"AMEL!" teriak Arkan dan Aura bersamaan. Bagaimana mereka tidak berteriak, mereka sangat terkejut melihat keadaan Amel yang sudah tidak memakai seragam a.k.a hanya meninggalkan kaos dalamnya,rambutnya acak acakan, disudut bibirnya terdapat darah segar yang mengalir,pelipis kanan yang sudah mengeluarkan darah, dipipi kanannya terdapat cap tangan dan dipipi kirinya sudah ada luka memar.Amel pingsan karena mungkin tidak dapat menahan rasa sakitnya.
Arkan langsung membuka seragamnya dan memasangkannya ditubuh Amel,tidak perduli dengan tatapan manusia yang melihat mereka berdua. Setelah itu,Arkan menggendongnya ala bridal style menuju UKS. Aura sudah pergi mencari si dua medusa itu sambil menangis.
----
Arkan meletakkan Amel ditempat tidur UKS dengan perlahan. Arkan mengambil baskom yang ada dimeja UKS dan mengambil handuk dilemari dekat meja itu kemudian mengisinya dengan air hangat dari dispenser UKS. Setelah diambil, Arkan memeras handuk itu kemudian perlahan menempelkan handuk itu diluka memar Amel. Setelah diluka memar Amel,pindah kesudut bibir Amel. Setelah itu,pindah kepelipis Amel. Arkan mengambil plester dari kotak P3k yang tersedia DI UKS. Arkan sangat sedih melihat keadaan Amel yang kacau seperti ini. Rasa sesal itu kembali muncul didirinya sampai sampai Arkan meruntuki kebodohan dirinya karena telah mempercayai si pengkhianat itu.
Sementara ditempat lain, Aura sedang mencari keberadaan dua medusa kejam itu. Aura meruntuki dirinya kenapa tadi dia tidak menemani Amel.
"Bodoh bodoh bodoh. Gue bodoh. Gue gak bisa jadi sahabat yang baik buat dia. Bodoh. You're stupid girl, Aura" runtuk Aura dalam hati.
Saat melewati taman belakang sekolah, Aura berhenti dan menajamkan pengelihatannya. Emosi Aura semakin memuncak saat melihat orang yang sedaritadi dicarinya sedang tertawa sangat sangat bahagia. Aura berjalan mendekati mereka berdua dan..
Bugh!
Bugh!
Bugh!
Bugh!
Empat pukulan sukses melayang dipipi mereka berdua. Pukulan tersebut sama kuatnya seperti Aura belajar karate dulu. Dua orang itu terkejut saat melihat siapa yang dihadapan mereka. Mereka ingin membalas pukulan Aura,tapi sayangnya tangan Aura sudah menangkap tangan mereka terlebih dahulu kemudian menghempaskannya kasar.
"Apa maksud lo nonjok gue sama Vanessa,hah?!" tanya orang itu.
"Seharusnya gue yang nanya gitu, apa maksud lo buat sahabat gue sampe kayak gitu?!" balas Aura dengan nada meninggi dan tangan terkepal kuat.
"Karena gue gak suka sama Amel." jawab Kayra enteng.
"Lo ya?! Ugh katanya." ucap Kayra sambil menunjukkan kepalan tangannya didepan wajah Kayra kemudian menghempaskannya.
"Kok gak jadi nonjok gue? Kenapa? Lo takut? Yauda,kalo lo takut biar kita aja yang nonjok. Itung itung pembalasan buat tadi." Kayra menaikkan kepalan tangannya diudara,saat Kayra ingin memukul Aura tiba tiba tangannya ditahan Vanessa.
"Jangan tonjok dia." ucap Vanessa. Kayra mengernyitkan dahinya bingung.
"Gue pantes dapatin ini. Gue pantes. Gak seharusnya karena gue suka sama Arkan gue jadi kayak gini. Gue udah gak mau jadi partner lo lagi." sambung Vanessa kemudian melangkah pergi dari tempat itu. Baru beberapa langkah Vanessa berjalan, pergelangan tangan Vanessa ditahan Kayra. Vanessa terpaksa menghentikan langkahnya dan membalikkan badannya. Vanessa dan Aura terkejut saat Kayra tiba tiba mengeluarkan pisau lipat dari kantung roknya.
