"DEK OI DEK BANGUN UDAH JAM SENTENGAH 7 INI AELAH." teriak Arsyil dari luar kamar Amel.
"BERISIK BANGET SIH ELO BANG." cibir Amel.
"BANGUN ATAU LO GAK GUE ANTARIN LO SEKOLAH." ancam Arsyil.
Amel menyumpah serapahi abangnya karena selalu mengancam, ya contohnya seperti tadi.
"IYA GUE UDAH BANGUN. LO TUNGGU AJA GUE DIMEJA MAKAN." teriak Amel tak kalah kencang.
Dengan berat hati Amel bangun dan pergi kekamar mandi untuk bersih bersih.
Sekitar 20 menit barulah Amel keluar dari kamar mandi kemudian memakai seragam sekolahnya setelah itu menyisir rambut pirangnya dan mengikatnya seperti pony tail setelah itu,Amel memakai sepatunya kemudian turun dari kamarnya.
----
"Pagi Ayah,pagi Bunda,pagi Abang" sapa Amel yang baru saja turun dari tangga.
"Pagi,Sayang." balas kedua orang tuanya yang sudah sedari tadi dimeja makan.
"Pagi kebo" balas Arsyil.
"Abang, gak boleh gitu sama adik sendiri." peringat bunda.
"Nih,Mel sarapan kamu." ucap bunda sambil memberikan selembar roti selai coklat.
"Susunya mana, Bun?" tanya amel.
"Nih susunya."
Dengan secepat kilat Amel memakan roti dan meminum susunya karena jam dinding sudah menunjukkan pukul 06.55.
"Bung,udo yok." ucap Amel tidak jelas karena mulutnya penuh dengan roti dan susu.
"Telan dulu,Sayang." ucap ayah.
"Hah! Bang, udah yok." ajak Amel.
"Yaudah,abang berangkat ya." ucap Arsyil sambil menyalami tangan kedua orang tuanya.
"Amel pergi sekolah dulu ya." ucap Amel sambil menyalami tangan kedua orang tuanya.
"Assalamualaikum." ucap Arsyil dan Amel bersamaan.
"Walaikumsalam."
----
Didalam mobil hanya keheningan yang menyelimuti abang beradik ini. Tak satupun ada yang membuka suara. Tanpa terasa mereka telah sampai didepan gerbang sekolah Amel.
"Gue berangkat. Assalamualaikum." pamit Amel kemudian turun dari mobil abangnya.
Saat Amel Berjalan kearah gerbang sekolahnya, ada suara motor yang sangat familiar ditelinga Amel dan Amel langsung berhenti didepan motor itu sambil merentangkan tangannya.
"Lo mau mati ya!" ucap sang pemilik motornya dengan nada dingin.
"Bonceng gue sampe ke parkiran aja. Gue mager mau jalan." ucap Amel dengan memasang puppy eyes.
"Gak!" tolak sang pemilik motor dengan nada dingin.
"Please,Kan." ucap Amel dengan nada memelas.
Sang pemilik motor mendengus kasar dan akhirnya mengizinkan Amel untuk naik kemotornya.
"Yeay makasi Arkan,gue sayang lo." ucap Amel girang.
Ya pemilik motor itu adalah Arkan, teman sebangku Amel.
----
Sampainya diparkiran, banyak yang melihat bahkan berbisik saat melihat Arkan membonceng perempuan karena sebelumnya mereka tak pernah melihat Arkan membonceng perempuan.
"Turun!" perintah Arkan dingin.
"Iya,btw makasih ya." ucap Amel kemudian pergi meninggalkan Arkan yang masih membenarkan jambul kesayangannya.
----
Saat Amel berjalan dikoridor, ada seseorang yang menepuk bahunya sontak saja Amel langsung melihat kebelakang ternyata 'Aura' sahabat Amel dari kelas 10 sampai sekarang.
"Eh elo Au, gue kirain siapa. Ada apa?" tanya Amel.
"Tadi pagi lo dibonceng si Arkan ya?" tanya Aura.
Ternyata kurang dari 5 menit berita Amel dibonceng Arkan sudah tersebar ke segala penjuru sekolah.
"Lo tau darimana?" tanya Amel.
"Udah tersebar kali,Mel." jawab Aura.
"Iya gue mager jalan,jadi gue minta si Arkan bonceng gue." ucap Amel.
Tiba tiba seseorang menyiram Amel dan Amel langsung terdiam.
"Eh, lo gausa kegatelan ya minta bonceng segala sama Arkan. Arkan itu calon pacar gue!" ucap seseorang.
"Apa lo bilang? Arkan calon pacar lo? Dirumah lo punya kaca gak sih? lo itu ngaca dong, Arkan mana mau sama cabe kayak lo." ucap Amel tak kalah garangnya.
"Berani lo sama gue ya HAH!"ucap seseorang dan terjadilah asik jambak menjambak.
"Udah Amel,Vanessa udah." ucap Aura berusaha melerai tapi hasilnya nihil.
"Lo seharusnya ngaca makeup lo itu udah kayak tante tante." ucap Amel sambil menarik rambut Vanessa dan akhirnya Vanessa terjerembab kelantai.
"Lo juga gausah kegatelan sama Arkan." ucap Vanessa yang juga menarik rambut Amel hingga Amel terjerembab kelantai.
"Aduh, gue harus apa ya?" ucap Aura yang panik.
Banyak murid yang melihat kejadian itu tapi tak satupun ada yang berani melerai.
"Arkan. Iya Arkan." Aura langsung berlari meninggalkan Amel dan Vanessa kemudian mencari Arkan.
Aura mencari Arkan kekelas tapi tidak ada ke parkiran juga tidak ada akhirnya Aura menemukan Arkan di kantin.
"Arkan, tolongin gue." ucap Aura.
Arkan hanya menaikkan sebelah alisnya tanda dia sedang bertanya 'ada apa'.
"Vanessa sama Amel jambak jambakan di koridor tolong pisahin." ucap Aura tapi, Arkan malah tidak perduli dengan ucapan Aura tadi.
Aura mengusap kasar wajahnya kemudian menarik paksa tangan Arkan. Akhirnya Arkan berdiri mengikuti kemana Aura membawanya.
"Berhenti!" perintah Arkan dengan nada dinginnya mereka berdua pun langsung memberhentikan acara jambak menjambak rambut mereka.
"Kenapa?" tanya Arkan.
"Apanya kenapa,Kan?" tanya Amel.
"Jambak." jawab Arkan.
"Si Vanessa deluan nyiram gue karna dia ga terima lo bonceng gue tadi terus dia bilang dia itu calon pacar lo." jelas Amel.
Vanessa langsung bergelayut manja di lengan Arkan, "Kamu calon pacar akukan?"
"Lepas!" perintah Arkan.
"Kamu kenapa sih kok gak mau sama aku? aku kurang apa,Arkan? kamu mau ya jadi pacar aku." ucap Vanessa masih bergelayut manja di lengan Arkan.
"Gak dan gak akan pernah!" ucap Arkan sambil melepaskan tangan Vanessa dari lengannya.
Vanessa langsung berlari pergi dari kerumuman orang orang dengan wajah memerah menahan malu karena Arkan berani menolaknya mentah mentah didepan umum.
"Semua bubar!" perintah Arkan.
"Tolong bawa tas Amel ke kelas." perintah Arkan ke Aura dan Aura hanya mengangguk.
"Lo ikut gue!"
Kira" Amel dibawa kemana yaaa hmmm
KAMU SEDANG MEMBACA
A dan A [Completed]
Fiksi RemajaArkan Athalariq Alzetta. Laki laki yang sudah menjadi teman sebangku seorang perempuan bernama Amelia Arsyia Armenia selama kurang lebih 6 tahun. Sifat mereka sangat bertolak belakang. Arkan memiliki sifat dingin dan irit bicara,sedangkan Amel memil...