Salahkah bila...
Ku tak henti mengharapkannya...
Meskipun akhirnya...
Ku tahu dia hanya membuatku....terluka..._ Salah – Cokelat _
=============================
Paginya, aku bangun lebih dulu daripada mario. Moment-moment seperti ini selalu membuatku sedikit bahagia. Melihat wajahnya saat masih tertidur. Benar-benar sangat tampan. Namun, tidak lama kemudian aku segera tersadar. Hari ini aku kuliah pagi, jadi aku harus segera siap-siap ke kampus. Akupun mengambil peralatan mandi dan langsung ke kamar mandi. Begitu selesai mandi, aku melihat mario sudah bangun dari tidurnya. Dia tersenyum begitu melihatku.
“aku anterin ke kampus ya.”
Aku Cuma mengangguk, lalu sgera berpakaian. Lalu, mariopun juga menuju kamar mandi. Spertinya hendak mencuci muka. Setelah siap-siap, mario mendahuluiku turun ke bawah untuk memanaskan motornya. Saat aku sedang mengunci kamar kostku, terdengar suara agak ribut-ribut disebelah kamarku. Setauku emang beberapa hari lalu kamar disebelahku kosong, sepertinya hari ini sudah terisi lagi. Sebelum turun ke bawah, aku sempat melongok ke kamar disebelahku. Kulihat tampak seorang cowok yang sepertinya lebih tua dariku sedang merapikan isi kamarnya. Lalu, tiba-tiba dia melihat ke arahku. Aku sempat gelagapan saat melihatku, tapi cowok itu hanya tersenyum lalu berjalan menghampiriku.
“Hei, kamu yang tinggal di kamar sebelah ya?” sapa cowok itu.
“Eh,,iy ya aku tinggal disebelah.”jawabku agak gugup.
“oh kenalin aku Bimo. Aku satu tahun diatasmu. Kamu pasti maba kan?”ujar cowok itu sambil menyodorkan tangannya ke arahku.
Bukan hal yang sulit untuk mengetahui kalau aku adalah mahasiswa baru. Kepala botak plus name tag yang kupakai, sudah lebih dari cukup untuk memperlihatkan statusku sebagai seorang maba. Bahkan mungkin semua maba yang ada di kampus ini sangat jelas berbeda dengan para senior.
“Eh, aku Rendra mas. Maaf mas, tadi panggil gak pake kata mas.”kataku makin gugup sambil menjabat tangannya
Mas bimo Cuma tersenyum.“Santai aja, hmm...kamu jurusan sipil ya. Aku arsitektur.”kata mas bimo.
Aku Cuma nyengir. Paling gak berhasil memecahkan rekor mengenal satu lagi penghuni di kost ini, dan siapa tau saja mas nya ini bisa membantuku untuk mengerjakan tugas menggambar struktur bangunan nanti. Lalu, akupun segera tersadar, mario menungguku di bawah dan lagipula aku harus cepat-cepat ke kampus untuk kuliah pagi.
“Eh mas, aku duluan yah. Ini mau kuliah pagi. Moga betah disini.jangan sungkan-sungkan juga mas kalau butuh apa-apa.” Kataku sambil melirik arlojiku.
Mas Bimo Cuma tersenyum. “ok thanks. Good luck yah. Semoga kita nanti bisa menjadi tetangga yang rukun.” Jawabnya sambil terkekeh.
Akupun Cuma tersenyum mendengar perkataan mas Bimo barusan. Setelah pamit, akupun buru-buru turun ke bawah. Ku lihat mario sudah berada dalam posisi siap terbang di atas motornya.
“maaf yo agak lama. Aku tadi habis nyapa bentar penghuni baru disebelah kamarku.”
“iya ndra.ga apa-apa. Sudah siap?”
“siap”
Lalu, kamipun segera meluncur ke sipil. Untungnya hari ini aku diantar mario ke kampus, jadi aku tidak telat untuk mengikuti kuliah pagi ini. Begitu sampai di sipil. Aku turun dari motor lalu berdiri disamping motornya. Biasanya dia selalu mengajakku bercengkrama sebentar sebelum masuk ke kampus, apalagi dia sedang tidak ada kuliah pagi, jadi mungkin aku bisa sedikit lama dekat-dekat dengannya. Rasanya memang aku tak ingin berpisah darinya. Semakin hari aku semakin menyukainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
a HOPE ( TAMAT )
Teen FictionReupload story, original writer by @iamalone89 Februari 2012 ************ "Namanya takdir itu tidak bisa berubah. Kita tidak mungkin bisa melawan takdir sekuat apapun kita mencoba. Kita tidak mungkin membohongi perasaan yang kita miliki tapi terkada...