21. Jemputan

1.3K 159 84
                                    

Terhitung sudah satu minggu Calistha tidak melihat Arul di sekolah, ia mencoba menelpon dan mengirim pesan pada Arul tapi nihil, tidak ada satu balasan pun.

Ia sudah menanyakan Arul pada Fadey, tapi Fadey hanya mengatakan Arul baik-baik saja. Terlebih ia tidak tau alamat rumah Arul.

"Ta, jangan diem aja dong. Kan kak Fadey bilang kak Arul gapapa." Lavina mencoba menenangkan pikiran Calistha.

"Ya tapi gue gak percaya kalo gak liat sendiri." Calistha menghela napas pelan.

"Nanti gue coba bujuk kak Fadey deh, Ta. Biar dia ngasih alamatnya kak Arul." Kata Lavina. Calistha hanya mengangguk sambil cemberut.

"Awas lo ya kalo boong." Calistha pun berhenti cemberut dan mulai fokus pada pelajaran yang sedang diterangkan oleh gurunya.

Bel istirahat pun berbunyi, Lavina segera keluar kelas dan berjalan ke kawasan kelas 12 IPS untuk mencari Fadey.

"Nah itu dia," Lavina berlari kecil mengejar Fadey yang sedang berjalan ke arah kantin. Setelah semakin dekat, Lavina pun memanggil Fadey.

"Kak Fadey!!"

"Eh Vina, ada apa?"

"Kak Arul kemana sih kak?"

"Gak usah nyari yang gak ada deh, nih gue udah ada di depan mata lo," sontak karna perkataan Fadey, Lavina pun baper seketika. Semburat merah muncul di pipinya.

"Apaan sih kak, buruan deh kasih tau dimana kak Arul!"

"Vin, ada hal yang gak perlu kalian tau tentang kita berdua." Lavina diam seketika, sedikit tidak mengerti kemana arah pembicaraan Fadey.

Sedangkan Fadey terkekeh geli kemudian mencubit pipi Lavina dengan gemas.

"Aw! Sakit tau kak!" Lavina menepis tangan Fadey yang mencubit pipi nya dan mengelus pipinya yang merah.

Bukan karna cubitan Fadey melainkan karna malu sekaligus salah tingkah di depan Fadey.

"Hehe, maaf-maaf. Yaudah yuk,"

"Kemana?"

"Lo belum makan, kan? Yuk ke kantin bareng."

"Gak usah deh kak, gue bekel makan dari rumah. Lagian kayanya temen-temen gue udah pada nunggu." Ia sebenarnya sangat ingin makan bersama Fadey, tapi ia tau Calistha sedang menunggunya.

"Yahhh... Sakit hati gue di tolak sama lo, Vin." Kata Fadey dramatis yang membuat Lavina tidak tahan dan ingin segera pergi karna salting.

"Serah lo kak, gue ke kelas ya bye."

Sepeninggal Lavina, Fadey tersenyum tipis melihat tingkah adik kelasnya yang sangat lucu. Tapi, disisi lain ia juga merasa sedikit bersalah pada Syalla, pacarnya yang mungkin sedang belajar di sekolah lain.

"Ah sialan si Arul, gue jadi luntang-lantung sendiri kek anak ilang." Sebenarnya Fadey memiliki banyak teman, tapi entah mengapa dia hanya percaya pada Arul dan menjadikan Arul sahabat karibnya.

Tiba-tiba ponselnya bergetar lama menandakan ada yang menelpon dirinya, Fadey mengeluarkan alat canggih itu dari saku celananya kemudian melihat nama yang terpampang jelas di layar ponselnya.

"Panjang umur ni kunyuk."


¤¤¤


"Ah sebel, sebel, sebel!! Kak Fadey kok gitu sih? Ah jangan-jangan mereka berdua itu homo ya?" Calistha masih saja menggerutu kesal bahkan sampai pulang sekolah karna mendengar Fadey tidak memberi informasi satupun yang bisa menenangkan hati nya.

Guardian Angel | [END] ✔ (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang