▪ Auditorium ▪

251 44 21
                                    

"Euiwoong, kumohon sekali ini saja biarkan aku masuk tanpa hukuman ya?" ia menyatukan tangannya di depan wajah tampannya itu.

"Kau seharusnya belajar dari kesalahan. Kali ini hukumannya bersih-bersih." jelasnya.

Donghan membulatkan matanya, menepuk keningnya frustasi.

Seseorang lain yang juga terlambat, berjalan santai ke arah gerbang.

"Loh? Hyung, kau terlambat?" ia terkaget saat tahu siapa yang datang. "Tapi, bagaimana bisa?"

"Hei, aku juga manusia." jawabnya.

"Sudah sudah, sekarang berbarislah dengan yang lain di dalam."

_______________

"Dari sekian banyak murid yang terlambat kenapa aku harus terjebak bersama mu di tempat ini sih?!" keluh Kenta.

Ya, hanya mereka berdualah dapat hukuman membersihkan aula. Sedang murid lain bersih-bersih di sudut sekolah yang berbeda.

"Tanyakan itu pada dirimu sendiri. Kenapa kau bisa telat hari ini?" Donghan masih dengan posisinya bersama sapu di tangan besarnya.

"Aku juga tidak mau berada di situasi seperti ini bersama mu, di dalam aula besar ini dan hukuman yang melengkapinya." ocehnya lagi.

Kenta terlalu lelah untuk meneruskan tugas yang menimpanya dan berakhir bersandar pada sudut dinding aula.

"Yaampun rambutku sampai berantakan, bagaimana ini?"

Donghan yang sudah tak sanggup mendengar celotehan kakak tingkatnya, berusaha mendekatinya dan menjelaskan kenyataan yang terjadi.

Ia duduk tepat di depan kenta. "Hyung, berhentilah mengeluh"

"Donghan-ah" panggilnya.

Donghan yang merasa terpanggil pun mendongak pada orang yang lebih tua. Kenta menangkup kedua pipi Donghan dengan tangan kecilnya.

"Aku membutuhkan cermin. Ku pinjam matamu sebentar," Ia pun menuruti apa yang di katakan Kenta.

Kenta menepati perkataannya. Ia merapihkan rambutnya di hadapan anak itu. Donghan? Ia seakan lupa caranya bernafas.























Cup!



















Kenta tak percaya bahwa orang yang lebih muda itu lagi-lagi berhasil mencium dirinya. Untung saja di dalam aula besar itu hanya mereka berdua.

Kenta memundurkan kepalanya. "Apa yang kau lakukan?!"

"Menciummu, apalagi?" jawabnya polos.

"Yakk! Kau gila?!" ia memukul lengan tangan adik tingkatnya sedikit keras.

Yang dipukul mencoba menghindar. Dan akhirnya mereka saling kejar-mengejar di dalam aula.

Aula sekolah yang sudah bersih sebagian itu pun kotor kembali dengan jejak kaki mereka sendiri.



















♡♡♡♡♡♡♡

Oke aku meleleh liat hyunbin jemput koko  😭😭😭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Oke aku meleleh liat hyunbin jemput koko  😭😭😭

Nyangbin berlayarrr~~~

Mau tanya donggg
Kalo aku bikin ff nyangbin ada yang mau baca ga yaaa?
Atau disini masih peminat kapal minhyunbin dan yongshi??

Sekian terima kasih,

✔Never Give Up; HODUKENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang