I Got You - Epilogue

985 127 10
                                    

Malam hari pun tiba, Phana dan Wayo tengah menikmati makan malam disebuah restoran. Phana sangat menikmati makanannya itu, sedangkan Wayo memandangi semua foto yang ada di ponsel Phana yang ia sendiri masih belum tahu kapan foto itu di potret.

"Makanlah makananmu, tinggal sedikit lagi." Ucap Phana.

"Sebentar lagi." Jawab Yo tanpa menengok.

"Kau bisa melihatnya lagi."

"Nanti saja. Aku masih berusaha mengingat kapan foto ini diambil, tapi aku masih belum mengingatnya ..." Yo mulai menengok pada Phana "dan bagaimana kau bisa mengingat semua ini?" Sambung Yo bertanya.

"Entahlah ..." Jawab Phana yang juga sejenak menjeda makannya.
"Ada sesuatu dari dalam dirimu yang membuatku mengingatnya. Tapi aku juga masih penasaran, kita belum pernah bertemu sebelumnya." Sambung Phana yang bingung.

"Atau jangan-jangan ......" Pha menebak-nebak dengan centilnya.
"Kita berjodoh?" Imbuhnya berseru.

"Jodoh?" Wayo terlihat bingung.
"Bagaimana kau bisa mengatakan bahwa kita berjodoh?" Tanyanya Yo.

"Tuhan menyayangi kita. Dia mempertemukan kita di kehidupan sebelumnya, bukankah itu bertanda bahwa Tuhan sudah menjodohkan kita?"

"Heleh ..." Yo berpura-pura tak suka.
"Berjodoh denganmu?"
"Dengan vampir sepertimu? Yang dingin dan keras?"
"Iiiihh ...."
"Tidak." Sambung Yo.

"Ow. Aku dingin karena kau megejutkanku dengan lancang masuk kedalam kehidupanku."

"Ow, bukankah kau bilang bahwa ..."

"Ah, sudahlah. Jangan bahas itu lagi. Mengingatnya membuatku kesal sendiri." Sahut Phana.

"Ayo, setelah ini kita jalan-jalan sebentar." Ajaknya Yo.

"Jalan-jalan kemana?"

"Kemana saja. Asalkan aku bersamamu." Jawab Yo yang mencoba menggombalinya.

Bukannya tersipu malu, Phana justru malah dibuat gemas oleh Wayo.

"Oohh ... Manis sekali." Sanjung Phana.

"Tentu saja. Aku adalah pria yang manis."

"Hoooohhh ... Tahu begitu, aku tidak akan mengatakannya." gumam kesalnya Phana.

Lalu mereka melanjutkan kembali makan malamnya.

Malam pun telah tiba, setelah makan malam usai Phana dan Wayo tengah berjalan menuju rumah. Mereka berjalan santai sambil bercerita seru dan tertawa bersama.

"Hei, janganlah menertawaiku. Aku dulu lariku memang lamban, itu karena berat badanku besar saja. Tapi sekarang aku sudah cukup kurus." Seruku.

"Tapi itu masih membuatku tertawa." Ucap P'Pha menertawaiku.

"Isssh ..."

Sepertinya hari-hariku disini semakim indah saja, apalagi P'Pha yang selalu membuatku tertawa dan sesekali aku yang membuatnya tertawa.

"Errr .. Yo." Ucapnya

"Apa?" Jawabku.

"Bagaiamana dengan gadis yang bernama Maple itu?" Tanyanya P'Pha.

Aku kembali terdiam kala itu menghentikan langkahku, diamku bukan berarti aku bersedih karena mengingatnya melainkan aku benci saja mengingat hal itu.

Melihatku terdiam, P'Pha berseru mengajakku pergi

"Yasudah, ayo kita pergi." Serunya.

[Wayo]

P'Pha berjalan dengan santainya, tapi begitu aku melangkah menyusulnya. Tetapi aku justru mengingat suatu kejadian begitu ku lihat jalannya dari belakang.

Love-TravelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang