Jam dinding sudah menunjukkan pukul 8 malam. Arkan belum pulang,Amel mencoba menghubungi Arkan. Sudah sepuluh kali Amel menghubungi Arkan tetapi Arkan belum mengangkatnya. Akhirnya Amel memutuskan untuk mengirim sms kepada Arkan
To Arkan
Cepetan lo pulang gue takut sendirian sekalian lo beliin gue makan. Okeh? Maacii😚Amel melemparkan ponselnya kesembarangan tempat kemudian membaringkan tubuhnya. Btw otw busway, Aura kemana ya? Aura udah balik kehabitatnya lima belas yang lalu makanya Amel merasa sunyi,sepi,tiada yang menemani.haha
Tak lama kemudian ponsel Amel bergetar. Amel mencari ponselnya kesana kemari,Amel sudah membalik balikkan bantal,guling,bed cover,dan selimut tetapi tetap saja tidak ada. Amel memutuskan untuk melihat ke bawah tempat tidur,ternyata ponselnya berada disana dalam keadaan sedikit retak. Amel mengelus layar ponselnya itu seakan akan ponsel itu menangis. Amel kadang seperti itu,suka gila suka aneh dan yah.. suka Arkan. Eh paan sih
Ternyata ada sebuah pesan dari Arkan.
From Arkan
Sktr 1 jm lg gw plg. Iy nnt gw bliin"Aaaa Arkan baik banget sih. Sayang elo deh muah. Eh tapi, iya kalo Arkan sayang sama gue kalo gak? Aduh merana dedeq maz." Nahkan, otak Amel mulai aneh lagi.
----
Ditempat lain, Arkan dan Kayra sedang berada disebuah mall. Arkan dan Kayra masuk kesebuah toko yang menjual segala jenis bucket.Arkan meminta tolong kepada Kayra untuk memilih bucket karena besok Arkan berencana akan membuat Amel jadi miliknya a.k.a jadian. Kayra mengikuti Arkan dengan wajah yang sulit diartikan.
"Siapa sih Amel itu? Secantik apa sih dia sampe bisa buat Arkan suka sama dia? Gue bakal buat dia jauh dari Arkan. Liat aja!" kesal Kayra dalam hati
"Heh! Kok malah ngelamun. Bantuin kek nyariin bucketnya." Panggilan Arkan seketika menyadarkan Kayra dari lamunannya.
"Eh iya iya. Sorry sorry tadi gue melamun." Kayra tersenyum kikuk dan Arkan mengangguk.
"Btw, lo kenapa ngelamun? Lo lagi banyak utang ya?" Arkan hanya terkekeh pelan sementara Kayra hanya mendengus kesal.
"Dalam sejarah yang namanya Kayra Larisya Angelia itu gak pernah ngutang." cerocos Kayra
"Iyain aja deh mana tau besok lo udah rest in peace, haha." Arkan tertawa sementara Kayra makin menguatkan dengusannya.
"Udah ayok ah. Lama lo kayak keong racun." Arkan menarik tangan Kayra. Kayra tertegun sambil memandangi tangannya yang ditarik Arkan. Seketika jantung Kayra tidak terkendali dan pipinya merah,untungnya Arkan memunggunginya.
"Bahaya banget nih buat kesehatan jantung gue. Lepasin gak ya tangan Arkan? Kalo dilepasin gue rugi waralaba,tapi kalo gak gue lepasin bisa mati ditempat gue" batin Kayra
"Em.. Arkan tang..tangan gue lep..lepasin dong gak enak liatin orang." Memang benar, sekarang mereka sedang menjadi perhatian beberapa pembeli yang berada ditoko bucket itu.
"Sorry sorry,abisnya lo amat sih kayak keong nenek gue." cibir Arkan.
"Kan sini deh. Kayaknya nih bucket yang ini cocok buat Am..am.. Am apa ya?"
"Amel."
"Nah iya,Amel. Soalnyakan biasanya cewe itu suka warna warna yang soft gitu." Kayra mengambil sebucket bunga berwarna soft pink.
