Ini adalah hari sabtu yang artinya sebagian sekolah dan kantor didunia libur. Sekarang jam 9 pagi dan Amel akan kerumah sakit karena hari ini Arkan akan keluar dari rumah sakit pada jam setengah 10 setelah seminggu dirinya istirahat atas perintah Amel. Amel sudah bersiap siap untuk pergi kerumah sakit,tapi entah kenapa dirinya malas untuk membawa mobil sendiri. Tiba tiba ide cemerlang terlintas dikepalanya. Amel turun kekamar tamu—kamar Legard yang berada dilantai bawah.
Tok..tok..tok..
Belum ada jawaban dari siempunya kamar.
Tok..tok..tok..
Amel berdecak sebal kemudian kembali mengetuk pintu kamar Legard lagi.Tapi kali ini Amel mengetuknya brutal sampai akhirnya sang empunya kamar membuka pintu dan memperlihatkan muka bantalnya yang lucu.
"Anterin gue ke rumah sakit se-ka-rang." setelah mengucapkan itu Amel berjalan keruang tamu dan meninggalkan Legard yang nyawanya masih terkumpul setengah. Memang selama Legard disini,Legardlah yang mengantar Amel kerumah sakit. Tempat dimana Arkan dirawat.
"Mau kemana lo,Dek?" tanya Arsyil yang baru saja timbul entah darimana.
"Kerumah sakit." jawab Amel tanpa melihat Arsyil karena sedang sibuk dengan ponselnya.
"Udah bilang bunda sama ayah?" Amel menggeleng.
"Yauda bilang dulu gih sana." Amel mengangguk kemudian mengunci dan meletakkan ponselnya diatas meja ruang tamu.
"Oh ya, ayah sama bunda dimana?" Arsyil menunjuk kearah kamar ayah dan bunda. Amel mengangguk. Amel berjalan kearah kamar ayah dan bunda. Saat Amel sudah sampai didepan pintu kamar ayah dan bunda,Amel mendengar suara aneh dari dalam sana. Amel mendengar seperti ada suara.. You know what i mean:v. Akhirnya Amel mengurungkan niatnya untuk mengetuk pintu kamar ayah dan bundanya dan memutuskan untuk kembali duduk diruang tamu.
"Udah minta izin sama ayah sama bunda?" Amel menggeleng.
"Kenapa?"
"Kayaknya bunda sama ayah lagi.."
"Lagi apa?" tanya Arsyil penasaran.
"Lagi iya-iya bang." jawab Amel sambil menunduk malu.
"Iya-iya paan sih dek?"
"Make a baby." jawab Amel asal.
"Buat dede gemes?" Amel mengangguk.
"Yaudalah gausah diganggu. Lo pergi sama siapa kerumah sakit?" tanya Arsyil.
"Sama gue." jawab Legard yang baru saja bergabung diruang tamu.
"Gue pergi ya, Bang" pamit Amel kemudian berjalan menuju pintu utama.
"Tante sama om kemana,Syil?" tanya Legard.
"Didalam kamar. Lagi buat dede gemes." Legard mengangguk kemudian berjalan menyusul Amel.
----
Sesampainya dirumah sakit,Legard memarkirkan mobil Amel ditempat yang sudah disediakan. Setelah itu mereka berdua keluar dari mobil kemudian berjalan masuk kedalam rumah sakit menuju ruangan Arkan. Setelah sampai,Amel melihat Arkan dari kaca kecil didepan pintu ruangan Arkan. Betapa terkejutnya Amel karena Arkan sudah tidak ada lagi diruangan itu. Amel membuka slingbagnya untuk mengambil ponselnya. Amel mengobrak abrik semua isi slingbag nya karena ponselnya tidak ada. Amel menepuk dahinya karena baru ingat kalau ponselnya tertinggal dimeja ruang tamu. Legard merasa ada yang aneh dari sepupunya ini langsung melihat kedalam ruangan Arkan dan reaksi Legard sama seperti Amel. TER-KE-JUT.
"Cowo lo kok gak ada didalam?" tanya Legard.
