LIMA BELAS

7.6K 249 2
                                    

Happy Reading 🙅

Pagi harinya...
Saat Carrisa sedang menyiapkan makanan ia melihat Defian berjalan menuju kearahnya dan langsung duduk di kursi meja makan.
Carrisa dengan sigap mengambil piring Defian dan langsung menyendokkan nasi goreng dan beberapa lauk.
"Nih Def silahkan dimakan ya." Ucap Carrisa dengan meletakkan makanan di depan Defian dilanjutkan dengan menuangkan orange juice di gelas Defian.

"Terima kasih" ucap Defian kepada Carrisa sesingkat mungkin.
"Sama-sama Def ini sudah kewajibanku selagi masih menjadi istrimu." Balas Carrisa yang membuat Defian senang karena ia mendengar ucapan Carrisa yaitu selagi masih menjadi istri yang berarti Carrisa sudah siap untuk diceraikan tapi di satu sisi dia juga merasa aneh mendengar kalimat itu.

"Apa kau tidak makan?" Tanya Defian kepada Carrisa karena ia melihat Carrisa yang hanya diam dihadapan tanpa memakan makanan yang ada di meja makan.
"Tidak, aku minum susu saja karena aku tidak mood untuk makan." Balas Carrisa kepada Defian untuk menutupi sesuatu yaitu sedang mengidam makan seafood dengan disuapin oleh tangan Defian.

Karena tidak ada jawaban dari Defian Carrisa pun ikut diam dan meneruskan meminum susu hingga Defian selesai makan dan langsung berjalan ke arah pintu keluar rumah yang artinya ia berangkat ke kantor tanpa berpamitan kepada Carrisa.

"Sabar ya sayang, mama janji akan membawamu untuk makan seafood tapi tidak dengan disuapin oleh papamu ya. Yaudah yuk kita siap-siap dulu dan langsung berangkat untuk memakan seafood." Ucap Carrisa sambil mengelus perut buncitnya yang sudah berusia 6 bulan.

Saat Carrisa akan naik ke mobil tiba-tiba handphonenya berdering. Ia pun mengangkat telfon tanpa melihat nama sang penelpon itu.
"Hallo?"
"Hai Car, aku Allard sahabatmu."
"Oh, ada apa kau menghubungi ku pagi-pagi seperti ini Allard."
"Tidak aku hanya ingin bertemu denganmu, bisakah kita bertemu hari ini?
"Bisa, saat ini aku ingin makan seafood jadi kita ketemuan di SanSea Grills restoran aja ya?"
"Oke kita ketemuan disana tuan putri, see you there."
"See you too, bye" balas Carrisa yg langsung memutuskan telfon Allard.

Sesampainya di restoran Carrisa memesan makanan hingga Allard datang dan langsung duduk di kursi depannya.
"Apa kabarmu?"
"Baik, bagaimana denganmu?"
"Seperti yang kau lihat, apa kau mengidam seafood? biasanya kan kau tidak terlalu suka dengan seafood." Tanya Allard.
"Iya aku lagi ngidam." Ucap Carrisa yang disertai datangnya pelayan untuk memberikan makanan yang ia dan Allard pesan.
"Yaudah yuk dimakan Car." Ucap Allard kepada Carrisa tapi tidak ada jawaban dan ternyata ia melihat Carrisa sedang melihat pasangan yang perempuannya itu hamil dan sedang disuapin oleh suaminya di seberang mejanya itu.

"Apa kau menginginkannya? Aku bisa melakukannya sekarang." Tanya Allard.
"Tidak perlu Allard karena aku hanya ingin Defian yang menyuapiku tapi itu tidaklah mungkin." Balas Carrisa.
"Apa kau ada masalah dengan Defian?" Tanya Allard kepada Carrisa padahal ia sudah tau semuannya bahwa Defian tidak pernah mencintai Carrisa dan akan menceraikan Carrisa saat sudah melahirkan nanti, ia juga tau saat ini Defian sedang bersama dengan Jeslyn.
"Tidak ada masalah apapun, maksutku tidak mungkin itu karena...Defian kan sedang bekerja, iya itu maksutku." Tutur Carrisa yang bingung membuat alasan.
"Carrisa aku kenal kamu dari dulu jadi kau percuma menutupi semuannya dari aku padahal aku sudah tau semuanya dari dulu." Ucap Allard yang membuat Carrisa menangis dan menunduk ke bawah.
"Yasudah kamu tenang ya, aku akan selalu ada disampingmu jadi kau tidak perlu sedih lagi. Yaudah sini aku suapin." Ucap Allard yang dijawab oleh Carrisa dengan anggukan.
"Hai baby kecil, Papamu sedang sibuk dengan dunianya jadi Om Allard akan menggantikan posisi papamu yaitu menyuapi seafood ini." Ucap Allard dengan tangannya yang memegang perut Carrisa yang mebuncit dan tidak lama kemudian ia mendapat balasan dari si bayi berupa tendangan-tendangan kecil.
"Terima kasih Allard, dia meresponmu." Balas Carrisa dilanjutkan dengan Allard menyuapi Carrisa.

Selesai dari restoran Carrisa diantar pulang oleh Allard. Dan saat ini mereka sedang berada di perjalanan untuk pulang.
"Allard turunin aku di taman kompleksku ya karena aku ingin kesana."
"Yaudah, tapi aku tidak bisa menemanimu karena aku harus ke rumah sakit."
"Iya, aku juga sering ke taman sendirian jadi kau tenang saja aku bakal baik-baik saja."
"Yaudah, tapi pulangnya gimana?"
"Allard taman itu letaknya di komplek perumahanku jadi itu dekat dengan rumah, aku tinggal jalan saja."
"Apa kau tidak capek?"
"Tidak, hitung-hitung olahraga dan juga melatih agar saat aku melahirkan nanti prosesnya lancar bukan gitu dokter?."
"Kau memang pintar, tapi mengapa Defian menyia-nyiakanmu? seharusnya ia bersyukur memiliki istri sepertimu."
"Mungkin ini semua sudah pilihan yang terbaikku dan Defian." Balas Carrisa.

Tidak lama kemudian mobil Allard sampai di taman komplek perumahan Carrisa.
"Sudah sampai Car, sepertinya aku langsung pergi saja ya." Ucap Allard
"Terima kasih ya Allard." Balas Carrisa dan langsung turun dari mobil.

Karena hari ini ramai, Carrisa masih berjalan memutari taman untuk mencari tempat duduk yang kosong tetapi ia tidak menemukannya dan terus berjalan hingga ia menemukan bangku yang diduduki oleh 1 orang perempuan yang sedang menatap kosong ke pohon sambil mengeluarkan sedikit-demi sedikit air mata. Akhirnya Carrisa pun memberanikan dirinya untuk berjalan ke arah perempuan itu.

"Permisi, apa saya boleh duduk disini?" Tanya Carrisa yang hanya dijawab anggukan oleh perempuan itu.
"Kenalin aku Carrisa, kalau boleh tau namamu siapa?"
"Aku Sheren."
"Btw kamu kenapa bersedih, biasanya orang yang sedih itu bisa tenang jika melepaskan semua masalah yang dipendam dan kamu bisa bercerita kepadaku."
"Tapii.."
"Sudah, anggap saja aku sebagai saudaramu sendiri."
"Jika nanti aku menceritakan semua masalahku apa kau akan menjauhiku setelah tau semuanya."
"Sstt...aku nggak bakal menjauhimu, ayo ceritakan."
"Aku mempunyai orang tua tetapi ayahku sudah meninggalkanku dan ibu saat aku berumur 5 tahun, ayahku menikah lagi dengan perempuan lain. Seiring waktu berlalu semua harta ayah diambil oleh perempuan itu dan ayah tidak pernah lagi dipedulikan oleh istrinya hingga ayahku sakit-sakitan, tidak lama kemudian ayahku meninggal. Dan saat aku berumur 18 tahun ibu tiriku datang kerumahku dan mengambilku dari ibu kandungku secara paksa. Saat aku ikut dengan ibu tiriku ia menempatkan aku di kamar tidur yang lumayan bagus tetapi itu semua karena ia ingin menjualku kepada laki-laki hidung belang. Hari demi hari laki-laki pun selalu berdatangan ke rumah ibu tiriku untuk menikmati tubuhku hingga suatu hari ibuku sedang sakit aku tidak diizinkan untuk melihat ibu yang sedang di rumah sakit ia mengancamku jika aku tidak mengikuti perkataannya maka ibuku akan dibunuh olehnya, tetapi aku tetap nekat dan besoknya saat aku pergi untuk membeli bubur untuk ibu dan pulangnya aku melihat ibu sudah meninggal. Tahun demi tahun aku dikurung dikamar dan tubuhku dijual kepada laki-laki hidung belang hingga saat ini aku hamil, saat aku bilang hamil kepada ibu tiriku ia tidak mau tau karena ia sudah memiliki banyak uang lalu ia mengusirku dari rumahnya dan seperti yang kau lihat sekarang aku tidak memiliki siapa-siap dam aku juga tidak tau harus kemana dengan bayi yang aku kandung ini."

"Ya ampun aku juga ikut sedih, tapi kamu harus kuat menerima semua ini karena bagaimana pun sudah terjadi dan hidup itu adalah sebuah pilihan. Anggaplah aku sebagai saudaramu dan janganlah kamu berkata tidak memiliki siapa-siapa lagi."
"Iya bagaimanapun aku harus membesarkan bayi ini karena dia yang membuatku semangat untuk hidup."
"Apa kau tidak punya tempat tinggal?"
"Tidak karena rumah orang tuaku dijual oleh ibu tiriku dan saat ini aku bingung mau kemana, saudaraku pun tidak mau menganggapku lagi. Sebenarnya aku mau mencari kerja apa saja untuk biaya hidup."

"Bagaimana kalau kamu tinggal denganku? Aku punya toko roti dan sekaligus rumah dilantai atasnya. Jadi tinggalah disana karena aku juga jarang tinggal ditempat itu dan kau tidak perlu mencari kerja cukup kau mengurus toko rotiku saja." Ucap Carrisa menawarkan tempat serta pekerjaan kepada Sheren.

"Tidak perlu, aku terlalu merepotkanmu." Jawab Sheren.

"Aku sudah menganggapmu sebagai sahabatku jadi kau boleh mengurus toko rotiku dan tinggalah disana karena disana tidak ada yang mengurus." Tutur Carrisa kepada Sheren

"Terima kasih atas pertolongamu kepadaku, kau sangat baik beruntung suamimu mendapatkanmu." Ucap Sheren.

"Ya sudah ayo ikut denganku karena hari sudah mulai sore, kita pergi kerumahku dulu ya karena aku kesini tidak membawa kendaraan untuk mengantarmu ke toko rotiku." Ucap Carrisa.

Mereka pun berjalan menyuri jalanan komplek.

____________________________________
Thankyou for support all😘
Next Chapter👇
Semoga kalian tidak bosan ya

My Undesirable WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang