sebelas.

10.1K 2.6K 292
                                    

"harusnya rina yang tau paling banyak," ujar herin, sambil menyisir rambutnya. malam itu lucy habiskan di kamar bersama herin.

keduanya banyak bercerita. dari bagaimana herin dan lucy bisa berakhir masuk ke panti asuhan dan bagaimana kehidupan mereka sebelum masuk ke panti.

"kenapa bisa rina? bukannya samuel sama kyla yang paling lama disini?" tanya lucy kebingungan.

herin mengangguk, "tapi rina indigo. dia bisa ngomong sama 'mereka yang nggak selamat' dan rina selalu ngobrol sama mereka tengah malem."

"diem-diem dia suka ke basement. kata rina, 'mereka butuh rina untuk dengerin cerita mereka.' seharusnya, rina yang paling tau," jelas herin dan lucy jadi mengangguk paham.

tau gitu dari awal tanyanya ke rina, batin lucy.

"tapi rina keliatan diem. apa emang dia susah buat dideketin?" tanya lucy lagi.

herin menggeleng, "dia cuma nggak suka ngomong dan jaga sikap biar nggak disiksa sama bunda. se-simple itu sebenernya tapi kita aja yang nakal," jelasnya lagi.

"dimana gue bisa temuin dia?" ujar lucy sambil menarik selimutnya, siap tidur.

"dia bisa dimana aja. bisa di kamarnya, bisa di basement, bisa di ruang makan atau di ruang tengah. cewek itu nggak bisa ditebak," cerita herin.



night four, story eight, rina
gadis itu sengaja bangun dari tidurnya. pukul setengah satu pagi dan dirinya mengendap-ngendap menuju lantai satu.

lucy segera menghampiri pintu basement dan seperti dugaannya, pintu terbuka sedikit. tanpa pikir panjang, gadis itu masuk ke dalam ruangan.

perlahan ia menuruni tangga satu persatu dan mengintip dari balik tembok, "lucy?" panggil seorang gadis.

mendengar namanya dipanggil, lucy langsung terlompat kaget. tau dari mana? batinnya.

"kenapa lucy?" tanya rina lagi begitu lucy menampakan dirinya.

lucy mendekati gadis itu dan bergidik ngeri setelah melihat isi basement dengan alat-alat mengerikan yang lucy yakin digunakan untuk menyiksa anak-anak yang lain.

kok berani sih rina disini sendirian? tengah malem pula! batinnya lagi.

"apa lo bisa bantu gue biar kita semua bisa keluar dari tempat ini?" tanya lucy, langsung pada intinya.

lucy tak mau berlama-lama lagi, walau baru lima hari di panti tapi gadis itu tak mau yang lainnya kembali disiksa.

rina menggeleng, "nggak cuma elo. banyak dari 'mereka' yang berusaha buat kabur tapi gagal. akhirnya disiksa bunda dan berakhir meninggal," jelasnya.

lucy berjalan lagi mendekati rina, kali ini ikut duduk di samping gadis itu. "gue cukup yakin kita semuaㅡtermasuk elo juga bisa ninggalin tempat ini. biar 'mereka' yang nggak bisa keluar juga akhirnya bebas, bisa lanjut," jelas gadis itu.

rina jadi terdiam, gadis itu lalu menatap lucy, "ada satu hal yang belum pernah gue coba."

"apa?" tanya lucy semakin penasaran.

"masuk ke kamar paling pojok yang bunda larang untuk masuk. 'mereka' pernah cerita kalau yang nempatin kamar itu adalah satu-satunya orang yang hampir berhasil kabur."

"hah? berarti ada satu anak lagi di panti asuhan ini selain kita?" tanya lucy.

[iv] a story to tell.✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang