Hari ini tepat seminggu Arkan sadar dari komanya dan Arkan memaksa untuk pulang padahal keadaannya belum benar benar pulih. Setelah pulang sekolah tadi Amel langsung pergi kerumah sakit dan pastinya sudah mengabari bundanya.
"Ayolah,Kan seminggu aja lagi kamu istirahat disini ya." bujuk Amel.
"Gak mau!. Lagian apa bedanya istirahat disini sama diapartment? Sama sama istirahatkan?" bantah Arkan.
"Kalo kamu istirahat disini kan dokter bisa lebih gampang mantau keadaan kamu." ucap Amel melembut.
"Yaudah kalo gitu dokternya aja suruh datang keapartment aku." balas Arkan.
"Ya mana bisa gitu,kalo dokternya lagi sibuk gimana? Kamu kira dari rumah sakit ini keapartment kamu deket apa? Jauh!" ucap Amel dengan nada sedikit meninggi.
"Bodo. Intinya aku mau balik. Titik!" Amel menghela napas kasar. Amel harus memiliki kesabaran ekstra jika Arkan sudah keras kepala.
"Ter-se-rah. Udah es,pala batu lagi. Aku mau pulang." ucap Amel sambil berjalan menjauh dari brankar Arkan. Baru saja Amel melangkahkan kakinya sebanyak 5 langkah,Arkan memanggilnya dengan nada yang lembut. Amel mengurungkan niatnya untuk pulang dan berjalan mendekati brankar Arkan.
"Apa batu?!" ketus Amel. Arkan terkekeh pelan kemudian tersenyum.
"Dih ketus banget sih sama cowok sendiri." ucap Arkan.
"Bodo! Paan manggil manggil?!"
"Iya iya deh aku ngalah. Aku bakal istirahat disini,tapi 3 hari aja ya." Arkan memasang wajah memelas dan mengeluarkan puppy eyes miliknya. Amel sekuat tenaga menahan benteng pertahanannya agar tidak meng iya kan kemauan Arkan itu.
"Tolong jangan masang puppy eyes gitu dong. Gak kuat, sumpah" batin Amel
"Gak! Se-ming-gu. Gak ada tawar menawar!" ketus Amel. Arkan langsung mengerucutkan bibirnya dan hampir saja benteng pertahanan Amel runtuh.
"Yaudah deh aku ngalah. Aku bakal istirahat disini selama seminggu. Tapi kamu temenin aku ya selama disini." Amel mengangguk kemudian tersenyum.
"Tapi inget,obatnya tetep diminum." peringat Amel.
"Baik nyonya Alzetta " ucap Arkan. Rona merah dipipi Amel tidak bisa disembunyikan lagi karena Arkan menyebut dirinya 'nyonya Alzetta'
"Kamu selalu bisa bikin aku baper" batin Amel
"Pipinya nyonya Alzetta kok merah kayak tomat? Baper ya?" goda Arkan. Amel langsung menepuk pelan lengan Arkan kemudian tersipu malu sambil menggoyangkan tubuhnya kekanan dan kekiri.
"Sok imut!" ledek Arkan.
"Bodo. Udah ah aku balik ya udah jam 6 sore soalnya." Arkan mengangguk. Pada saat Amel melangkah, di langkah ketiga Arkan kembali memanggilnya. Amel berdecak sebal kemudian membalikkan tubuhnya menghadap Arkan dengan memasang wajah datar.
"Kesini bentar deh ada yang mau aku omongin." Amel berjalan mendekati brankar Arkan lagi kemudian Arkan menyuruh Amel untuk menunduk dan mengecup dahi Amel lama. Melepaskan rasa rindunya yang sudah lama dia pendam selama dia koma dan baru terbayar saat ini dengan cara mengecup dahi Amel lama. Arkan menjauhkan bibirnya dari dahi Amel kemudian berpindah ke pipi Amel. Arkan mengecup kedua pipi Amel secara bergantian. Amel hanya terkikik pelan melihat tingkah pacarnya itu. Setelah dari pipi,bibir Arkan berpindah ke bibir Amel. Namun,saat ingin melumatnya seorang suster masuk kedalam ruangan Arkan dan alhasil gagallah.
"Ganggu banget sih nih suster" batin Arkan
"Mas Arkan minum obat dulu ya abis itu istirahat." Arkan membalasnya dengan dehaman.
"Aku pulang ya,Arkan." pamit Amel kemudian Arkan mengangguk lemah. Amel berjalan keluar dari ruangan Arkan dan berjalan lagi menuju pintu keluar rumah sakit agar dirinya pulang keistana ternyamannya.
----
"AMELL YANGG CANTIKK UDAHH PULANGG YUHUUU!!" teriak Amel sambil membuka sepatunya dan melemparnya asal. Tanpa Amel sadari sepatu yang dia lempar asal mengenai wajah seseorang yang sedang tertidur di sofa ruang tamu. Orang itu terbangun karena ada sesuatu yang mengenai wajahnya.
"Aduhh. Siapa sih yang dinimpuk gue?" tanya orang itu sambil mengusap wajahnya yang terasa sakit. Amel yang sadar ada suara seseorang langsung berlari menuju kamarnya.
"WOII JANGAN LARI LO!!" orang itu bangun kemudian mengejar Amel. Amel terus saja berlari tanpa melihat siapa yang mengejarnya.
"Ampunn gue gak sengaja." ucap Amel sambil berlari.
"Berhenti lo disitu." Amel sepertinya mengenal suara itu. Amel berhenti kemudian membalikkan badannya dan ternyata itu sepupu kesayangan.
"Aaa Legard guee!!" Amel berlari kearah sepupunya itu kemudian memeluknya tanpa izin.
"Lepas! Gue gak sudi dipeluk lo!" ketus Legard. Amel melepaskan pelukannya kemudian wajahnya berubah menjadi sedih.
"Udah gausah sok sedih lo. Sini gue peluk!" Legard memeluk sepupunya itu. Amel membalas pelukan Legard dengan sangat erat. Sesaat kemudian Legard melepaskan pelukannya kemudian Amel melakukan hal yang sama.
"Lo kapan balik dari Amrik?" tanya Amel.
"Baru aja." jawab Legard
"Baru aja? Berarti dari bandara lo langsung kesini dong?" Legard mengangguk.
"Oleh olehnya mana?" tanya Amel. Legard hanya mengedikkan bahunya kemudian berjalan menuju kamar Amel. Amel berdecak sebal kemudian mengikuti sepupunya itu.
"Lo ngapain dikamar gue sih? Kamar tamukan dibawah." ucap Amel kesal.
"Suka suka gue." balas Legard kemudian menutup matanya dan terlelap ditempat tidur Amel. Lagi lagi Amel berdecak sebal dan memutuskan untuk turun kebawah. Saat sudah sampai dibawah,Amel melihat sebuah koper yang ada diruang tamu. Amel mendekati koper itu dan mengelilingi koper itu.
"Kayaknya ini punya si Legard. Buka ah mana tau ada oleh olehnya" batin Amel
Amel membuka koper itu kemudian didalamnya ada sebuah bagpaper berwarna pink volcadot yang membuat matanya berbinar. Di bagpaper itu terdapat tulisan 'untuk sepupu: Amelia'. Amel membuka bagpaper itu dan matanya melotot. Bagaimana tidak melotot,didalam bagpaper itu terdapat bikini berwarna black volcadot. Amel membawa bikini itu kekamarnya. Setelah sampai dikamarnya,Amel melempar bikini itu tepat mengenai wajah Legard. Legard terkejut kemudian membuka matanya.
"Apa apaan sih main lempar nih bikini kemuka gue?" sungut Legard.
"Lo punya otak gak sih,Gard?! Masa lo ngasi gue bikini. Lo kira gue suka apa pake kayak gitu?!" omel Amel.
"Yauda sih,kalo gak suka disimpen aja. Hargai pemberian orang." ucap Legard kemudian kembali menuju alam mimpinya a.k.a tidur.
"Dosa apa gue punya sepupu kayak gini Ya Allah" batin Amel
Udah punya cowo keras kepala ditambah punya sepupu kayak gitu. Astaga.
Elus dada sampe bolong aja ya Amel haha.
Sabar sabar.Sampai ketemu dipart berikutnya
KAMU SEDANG MEMBACA
A dan A [Completed]
Fiksi RemajaArkan Athalariq Alzetta. Laki laki yang sudah menjadi teman sebangku seorang perempuan bernama Amelia Arsyia Armenia selama kurang lebih 6 tahun. Sifat mereka sangat bertolak belakang. Arkan memiliki sifat dingin dan irit bicara,sedangkan Amel memil...