SIDE 15

2K 203 46
                                    

"Tidak!"

Jungkook menghentakan cengraman tangan Wonwoo pergelangan tangannya dengan kasar. Wonwoo bersikeras mengejar Jungkook yang berjalan cepat. Meninggalkan situasi penuh pertanyaan di depan ruang tunggu operasi Taehyung.

"Jungkook! Dengarkan aku dulu_" Wonwoo masih mempertahankan langkah Jungkook agar tidak terlalu jauh.

Langkahnya berhenti. Jungkook berbalik menatap Wonwoo dengan air mata yang sudah meluncur di pipinya. "Aku tidak mau melakukannya, hyung. Jantung itu miliki Taehyung hyung." Jungkook menangis.

Pilu, Wonwoo menarik Jungkook dalam pelukannya. Wonwoo paham bagaimana perasaan Jungkook saat ini. Perih merasa akan menrenggut kehidupan orang yag disayanginya. Jungkook meraung, menenggelamkan wajahnya pada pundah Wonwoo.

"Dengarkan aku_" Wonwoo mengangkat wajah Jungkook agar lebih jelas menatapnya. Terlihat bagaimana getarnya mata Jungkook saat ini. Bagaimana takutnya adiknya saat ini.

"Ini bukan salah mu. Taehyung hyung memberikannya pada mu, jadi ini bukan salah mu."

Jungkook tidak menjawab. Bagaimana pun mereka mengatakan kalau ini bukan salahnya, batinnya berteriak kalau dirinya adalah sumber kesengsaraan yang nyata. Semua orang teraniaya saat berdekatan dengannya. Menyusahkan, menyulitkan! Jungkook muak dengan hidupnya.

"T-Tidak! Taehyung hyung masih bernafas. Taehyung hyung masih hidup. Dia masih punya harapan. Jadi biarkan Taehyung hyung memilikinya sampai dia benar-benar memberikannya pada ku." Tangisnya mereda. Sedikit tercekik dengan nafasnya sendiri namun masih bisa mengendalikannya.

Posisi Taehyung pernah Jungkook rasakan. Bagaimana merasakan dingin di antara hidup dan mati. Bagaimana rasanya mendengar semua orang memanggil namun tidak bisa menyauti mereka. Jungkook tau bagaimana rasanya di posisi itu. Jadi dia tidak akan mendorong Taehyung pada kematian untuk kehidupannya, sedangkan Jungkook sangat paham bagaimana mengerikannya kematian itu.

"Jika aku yang berada di posisi itu? Apa hyung mau memberikan nyawa ku untuk kehidupan orang lain?" ujar Jungkook

Wonwoo terdiam. Benar, Wonwoo tidak akan penah rela memberikan nyawa jungkook untuk kehidupan orang lain. Dia akan berjuang untuk nyawa adiknya walaupun itu hanya memiliki kemungkinan kecil. Wonwoo tidak akan rela. Tapi, kali ini memiliki sudut pandang bagaimana Wonwoo tidak ingin kehilangan adiknya. Begitu egoiskah dia untuk membiarkan Taehyung memberikan jantungnya pada Jungkook. Ini bukan salah Jungkook yang membutuhkan. Karena memang Taehyung sudah berencana mendonorkannya pada Jungkook.

"Aku akan menunggu. Jadi jangan khawatir, hyung. Aku baik-baik saja." Jungkook tersenyum. Menyeka air matanya. Berusaha untuk tidak tampak menyedihkan.

Sedangkan Wonwoo penuh kekhawatiran. Ingin rasanya dia mengatakan hal yang sama seperti Jungkook. Menunggu Taehyung benar-benar memberikannya pada Jungkook. Tapi Wonwoo khawatir, bagaimana jika Jungkook tidak memiliki waktu untuk menunggu. Bagaimana jika adiknya menyerah saat Taehyung belum memberikannya pada Jungkook.

oOo

Yugyeom tadi menelpon ke rumah Jungkook. Sebab anak itu kembali tidak mengangkat telepon darinya. Yugyeom khawatir hal buruk terjadi pada Jungkook seperti yang terakhir kali. Jungkook sama sekali tidak mengabarinya. Wonwoo juga melakukan hal yang sama, mengabaikan panggilan dari. Memang benar-benar kakak adik yang kompak.

Untuk kelanjutan informasinya, Yugyeom menelpon ke rumah Jungkook. lalu bibi Ma menjawab panggilannya dengan suara lesu. Yugyeom bertanya pada bibi Ma dimana Jungkook dan wanita paru baya itu menjawab kalau Jungkook, Wonwoo dan nyonya besar Jeon berada di rumah sakit.

Seketika Yugyeom membeku. Apa keadaan Jungkook memburuk? Atau hal buruk sudah terjadi pada Jungkook. Mingkyung mengatakan kalau Taehyung kecelakaan. Jadi, mereka bersama pergi kerumah sakit.

Side A Life ✅ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang