Tarik-menarik antara kutub magnet yang berbeda

157 11 0
                                    

Amadhea POV

Setelah belajar IPA tentang magnet tadi aku tiba-tiba keingetan kamu, iya kamu, Muhammad Devan Athalah. Yang berhasil curi hati aku hanya karena senyuman manis dan mata yang indah. Ini berlebihan? Iya aku tahu, tapi mau gimana lagi karena memang kayak gini kenyataannya.

"Ya ibaratnya aja cewek itu utara dan cowok itu selatan, pasti bakalan saling tarik menarik. Coba kalau cowok sama cowok pasti tolak-menolak kan?"

Penjelasan Miss. Jen tadi bisa membuat satu kelas tertawa tapi nggak buatku. Aku malah jadi termenung.

Kalau aku, utara dan kamu, selatan seharusnya kita saling tarik menarik 'kan? Tapi kenapa disini, hanya aku yang berusaha menarik sementara kamu berusaha menghindar. Magnet macam apa sih kamu?

Bicara tentang tarik-menarik 'aku dan kamu' jadi ingat tentang perasaan aku yang masih belum hilang secuil pun.

Kenapa aku bisa suka kamu? Hmm itupun aku nggak bisa menemukan jawabannya. Tapi bukan berarti aku asal suka sama orang ya, aku bukan tipe cewek kayak gitu. Karena aku bukan sekedar suka sama kamu, tapi sayang.

Mungkin awalnya karena aku terpesona sama kamu senyuman kamu yang manis dan mata kamu yang coklat terang itu dan kemudian aku tertarik sama kamu. Akhirnya aku nyari tahu tentang kamu, mulai sama kamu. Ujung-ujungnya? Aku sayang banget sama kamu.

Mungkin gamasuk di akal ya buat aku sayang sama orang yang jelas-jelas nggak menganggap aku sama sekali, tapi ya memang kayak gini kejadiannya mau gimana lagi?

Kalau masalah kenapa aku bisa suka sama kamu, mungkin jawabannya adalah pesona kamu terlalu dahsyat sampai-sampai aku nggak sanggup nahannya. Aku udah pernah bilang kan?

Oh iya, aku masih bingung saat ini. Di kasus kayak kita ini -atau mungkin lebih tepatnya aku- siapa yang salah sih?

Aku yang dengan bodohnya jatuh terlalu dalam buat kamu, perjuangin kamu yang jelas-jelas nggak pernah menganggap aku, menutup mata telinga logika tentang semua yang orang bilang kalau semuanya bakalan sia-sia.

Atau

Kamu yang bego nggak ngeliat aku yang terpampang jelas dihadapan kamu, mengabaikan aku yang sudah jelas sayang sama kamu, nggak pernah mau ngeliat aku sedikit aja.

Atau bahkan

Kita berdua sama-sama salah?

Devan, Devan. Kamu tahu nggak sih kalau firasatku tentang kamu hampir semuanya bener?

Termasuk saat kamu mau putus bulan september lalu.

Tapi aku nggak punya firasat kalau ternyata kamu bakalan nembak cewek lagi nggak lama setelah putus.

Dam terlebih, cewek itu bukan aku.

Kapan kamu mau liat aku Devan?

Draft e-mail for youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang