Happy reading...
Carrisa bangun dari tidurnya lalu masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Selesai mandi ia langsung berjalan menuju dapur untuk memasak.Carrisa pov
Aku sedang memasak di dapur. Rutinitasku pada pagi hari selalu beginikarena aku memang suka memasak dan sejak awal aku meminta kepada para maid agar tidak mengerjakan urusan dapur jadi mereka bekerja hanya membersihkan rumah saja. Saat makanan sudah tersaji semua aku menata di meja makan. Setelah menata makanan aku kembali ke dapur untuk memotong buah sebagai menu penutup sarapan. Saat memotong buah aku melihat Defian yang sudah duduk di ruang makan. Diam-diam ia melihatku dari belakang hingga aku merasa gugup karena ia melihatku dengan tatapan tajam hingga semua buah sudah aku potong lalu aku membawanya ke meja makan lalu duduk di kursi kanan Defian."Pagi Def." Ucapku dengan mengambil piring Defian, lalu aku ambil roti dan menumpukkan sayuran, keju, dan telur diatas roti itu hingga berbentuk sandwich.
"Pagi." Balas Defian dengan cuek.
"Silahkan dimakan." Ucapku kepada Defian dengan meletakkan piringnya kembali di hadapan Defian.
Tetapi Defian tidak segera makan dan tidak lama kemudian datanglah Jeslyn yang masih memakai pakaian tidur."Ayo dimakan, aku juga sudah membuatkan susu kehamilan untukmu." Ucapku dengan tersenyum ramah walaupun di hati in ada sedikit rasa tidak rela tapi yaudahlah karena ini semua sudah terjadi.
"Tidak perlu susu karena aku nggak biasa dengan susu murahan seperti itu." Balasnya."Sayang kamu sebaiknya minum susu itu dulu ya biar kandunganmu itu sehat, Carrisa juga sudah membuatkanmu jadi kamu hargai dia." Ucap Defian kepada Jeslyn. Aku pun hanya bisa menunduk mendengarkan mereka.
"Kok kamu malah belain dia sih, udah deh males aku mau makan disini." Tutur Jeslyn.
"Oke maafin aku ya...aku nggak maksa kamu lagi deh sekarang duduk lagi ya." Bujuk Defian.
"Nggak mau kecuali Carrisa pergi dan tidak perlu makan bersama kita lagi begitupun seterusnya." Balas Jeslyn
"Jeslyn dia sudah baik menyiapkan makanan untuk kita jadi kita harus menghargainya." Tutur Defian yang membuatkan hatiku senang begitu mendengarnya tetapi aku masih menunduk.
"Oke aku pergi." Ucap Jeslyn.
"Tunggu, kita makan tanpa Carrisa ya." Cegah Defian.
"Carrisa tolong tinggalkan kita dan kamu makan di dapur ya mulai hari ini dan seterusnya." Ucap Defian kepadaku yang membuatku sakit hati dan aku pun segera pergi dari ruang makan karena aku sudah ingin menumpahkan airmata agar tidak ada siapa pun yang bisa melihatku sedih. Aku harus menjadi wanita kuat demi bayiku ini.Saat di dapur aku melanjutkan sarapanku bersama para maid dirumah ini. Setelah selesai makan aku pergi ke kamar tetapi saat aku melewati ruang makan aku tidak melihat mereka lagi disana. Aku pun membersihkan ruang makan dan langsung pergi ke kamar untuk siap-siap pergi ke dokter karena hari ini adalah jadwal check up kandungan.
Sesampainya dirumah sakit aku menunggu di ruang tunggu sambil menunggu panggilan. Aku melihat semua perempuan hamil disini ditemani oleh suaminya dan mereka sangat romantis begitu suaminya mengusap lembut dan mengajak berbiara sang calon bayinya yang mebuatku iri dengan ini semua.
"Aku tidak perlu memiliki banyak harta ataupun diberi harta karena semua itu hanyalah sementara, jika aku mempunyai permintaan maka hanya 1 yang aku minta yaitu kamu yang selalu disampingku selamanya bukan sementara seperti harta." Batinku dengan melamun hingga aku dipanggil oleh perawat untuk masuk ke dalam ruangan dokter.
"Selamat pagi, bagaimana kabarmu hari ini." Ucap dokter kepadaku.
"Baik dok tapi akhir-akhir ini aku sering capek dan pusing." Balasku dengan tersenyum kepadanya.
"Ayo berbaringlah disana biar saya periksa terlebih dahulu." Tuturnya sambil menunjuk brankar yang ada di balik tirai ruangan itu.
Saat di periksa aku tersenyum senang karena aku melihat bayiku yang aktif bergerak di layar monitor.
"Oke silahkan duduk kembali nyonya."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Undesirable Wedding
RomanceGimana sih sakitnya perasaan saat kita melihat orang yang dicintai mencintai orang lain? Ya begitupula dengan Carrisa Adriana yang sering kali merasakan sakit perasaan itu tapi ia tetap diam, bersabar dan tertawa untuk menutupi segala kesedihan,kete...