Goodt Night, Yo.

859 129 11
                                    

Malam hari itu, untuk pertama kalinya Wayo dan Phana makan bersama satu meja.

Wayo sedang hendak ingin memasak. Lalu tiba-tiba saja Phana datang dan menanyainya sedang apa.

"Sedang apa kau?" Tanyanya si Phana.

"Memasak. Kenapa??" Yo justru menjawab dan bertanya lagi.

"Memang kau bisa memasak??" Tanyanya Phana yang meragukan bocah ini.

"Coba saja." Pinta Yo memecahkan telur dan meniriskannya untuk di kocok.

"Ayo, kita makan diluar." Ajaknya si Phana.

"Tidak. Aku makan dirumah saja. Kau kalau pergi, pergilah." Jawab Yo yang seakan mengusir.

"Kau ini laki-laki macam apa?" Bingungnya si Phana.
"Diajak makan gratis tidak mau." Imbuhnya.

"Ow. Kalau gratis aku mau. Kapan? sekarang??" Yo lantas bersemangat dan tersenyum lebar.

"Heleh, kalau dengar kata gratis saja langsung ..."
"Kapan? Sekarang?" Phana menirukan ucapan Yo.

"Ow, di jamanku ... Gratisan selalu nomor satu." Ucapku yang keceplosan.

Yo baru menyadari kalau ucapannya itu keceplosan secara tidak sengaja dan membuat Phana bingung.

"Hah? Jamanmu?" Tanyanya si Phana.

Yo semakin bingung tidak bisa mencari alasan lagi, apalagi Phana berjalan perlahan mendekatinya. Yo semakim dibuat bingung karena Phana semakin mendekatinya, hingga pada akhirnya Yo tersudut di kulkas dan semakin membuatnya gugup.

Lalu Phana perhatikan dengan dekat, wajahnya ia majukan dan memandang dekat mata Yo itu.

*Deg .. Deg ..*
*Deg .. Deg ..*

*Seeeerrr ... Aseeeekk ...😂😂*

"Apa kau dari jaman purba?" Tanyanya si Phana.

"Oohhh ... Apa kau sedang meledekku?" Proters Yo.

Yo lantas dorong si Phana itu dan memintanya untuk menunggu dirinya.

"Tunggulah sebentar, aku akan mengganti pakaianku dulu." Ujar Yo.

"Kenapa kau mengganti pakaianmu dulu? Kalau jelek ya jelek saja, kodok." Celetuk Phana.

"Tentu saja aku harus terlihat tampan, supaya aku menemukan jodohku." Seru Yo pada Phana.

Lalu Yo lantas berlari kecil dan meloncat-loncat kegirangan sambil bersenandung "Yeaay .. Makan gratis!!"

Phana hanya menggeleng-gelengkan kepala saja. Dan setelah itu membereskan pekerjaan Yo yang belum selesai itu.

Sesampainya di sebuah restoran, mereka berua berdiri duduk disebuah meja dengan seorang pelayan yang hendak mencatat pesanan mereka.

"Pilihlah." Ucap Phana.

"Ow, kau saja yang memilihkannya." Jaway Yo.

"Kalau aku yang memilihkannya, apa kau ingin ku pesankan jerami?" Celetuk si Phana.

"Errr ..." Jawabnya si Yo yang mengiyakannya.
"Kau yakin aku yang memesannya?" Yo mencoba meyakinkan Phana.

"Iya." Jawab si Phana.

"Baiklah .."

Ketika Yo hendak melirik ke daftar menu yang ia pegang, ia tak sengaja melihat seorang gadis yang ia kenal.

Maple. Iya. Wayo melihat Maple sedang bertandang direstoran yang sama sendirian, melewati pintu dan sejenak berdiri sebentar disana.

"Hoih, Maple." Ucap senangnya Wayo.

Love-TravelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang