10 Februari 2018
Pagiku kali ini dimulai ketika matahari mulai menyerang kelopak mataku. Hari yang melelahkan kembali berlanjut. Tapi ini akan lebih berat dari sebelumnya, dan benar-benar akan terasa lebih berat. Melemaskan badan adalah pilihan pertama hidupku ketika pagi, karena rasanya yang benar-benar mengenakan.
"Bo Gum saatnya makan, kau ada test hari ini, cepatlah kau tidak boleh terlambat."
"Iya bu," balasku yang masih asik melemaskan badan.
Aku menghempaskan selimut dan pergi menuju kamar mandi. Setelah berkaca dengan seragam SMP yang akan kukenakan terakhir kali, "sekarang kau sudah dewasa dan semakin tampan," ucapku sambil mengangkat poni dan memandangi wajah tampanku di pagi hari. Mata sembab ku malah menjadi aegyesal sepertinya ini hari keberuntungku. Aku akan lulus setelah belajar dengan sangat berat selama seminggu ini.
"Bo Gum, kau turun atau ibu yang naik?"
"Iya bu, aku segera turun." Aku merapikan rambutku sedikit di depan cermin kemudian menuruni tangga menuju dapur.
"Harusnya kau belajar pagi ini, bukannya malah asik tidur!"ucap adikku dengan wajah juteknya.
"Terkadang kau harus mengistrahatkan otakmu untuk hasil yang lebih maksimal." ucapku sembari menarik kursi kemudian duduk dan siap di meja makan.
"Tapi ujian untuk masuk SMA kali ini benar-benar penting!"
"Sudahlah Hyeri, lagipula kakakmu sudah belajar banyak selama seminggu ini."
Ibuku yang terbaik, aku terus memasang senyum mengejek kepada adikku.
"Tapi kakak itu bodoh mama, dia harus, harus, harus sangat banyak belajar."
Senyumku kemudian berubah menjadi sangat jengkel. Aku mencoba menghentikan ketokan tangan kekepala adikku yang pagi ini benar-beanar membuatku sangat kesal.
"Dimeja makan dilarang berkelahi," ucap ayahku yang sedari tadi mencoba fokus kepada korannya.
"Iya ayah" ucap kami bersama.
Ibuku mengangkat pemanas nasi sebagai menu terakhir kami pagi ini, beberapa sayuran, ikan, telur, telah memenuhi meja kami. Ibu berumur 40 tahun seorang ibu rumah tangga. Rambut pendek dan senyum manisnya membuatnya terlihat lebih muda. Ayahku berumur 45 tahun sebagai pekerja kantoran disalah satu kantor pos. Dan adikku Hyeri, seorang yang cerewet dengan satu kuncir kudanya yang akan bergoyang ketika dia berjalan, dia sekarang berada di kelas 1 smp.
"Harusnya ayah mengizinkanku untuk masuk jalur berprestasi, aku adalah pebasket juara 3 dalam ajang nasional. Aku dapat masuk tanpa melakukan tes"
"Sekolah adalah tentang hal akademik, masuk juga lewat jalur akademik, kamu akan masuk kesekolah yang benar-benar cocok dengan kemampuanmu."
Dan jawaban yang sama kuterima ke 10 kalinya. Aku benar-benar tidak bagus dalam akademik karena itu aku takut gagal dalam tes ini, gagal untuk membuat keluargaku bangga. Sesendok nasi ini terasa benar-benar berat sekarang.
******
"Bo Gum tunggu."
Aku menghentikan langkahku ketika mendengar suara yang tak asing. "Kau ikut tes juga? Ku pikir kau akan memanfaatkan sertifikat basketmu,"ucap Minho temanku dari SMP yang sembari merangkul pundakku.
"Ayahku melarangnya."
"Ba-bagimana bisa?"tanyanya sedikit terkejut.
"Sekolah adalah tentang hal akademik, masuk juga lewat jalur akademik, kamu akan masuk kesekolah yang benar-benar cocok dengan kemampuanmu"
YOU ARE READING
HELP
Teen FictionTOLONG AKU. AKU TELAH DICULIK. MAAF KARENA TELAH SEENAKNYA MENGGUNAKAN TUBUHMU. AKU TIDAK TAU APA YANG TERJADI TAPI AKU TIBA-TIBA DAPAT MASUK KEDALAM TUBUHMU. AKU TIDAK TAU KAPAN INI AKAN BERHENTI DAN KAPAN INI AKAN TERJADI LAGI. AKU AKAN MENCOBA ME...