lima belas.

9.6K 2.6K 506
                                    

malam itu, pembahasan terkait bunda dan panti asuhan langsung terhenti begitu mereka mendengar suara pintu terbuka. bunda pulang dan wanita itu membawa banyak camilan ringan.

"bunda seneng kalau kalian ngumpul gini," ujar wanita itu, "kita kan kelurga."

mengingat kalimat itu, membuat lucy kembali berpikir. gadis itu menatap langit-langit kamarnya, "gue rasa, bunda sebenernya emang sayang sama anak-anak asuhnya. yang dulu, sama yang sekarang," ujar gadis itu.

mendengar lucy, herin kembali membuka matanya, "tiap malem bunda selalu nangis di kamarnya. emosi bunda memang nggak stabil sejak kejadian satu tahun lalu. tanpa sadar, jadi nyiksa kita dan ini juga alasan elo harus keluar dari sini."

"dua hari lagi bunda bakal keluar. kalau selama ini elo denger bunda keluar karena ada urusan, itu artinya dia ada jadwal ke dokter dan itu kesempatan bagus buat elo keluar dari tempat ini."

lucy memutar badannya, kini menghadap herin, "kenapa cuma gue?" tanyanya.

herin menghela nafas, "karena society won't accept us. se-simple itu lucy dan karena elo masih normal, elo harus pergi." jelas gadis itu.

"tapi gue nggak bisa ninggalin kalian disini," balas lucy lagi.

"inget cy, lusa. itu kesempatan elo," ujar herin, lalu gadis itu kembali memejamkan matanya.



november 2019
jam 11 malam dan gadis bernama lengkap noh lucy itu masih belum bisa tidur. entah apa yang membuatnya gelisah, mau berdiam pada satu posisi saja susah.

menyerah, lucy akhirnya beranjak. gadis itu membuka pintu kamarnya, gelap. lampu rumah banyak yang sudah dimatikan.

gadis itu berjalan menuruni tangga dengan perlahan, tidak mau sampai membuat seisi rumah bangun.

lucy lalu membuka pintu depan dan setelahnya duduk di atas ayunan yang letaknya ada di teras rumah.

ia bersadar, melihat ke langit-langit dan merasakan hembusan angin mengenai wajahnya. wajahnya kembali terangkat begitu mendengar suara dari rumah seberang.

disana, lucy bisa melihat seorang gadis yang mungkin seumuran dengannya atau lebih tua atau lebih muda. entalah tapi lucy segera menghmapiri gerbang rumahnya, "hai!" sapanya.

gadis di seberang rumah itu agak terlompat kaget lalu membalas sapaan lucy sopan. "nggak bisa tidur juga?" tanya lucy lagi, gadis itu mengangguk.

"kita ngobrol yuk," ajak lucy, "aku yang kesana apa kamu yang kesini? aku aja deh yang kesana, boleh?" tanyanya. gadis itu sempat kebingungan tapi setelahnya mengangguk, "boleh."

lucy kembali masuk ke dalam rumahnya, mencari kunci untuk membuka gerbang. setelahnya gadis itu agak berlari kecil menyeberangi jalan.

"aku noh lucy, panggil aja lucy. kelas dua belas di sma manse," ujar lucy, memperkenalkan diri.

gadis itu tersenyum, "aku jang wonyoung, kak. wonyoung, kelas sepuluh di sma akkinda," ujar si gadis rumah seberang.

lucy lalu mengangguk-ngangguk, "kenapa? nggak bisa tidur juga ya?" tanya lucy lagi, kini keduanya duduk di teras rumah wonyoung.

"nggak tau kak, lagi nggak bisa tidur aja. kalau kakak kenapa?" balas wonyoung.

lucy jadi terkekeh, "biasa lah, banyak pikiran. hmm, aku ada cerita nih. kamu mau denger nggak? siapa tau ntar ngantuk-ngantuk sendiri."

"boleh kak, cerita apa?" tanya wonyoung, "cerita yang panjang, kamu siap dengernya?"

jang wonyoung, gadis itu mengangguk, "siap tapi setelah kak lucy selesai cerita, aku juga punya cerita."

[iv] a story to tell.✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang