Pukul satu malam, aku terbangun karena kebelet pipis. Saat itu di luar sedang hujan disertai guntur dan suara geluduk yang menyambar-nyambar. Bunyi siuh angin terdengar beberapa kali menyapa ke dekat tembok kamarku. Hal ini membuat hawa kamarku ikut menjadi dingin. Aku yang takut ke kamar mandi celingukan begitu keluar dari kamar dan berharap salah satu anggota keluargaku ada yang bangun dan ingin pergi ke kamar mandi juga. Tetapi sial ternyata ruang televisi sangat sepi. Hujan membuat semua orang di rumah ini tidur sejak sore. Hawa dingin mengalun tipis di sekitarku, mungkin siuh angin membawa udara bekas hujan dan menelusup melalui ventilasi udara rumah ini. Kugosok-gosokan telapak tanganku biar hangat.
Kususuri ruang televisi yang lengang dan hanya berhias karpet lantai tergelar bergambar hello kitty. Suara tiktok jam di atas pintu ikut bersahutan sesekali menambahi rasa sunyi yang ada dan berkelindan di ruangan ini. Langkahku berlanjut ke arah dapur. Gorden kamar kakakku bergerak pelan seakan hendak menutupi jalanku. Pintunya tertutup rapat. Barangkali memang ada angin yang lewat. Tanganku dingin sekali. Aku ingin segera pergi ke WC.
Tetapi, entah mengapa aku mendadak ingat perkataan ibu. Ibu pernah bilang bahwa orang yang jatuh di WC kebanyakan langsung meninggal di tempat dan tidak tertolong. Kata-kata itu dalam sekejap telah memberiku rasa takut dan meregangkan bulu kudukku.
Aku tahu, lantai kamar mandi sangat licin dan aku harus hati-hati. Bila aku berhati-hati aku tidak akan kenapa-napa. Aku pun membusungkan dada seraya memompa keberanian. Sambil memantapkan langkah aku berjalan menuju dapur. Di sana aku disambut suara tetesan air hujan yang jatuh dari retakan-retakan genteng bocor. Aku pipis dulu, pikirku. Biarlah nanti kutangani tetesan air bocor itu setelah pipis.
Aku melangkah ke kamar mandi dengan hati-hati karena ingat perkataan ibuku. Aku bergidig sebentar menikmati alunan pipisku yang mengalir deras. Lumayan agak lama. Mungkin karena tadi siang aku banyak minum yang manis-manis. Ketika aku mengayun-ayunkan milikku untuk memastikan tidak ada rasa pipis lagi yang tersendat di sana, aku merasa mendengar suara air diguyur kecil kecil dari WC yang letaknya tepat di samping kamar mandi.
Aku berdehem berusaha memancing suara dari WC itu untuk menjawabku. Tetap tak ada jawaban. Hanya guyuran air yang berbunyi pelan-pelan.
"Mbaak? "seruku sembari menatap pintu WC yang tertutup. Masih tak ada jawaban sama sekali. Entah perasaan apa yang mendorongku untuk mengintip ke dalam sana. Pelan-pelan sekali kurendahkan tubuhku agar tak menimbulkan suara.
Di sana tampak sosok mahluk mirip unta tengah jongkok dengan kepala tengleng menempel di pundak dan wajah lurus ke arahkum
KAMU SEDANG MEMBACA
KIPAS ANGIN MENENGOK
HorrorBenda-benda yang anda anggap biasa dan tak pernah anda perhatikan, bisa saja sebetulnya selalu memerhatikan anda. Anda datang, anda pergi, anda tertidur, mereka ada di rumah anda. Kipas Angin menengok berisi dua puluh cerpen horor yang saya tul...