"Lo mau pergi gitu aja? Lo gak ingat siapa yang ngajak gue kerja sama? Lo kan? Jadi sekarang lo harus bantuin gue sampe tuntas." ucap Kayra sambil menodongkan pisau lipat itu keperut Vanessa. Vanessa meneguk salivanya dengan susah payah kemudian mengangguk.
"Amel dimana?" tanya Kayra kepada Aura. Aura menggeleng. Kayra langsung menodongkan pisau lipat itu keperut Aura.
"Jawab gue! Amel dimana?!" Aura masih menggeleng. Kayra berjalan mendekati Aura,saat ada kesempatan Vanessa melarikan diri dan ingin memberitahukan ini kepada guru BP.
"Vanessa mau kemana lo?! Ah gak penting deh dia,yang penting ini nih sahabatnya cewek yang paaalingg gue benci. Gue tanya sekali lagi,dimana Amel?"
"Sama Arkan!" ketus Aura.
"Dimana?"
"Diparkiran!" jawab Aura asal.
"Serius lo?" Aura mengangguk.
"Awas kalo lo bohong,habis lo sama gue." ucap Kayra kemudian pergi menuju tempat yang dikatakan Aura. Aura berlari dari tempat itu menuju UKS.
----
Aura berlari sampai sampai tanpa sadar Aura menabrak seseorang, yaitu kekasihnya.
"Kamu kenapa?" tanya Alvin.
"Aku takut,Vin. Aku takut." jawab Aura.
"Kamu takut kenapa? Kamu diancam sama orang?" Aura mengangguk.
"Siapa orangnya?"
"Kayra." jawaban Aura membuat emosi Alvin meninggi. Aura yang mengetahui Alvin emosi langsung menggeleng kepalanya.
"Aku gapapa. Kamu jangan emosi ya." Alvin menghela napas pasrah kemudian mengangguk.
"Yauda kita pulang ya." Aura mengangguk.
"Bilang dulu ya sama Arkan sama Amel. Mereka di UKS" Aura dan Alvin menuju UKS. Setelah sampai di UKS mereka langsung pamit pulang dengan Arkan karena Amel belum sadarkan diri.
"Kalo Amel udah sadar,telpon gue ya,Kan." Arkan mengangguk.
Saat Aura dan Alvin melangkahkan kakinya keluar dari UKS,mereka yang ada diuks melihat Kayra ditengah tengah polisi dan guru guru. Alvin dan Arkan saling menukar pandangan kemudian menatap Aura meminta penjelasan.
"Dia tadi nodong gue sama Vanessa pake pisau yang di bawa dia terus tadi Vanessa lari gak tau kemana." jelas Aura.
"Eunghh!" Amel melenguh pelan. Arkan yang melihat itu tersenyum kearah Amel.
"Alvin, Aura lo ngapain disini?" hati Arkan mencelos karena dia kira Amel akan menyapanya. Arkan ingin sekali menertawakan dirinya karena terlalu berpikir jika Amel akan menyapanya.
"Eh lo udah sadar,Amel. Tadi gue yang bawa lo kesini." Amel hanya membalas ucapan Arkan dengan senyuman. Sakit? Itu yang dirasakan Arkan.
"Gue mau pamit pulang. Yauda gue sama Alvin balik ya." jawab Aura kemudian Amel mengangguk.
"Ati ati lo berdua ya." Alvin dan Aura mengangguk kemudian keluar dari UKS.
"Amel,mama gue titip salam buat lo." celetuk Arkan.
"Salam balik. Makasih." balas Amel kemudian berusaha bangkit dari tempat tidur UKS.
"Lo mau ngapain?"
"Mau pulang. Permisi." jawab Amel sambil berjalan keluar dari uks dengan kepala yang masih sempoyongan.
"Gue antar aja ya."
"Gausa. Makasih." hati Arkan terasa sakit. Sepertinya memang benar jika Amel sudah marah dan kecewa kepadanya.
"Maafin gue Amel" batin Arkan
Yeayy Kayranya ditangkep polisi yeayy
Medusa 1 sudah hilang.
Semoga medusa 2 tobat yak.
Aminnn...Sampai ketemu dipart berikutnya
KAMU SEDANG MEMBACA
A dan A [Completed]
Ficção AdolescenteArkan Athalariq Alzetta. Laki laki yang sudah menjadi teman sebangku seorang perempuan bernama Amelia Arsyia Armenia selama kurang lebih 6 tahun. Sifat mereka sangat bertolak belakang. Arkan memiliki sifat dingin dan irit bicara,sedangkan Amel memil...