"Emm iya sih. Yaudah,ambil ini aja deh. Tapi gue harus nyanyi gak ya? Kayak di film film gitu." ucap Arkan sedikit ragu.
"Ya iyalah pe'a. Biar ada kesan romantisnya gitu." Kayra memukul bahu Arkan sedikit kuat karena kesal dengan sahabatnya ini.
"Lagu apaan yang bakal gue nyanyiin?" Kayra mengetuk ngetukkan telunjuknya didagu seperti sedang berpikir lagu apa yang cocok untuk Arkan. Walaupun Kayra memberi Arkan saran,tapi tanpa Arkan tau sebenarnya Kayra kesal,marah, cemburu,dan tidak suka bila Arkan dengan Amel.
"Gimana kalo just the way you are?" Arkan mengernyitkan dahinya tanda dia sedang bingung
"Ck, itu yang dibawain bruno mars, pe'a" Arkan menggangguk kemudian ber'oh' ria.
"Taukan?" Arkan mengangguk lagi.
"Yaudah,abis ini kita beli makan dulu ya untuk si Amel soalnya tadi dia bilang dia belum makan malam." Kayra mengernyitkan dahinya seakan tak paham maksud Arkan.
"Dia tinggal diapartment gue. Emang gue sih yang minta dia tinggal diapartment gue,cuma seminggu sih." jelas Arkan.
Telinga Kayra sudah panas mendengarnya,apalagi saat Arkan mengatakan bahwa dirinya yang meminta Amel untuk tinggal diapartmentnya. Pupus sudah harapan Kayra. Tapi bukan Kayra namanya kalo menyerah. Dia akan menghalalkan segala cara demi mendapat keinginannya.
"Yaudah pulang yuk. Kasian kan si Amel diapartment lo sendirian." ajak Kayra dan Arkan mengangguk. Baru saja mereka ingin berjalan menuju kasir,ponsel Arkan bergetar. Arkan mengeluarkan ponselnya kemudian mengangkat telpon dari Amel
"ARKAN CEPET LO PULANG GUE UDAH LAPER PLUS NGANTUK. CEPETAN. KALO LO GAK PULANG JUGA GUE BAKAL KELUARIN BAJU BAJU LO SEMUA"
Arkan menjauhkan ponselnya dari telinganya karena suara toa Amel yang dapat menyebabkan kerusakan pada gendang telinga.
"Iya ini udah mau balik"
"Emangnya lo pergi sama siapa sih?"
"Kayra. Sahabat waktu gue SD"
"Oh sama tuh cewek. Yauda selamat bersenang senang. Bhay"
"Lo jang-"
Tut..tut..tut..
Amel memutuskan telponnya secara sepihak. Arkan menjambak rambutnya gemas karena dia tau bahwa Amel marah padanya. Apakah Amel akan menerimanya besok?. Kayra yang melihat Arkan seperti itu hanya mendecak pelan karena kesal.
"Amel pasti marah sama gue. Aduh gimana besok nih? Gue diterima gak ya? Sumpah,ini lebih sulit daripada mengambil duri ikan yang ada di daging ikan" batin Arkan
"Apa segitu cintanya ya lo sama Amel? Apa gak ada lagi celah dihati lo?" batin Kayra
Yah Amelnya ngambek
Hayoloh maz Arkannya harus tanggung jawab hihi
Tapi kayaknya besok Amel gak jomblo lagi deh hihiJangan lupa Vomment ya
Jangan jadi siders mulu
Hargai karya authorSampai ketemu dipart berikutnya
KAMU SEDANG MEMBACA
A dan A [Completed]
Teen FictionArkan Athalariq Alzetta. Laki laki yang sudah menjadi teman sebangku seorang perempuan bernama Amelia Arsyia Armenia selama kurang lebih 6 tahun. Sifat mereka sangat bertolak belakang. Arkan memiliki sifat dingin dan irit bicara,sedangkan Amel memil...