"Gue gak tau. Pinjem hp lo dong,gue mau nelpon Arkan." Legard mengeluarkan ponselnya dari kantung celana jeans nya kemudian memberikan ponselnya kepada Amel. Amel membuka screenlock ponsel Legard kemudian membuka aplikasi telepon dan mengetikkan nomor Arkan. Sudah 5 kali Amel menelpon Arkan,tapi tidak diangkat juga.
"Angkat dong,please. Jangan buat gue khawatir" batin Amel
"Gimana? Diangkat?" Amel menggeleng.
"Yauda kita apartmentnya aja ya." Amel mengangguk.
"Tolong lo tunjukin arahnya." Amel mengangguk.
----
"Belok kiri abis itu lurus aja. Udah lurus entar ada perempatan belok kanan." ucap Amel. Legard pun mematuhi ucapan Amel.
Setelah sampai disebuah gedung yang berisi apartment apartment yang salah satunya ada apartment Arkan. Mereka berdua turun dari mobil kemudian berlari masuk kedalam gedung itu."Argh lama banget lagi liftnya turun." ucap Amel kesal.
Tak lama kemudian banyak orang yang keluar dari lift itu. Dengan segera Amel menarik tangan Legard untuk masuk kedalam lift. Amel menekan lantai 4.
Ting.
Pintu lift pun terbuka dan dengan kecepatan setara flash Amel berlari menuju apartment Arkan, meninggalkan Legard yang jauh dibelakangnya. Setelah sampai didepan pintu apartment Arkan, Amel segera membuka kata sandi untuk membuka pintu itu. Setelah terbuka,Amel segera masuk kedalam sambil meneriakkan nama Arkan. Sudah berulang kali Amel memanggil nama Arkan,tapi tetap saja tidak ada yang menjawab. Amel duduk disofa dengan perasaan yang khawatir. Tanpa sengaja Amel melihat secarik kertas berada disebelahnya. Karena penasaran,Amel mengambil kertas itu dan membaca isinya.
Kalo kamu nyari aku,aku ada dirumah papa. Maaf aku gak ngabarin kamu kalo aku udah balik.
TTD
Pacar Amel.Setelah membaca surat itu,Amel segera keluar dari apartment Arkan kemudian mencari Legard.
"Gard,anterin gue kerumah bokapnya Arkan. Arkan ada disana." Amel segera menarik tangan Legard menuju parkiran.
----
"Udah sini biar gue yang bawa mobilnya." ucap Amel.
"Gue aja. Guekan cowo." balas Legard.
"Udah gue aja. Entar ribet kalo harus nunjukin jalan." keukeh Amel.
"Udah gue aja." balas Legard.
"Gue!"
"Gue!"
"Iya lo deh." akhirnya Amel mengalah dan Legard tersenyum.
"Belokkiriabisituadaperempatanterusaja." ucap Amel dengan satu tarikan napas.
"Apa?" tanya Legard.
"Gak ada siaran ulang!" Legard menghela napasnya. Kalau sudah Amel ngambek seperti inilah yang terjadi.
"Yauda deh lo yang bawa." gumam Legard.
"Yess. Yaudah cepetan kita tukeran posisi." ucap Amel senang. Dengan kecepatan diatas rata rata Amel mengemudikan mobil itu menuju rumah orang tua Arkan.
Setelah sampai dirumah milik keluarga Alzetta itu,Amel menekan bel rumah itu dengan brutal sampai pada akhirnya seorang wanita paruh baya membukakan gerbang.
"Arkannya ada,Bu?" tanya Amel sopan.
"Ada non. Den Arkannya ada didalam. Ayo masuk." Amel mengikuti wanita itu. Tapi sebelumnya, Amel mengajak Legard dan Legard menggeleng karena katanya dia akan pergi ada urusan.
Setelah masuk kedalam rumah mewah itu,Amel disambut dengan pemandangan yang membuat hatinya sakit.
"Dia itu siapa?"
Dia itu siapa?
Siapa hayoo?
Pho? Pelakor?
Tak taulah.Sampai ketemu dipart berikutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A dan A [Completed]
Fiksi RemajaArkan Athalariq Alzetta. Laki laki yang sudah menjadi teman sebangku seorang perempuan bernama Amelia Arsyia Armenia selama kurang lebih 6 tahun. Sifat mereka sangat bertolak belakang. Arkan memiliki sifat dingin dan irit bicara,sedangkan Amel memil...