Bagian 2

955 20 0
                                    


Akhirnya aku bisa meraih cita citaku disini, yaa Desain adalah mimpiku. Jilbab merah baju putih dan celana jins hitam, my style is my life tak peduli apa kata ibu yang penting aku nyaman itulah pikirku. Dan disinilah aku dikelas baru teman baru dan tujuan baru. Lantai 3 ruang kelas nomor 242 Jurusan Desain Interior hanya 15 murid, hanya sedikit bila dibandingkan dengan kelas yang lain.
"Hai, namaku Luna Dimitri." sapa teman disebelahku. Dia cantik, hidung mancung kulit putih dan ditambah lesung pipinya sebagai penghias wajah ayunya.
"Namaku Fatimah Az Zahra." balasku kala itu. Dia tersenyum sembari memamerkan lesung pipinya
"Baru tamat? Dari tamatan mana?" tanyanya, "ah yaa aku baru tamat, dari SMK Negeri 1." Dosen pertama kami sudah masuk kekelas, yang katanya dialah Dosen Pembimbing kami di Jurusan Desain Interior Pak Subandi, dan aku tak ingat gelarnya. Maafkan saya pak!!

Perkenalan. Hal yang paling kubenci dan dilakukan berulang ulang selama seminggu penuh!! Seminggu pertama kami sudah dibagikan tugas kelompok oleh dosen pertama, bu yunita namanya. Dia memilih nama secara acak, kelompok pertama adalah aku, Muhammad Zulham dan Muhammad Rizki. Iya takdir menempatkan kami dalam satu tempat, yang ternyata mereka berdua adalah sehabat dekat teman sekolah, ah dan ada satu wanita teman sekolah mereka namanya Ayuningtyas. Ayuningtyas atau ayu dia baik dialah teman pertama yang memanggilku ara karena menurutnya itu keren dan aku setuju.

Dihari itu kami bertukar pin bbm atau nomor hp. Kami buat grup bbm dengan bertuliskan Desain Interior. Aku bahagia, sungguh.

***

Pagi ini seperti biasa aku mengerjakan pekerjaan rumah bantu bantu ibu, kata ibu wanita harus bisa beberes rumah. Dua jam aku mengerjakan semuanya akhirnya selesai. Waktunya mengerjakan tugas, batinku. Setelah berkutat dengan tugas selama dua jam akhirnya selesai tinggal penyelesaian akhir, ternyata hari sudah siang mentari sudah diatas kepala kata orang orang. Cover yang aku buat untuk tugas kami memang sederhana yang jadi masalah sekarang aku tak tau NIM (Nomor Induk Mahasiswa) mereka, kuhubungi mereka melalui bbm.
Saat aku menghubungi adam, langsung dibalas olehnya tapi saat aku menghubungi temannya bbmnya tidak aktif. Aku panik, sungguh! karena tugas akan dikumpul saat itu juga, tugas pertama kami.
Aku sibuk menghubungi Zul
"Zul, bbm Rizki gak aktif. Aku gak tau Nimnya hari inikan dikumpul, tolong telpon dia tanyakan NIMnya. Biar tugas kita beres." pintaku dengan memaksanya,
dia hanya menjawab "iya" terkesan cuek dan tidak mau tau atau mungkin dia kesal? Tapi tak selang beberapa lama ada balasan dari Rizki, dia mengirimkan NIMnya kepadaku. Terimakasih pada zul.

"sudah dibalaskan?" Zul bertanya padaku sesaat setelah Rizki mengirimkan nimnya.

"Sudah, makasih ya bantuannya."

Dan tak ada lagi balasan darinya. Oh tuhan itu manusia apa manusia? Hemat paket kurasa. Presentasi kami berjalan lancar, aman dan terkendali. Terimakasih kepada Zul!!
.
.
.
.
Tidur di siang hari. Inilah yang kulakukan saat saat tidak ada tugas. Bangun dari mimpi indah aku buka bbm. Bosan!! Saat pertama buka bbm kulihat Zulbaru saja mengganti display picture bbmnya.
Ah so sweet, ah tapi tunggu! Dia udah punya anak? Anaknya udah besar?! Oh my god!! Apa Zuludah om om?! Atau dia melakukan 'itu' saat SMP?! Apalagi yang kupikirkan?? Foto itu pasti anaknya! Yaa pasti itu anaknya! Wajah mereka mirip!

"zul, anakmu? Siapa namanya?" tanyaku, aku takut mati penasaran!! Tak lama memang aku terima balasan bbm darinya

"hmm emang mirip ya?"

"iya zul, mirip banget!! Apalagi pose kalian sama. Itu anakmu ya? Kau udah om om ya? Berarti aku panggil om Zul dong? "
yaa display picturenya menampilkan dia dengan anak laki laki berusia 6 tahun, sedang tidur dengan pose yang sama.
"haha bukan dia cuma ponakanku, ara. Memang wajahku keliatan tua? Aku masih 18 tahun ara, umur kita sama."
Masih polos sekali, yaa ALLAH
"iyaa!! Kau boros dimuka Zul. Aku kira umurmu 24 atau 25 tahun zul. Maaf ya hehe."
"iya ara gak apa apa, aku mau kerja lagi ya, bye ara."

****

Takdir yang membawa kita, menyatukan kita. Dan takdir jua yg memisahkan kita? Atau ini semua karena keegoisan kita?

Maaf jika typo, karena ini tulisan pertama saya. Saya belajar, menemukan jati diri saya lagi. Yang telah pergi bersamaan dengan dia.
Salam rindu,
Aku

Fatimah Az ZahraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang