delapan.

10.3K 2.9K 948
                                    

night three, story six, kim bomin
"apa bunda kalau ada urusan di luar bisa sampe malem gini ya?" tanya lucy pada gadis yang salah satu matanya tertutup.

gadis itu menoleh, lalu mendekati lucy, "bomin. kim bomin," ujarnya, menyodorkan tangan, "gue rasa kita belum bener-bener kenalan dan guanlin bilang, elo punya rencana untuk keluar dari tempat ini?"

lucy mengangguk, lalu menerima jabatan tangan bomin, "noh lucy. lucy dan iya, gue mau kita semua keluar dari tempat ini."

bomin mengangguk paham, "kalau gitu, mungkin diary bunda bisa jadi petunjuk?" ujarnya.

"diary bunda? maksud elo?" tanya lucy, menemukan satu informasi baru lagi.

"waktu itu gue pernah masuk ke dalem kantor bunda untuk terima mata ini-,"

"hah? alasan elo pake penutup mata bukan karena bunda?" ujarnya kaget, suaranya agak meninggi dan bomin buru-buru menutup mulut gadis itu.

"orang tua gue yang dulu pernah nusuk mata gue dan berakhir buta sebelah. bunda yang ngasih gue mata baru ini, katanya biar gue punya dua mata juga kayak yang lain," ujar bomin sambil membuka penutup matanya.

menunjukan sebuah mata buatan yang tampak indah.

"kenapa elo beda dari yang lain?" tanya lucy.

bomin mengangkat bahunya, "awalnya gue kira bunda baik sampai gue lihat samuel dan kyla. mereka bilang kalau mereka disiksa bunda sampe jadi kayak gitu."

"dan bukan cuma elo, gue dulu juga pernah mau kabur dari sini tapi nggak jadi karena nggak berani. omong-omong soal diary, bunda selalu nulis semuanya di dalem buku itu."

"mungkin ada petunjuk disana," tambah bomin dan lucy segera paham.

"apa diary bunda ada di kantornya?" tanya lucy lagi dan bomin dengan cepat menggeleng.

"bunda memang bawa diary ke kantornya tapi diary itu selalu di simpen di dalem kamarnya," jelas bomin dan berikutnya, lucy meurutuki nasib.

apa memang sesuah itu untuk keluar dari tempat mengerikan ini?

[iv] a story to tell.✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang