18. Sibbling Goals Maybe

1.4K 199 96
                                    

Definisi bahagia setiap orang beda-beda. Tapi bahagia menurut seorang kakak adalah bisa menjahili adiknya sampai puas!

- Malvin Aryastya Hira -

*****


Sabtu pagi yang cerah serta aktivitas orang-orang di rumah membuat Calistha yang enggan membuka matanya terpaksa bangun dari tidur lelapnya. Ia berjalan menuruni tangga dan melihat ibu dan ayahnya sedang membereskan rumah.

“Asik nih ada yang lagi nostalgia,” katanya usil.

“Eh dedek udah bangun, sarapan gih bareng kakak.” Sahut Yanti setelah mengelap lemari kaca yang sedikit berdebu.

“Ih suruh mandi dulu dong, bu.” Adam mendelik ke arah Calistha.

“Gak ah, Tata laper. Wleee,” kata Calistha menjulurkan lidahnya seraya berlalu ke meja makan yang sudah ada Malvin.

“Eh abangnya Tata pagi-pagi udah kece aja nih,”

“Saa ae lo, Ta.”

“Mau kemana? Jalan sama cewek mana lagi? Cantik gak?” Tanya Calistha beruntun setelah duduk bersidekap di depan Malvin.

Malvin berdecak sebal kemudian menyumpal mulut Calistha dengan roti yang sudah ia oles selai coklat, “udah bawel, sok tau lagi.”

“Asik, eh emang biasanya gitu kan.” Calistha mengunyah sumpalan roti tadi.

“Mau ketemuan, sama siapa coba?” Malvin mulai meng-usili Calistha dengan pertanyaan menyebalkannya.

“Gak mau tau, wlee. Paling sama the next korban hahaha.” Calistha tertawa mengejek ke arah Malvin setelah meminum susu vanila yang di siapkan ibunya.

“Dih yaudah. Padahal cuma mau ngasih tau aja gue mau ketemuan sama anak-anak silat Siktaruna.” Malvin berseringai.

“Serius lo?!”

“Beribu-ribu rius gue mah, Ta. Udah ah gue berangkat dulu ya, bye adik kecil.” Pamit Mavin setelah menyampirkan tas di sebelah bahunya. Tapi baru dua langkah ia berjalan, langkahnya terhenti karna Calistha menahannya dengan memegang erat ujung jaket yang Malvin pakai.

“Kak, ingin ikut...” Calistha sudah memasang wajah memelas andalannya. Tapi Malvin hanya menggeleng dan tersenyum menyebalkan.

Atuh kak ih, ingin ikut.” Calistha masih saja merengek sambil sesekali menghentakan kedua kakinya.

Yanti yang baru saja tiba di ruang makan menatap aneh kedua anaknya.

“Kenapa sih kalian? Vin, tadi katanya mau ketemu sama pesilat sekalian latihan bareng.” Kata Yanti mengingatkan Malvin.

“Ini juga mau berangkat bu, cuma Tata nya nih nahan-nahan Malvin.” Malvin mencoba kabur dari cengkraman Calistha di jaketnya.

“Buuuu, Tata ingin ikut...” Kali ini Calistha merengek pada ibunya.

“Ta, please deh. Temen-temen gue gak ada yang bawa adek. Apa kata orang-orang entar? Masa iya lo udah gede gini masih di asuh gue.” Tolak Malvin untuk ke-sekian kalinya.

Atuh buuuu...”

Yanti menghela napas sejenak kemudian, “bawa aja lah, Vin. Lagian udah lama juga kamu gak ngasuh Tata.” DWING!! Calistha tersenyum penuh kemenangan ke arah Malvin, sedangkan yang menjadi korban mengangguk pasrah.

Guardian Angel | [END] ✔ (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang