BAB V PEMBUNUH

39 2 0
                                    

13 Februari 2018

Aku memasang kemejaku dengan rapi. Aku hanya melihat dari jauh atau bagaimana? Atau aku harus bertamu kerumahnya. Tapi apa yang harus kukatakan? "So Hyun masih hidup, anda dapat tenang sekarang." Kau gila, dia pasti akan bertanya dari mana aku tau. "So Hyun masuk kedalam tubuhku dan mengatakannya sendiri." Itu malah membuat ibunya lebih khawatir Bo Gum, ada orang gila yang berbicara tentang anaknya. Lalu bagaimana?

Aku melihatnya dari jauh saja. Aku merapikan rambut dengan kedua tangan, mengambil buku catatan yang berisi alamat So Hyun kemudian membuatnya kedalam tas. Dengan awalan tas yang ditarik aku mengambil langkah keluar kamar.

"Kau mau kemana?" tanya ibu setelah melihatku menuruni tangga dengan pakaian rapi.

"Liburan ke gangnam bersama teman-teman," jawabku.

"Makan dulu, baru setelah itu berangkat."

"Aku lagi kepengen sandwich, aku berangkat ya," aku segera meninggalkan dapur, mengambil sepatu, memasangnya, lalu pergi dari rumah.

*******

Aku memurtuskan memakan sandwich dikereta, memandang kejendela sambil merasakan betapa cepatnya kereta ini.

"Bo Gum?"

Aku melihat kesebelah karena aku mendengar ada yang memanggilku. "Se Jong?"

"Benar ini aku, wah wajahmu benar-benar tampan sekarang."

Aku memandangi Se Jong dengan ajah sangat takjub, kulit seputih salju, mata coklat, rambut hitam panjang dan hidung yang selalu terlihat seperti ukiran dari sebuah maha karya.

"Apa yang kamu lakukan disini?"tanyaku bingung.

"Aku mau ke Gangnam ada sebuah pemotreran disana. Akhir-akhir ini aku sering keluar kota karena jadwal yang lumayan padat. Aku sangat bersyukur akan hal itu."

Aku benar-benar menyukainya. Dari dulu sampai sekarang, benar-benar menyukainya. Cantik, ramah, dan wajah imutnya benar-benar jauh dari kedewasaan yang dimilikinya. Aku ingat pernah menembaknya waktu itu. Tapi, aku benar-benar di tolak, dia bilang ingin fokus dengan dunia model, tapi yang kulihat dia hanya memandangku sebagai teman.

"Kau mau sandwich? Aku membawa berlebih untuk jaga-jaga."Aku mengeluarkan sandwich simpanan dari dalam tas.

"Maaf, aku sedang diet."

Dunia permodelan pasti memaksanya untuk menahan makan. "Aku jadi tidak enak makan di depanmu."

"Makanlah, aku tidak apa-apa kok. Btw, kamu mau ke gangnam juga?"

"Iya, ada urusan yang harus kuselesaikan."

"Basket?"

Dia benar-benar masih mengingatku. "Tidak-tidak sesuatu yang lain."

Dia terlihat berpikir dan itu benar-benar cantik. "Kalo gitu.. date"

"Bukan-bukan", ucapku sembari melambaikan tangan. Aku harus memikirkan sesuatu, akan konyol apabila aku mengatakan tujuanku yang sebenarnya. "Konser, aku ingin menonton konser bersama temanku."

"Sejak kapan kamu suka nonton konser?" iya terlihat tertawa. Dia berpikir bahwa aku telah berubah banyak.

"Aku diajak teman, cuman mau mencoba. Aku bukan seorang fanboy seperti yang kamu pikirkan," ucapku yang menahan wajah yang seperti ingin memerah.

"Alamat emailmu masih sama?" Apa dia mulai tertarik padaku sekarang.

"Iya, "senyumku pasti terlihat aneh sekarang.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 12, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

HELPWhere stories live. Discover now