"Hei Donghan-ah, kau melakukan ini supaya aku bisa mengajarimu setiap hari ya? Kau sedang mengambil kesempatan atau bagaimana?" tanyanya dengan nada dinaikkan.
"I-itu, bukan seperti itu hyung--" Donghan menurunkan tangannya dari bahu kakak tingkatnya itu.
"Jangan menatapku seperti itu!" emosi nya pun tumpah, tak dapat ia bendung lagi.
"H-hyung(?)"
"Kau menatapku seolah kau tahu segalanya! Tapi sebenarnya kau hanya ingin memuaskan keingintahuanmu dan bukan untuk peduli padaku, kan?!"
"Maaf" lirihnya.
Kenta tersadar akan omongannya tersebut, menutup mulutnya. Air mata lolos dari mata kecilnya.
Ia harus pergi dari tempat itu jika ia masih ingin menyelamatkan Donghan dari kekesalannya.
Donghan mengikuti arah lari Kenta. Sialnya, banyak murid yang berlalu-lalang di koridor. Donghan kehilangan jejaknya.
________________
Terobsesi dengan nilai memang tidak baik. Tapi apa yang bisa kita lakukan? Nilai adalah segalanya.
Bagi sebagian orang nilai 9 adalah nilai yang baik dan mendekati sempurna. Namun tidak baginya,
Kenta meremat kertas hasil ujiannya. Ia tidak mendapat nilai yang sesuai dengan harapannya.
Drrt! Drrt! Drrt!
Lagi-lagi tak mengangkat panggilan masuk pada telepon genggamnya. Ia mendongak dan merasakan rintik hujan yang jatuh diatasnya. Tak berniat sedikitpun untuk berteduh.
Rintik kecil berubah deras. Kenta menangis dalam diam. Jika ia mengeluarkan air mata nya pun sebenarnya takkan ada yang tahu.
Apa yang ku lakukan
Kenapa aku meneriakinyaKenta menekuk kakinya, memeluk lututnya, dan kembali meremat kertas hasil ujiannya yang basah karena hujan.
Bagaimana jika dia membenciku
Bagaimana jika ia tak mau berbicara lagi padakuPria manis itu merasakan ada sesuatu yang jatuh dari saku celananya.
Ah itu anting. Anting yang sempat hilang tempo hari. Kenta kembali terisak melihat antingnya, ia teringat pada pria tinggi nan baik itu.
Sedang dimana dia
Apa ia mencariku(?)Bodoh, mana mungkin!
Setelah memarahinya sepihak mana mungkin ia tetap memikirkanmu, dasar bodoh!Kenta hanyut dalam pikirannya hingga tak menyadari bahwa seseorang sudah berdiri didepannya dengan payung biru di tangannya.
"Permisi, bisakah aku membantumu?" Kenta menaikkan dagunya, memastikan orang yang menyapa indra pendengarannya.
"D-donghan?" Donghan tersenyum lembut, ia mengulurkan tangan kanannya.
Kenta tak membalas uluran tangannya. Sebagai gantinya ia langsung memeluk pria tampan itu. Kembali menangis dalam pelukannya.
"Maaf" hanya kata itu yang bisa dilontarkan dari mulut pria manis tersebut.
"He-hei kenapa hyung yang minta maaf." orang itu mengusap punggung kecilnya.
"Apa yang hyung katakan itu benar. Aku memang tidak tahu apa-apa tentang mu."
"Jadi, bisakah hyung mengatakan segalanya tentangmu?" Donghan memegangi bahu Kenta yang bergetar. "Apa yang kau suka dan tidak hyung sukai, misalnya."
Kenta bergumam lalu menatap pria tampan itu.
"Aku tidak suka saat kau bohong padaku, dan..."
"Aku...."
Dengan sabar Donghan menunggu kalimat yang menggantung dari Kenta.
"Aku menyukaimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
✔Never Give Up; HODUKEN
Fanfiction❝Tidak ada kata lelah, tak peduli seberapa sulitnya hari-hari berlalu❞ ❕yaoi, bxb ❕baku ❕15+ © 2018 kentahana