. Aku ada urusan yang harus di kerjakan."
******
YOU ARE READING
HELP
Teen FictionTOLONG AKU. AKU TELAH DICULIK. MAAF KARENA TELAH SEENAKNYA MENGGUNAKAN TUBUHMU. AKU TIDAK TAU APA YANG TERJADI TAPI AKU TIBA-TIBA DAPAT MASUK KEDALAM TUBUHMU. AKU TIDAK TAU KAPAN INI AKAN BERHENTI DAN KAPAN INI AKAN TERJADI LAGI. AKU AKAN MENCOBA ME...