END

821 82 11
                                    


Saat ini tidak ada kalimat 'baik-baik saja' yang dapat dikatakan oleh siapapun. Wonwoo bermaksud untuk mengambil dompetnya yang tertinggal karena berniat untuk membelikan susu pisang kesukaan adiknya, merasa bingung saat mendapati kamar inap Jungkook yang gelap dan kali ketiga panggilannya tidak mendapat jawaban oleh Jungkook. Wonwoo membeku, saat penerangan yang baru saja menyala, menampakan tubuh Jungkook yang terkapar dilantaidengan simbahan dara kental yang meluap bahkan membaluti baju Jungkook.

Segera tubuh Jungkook yang mulai mendingin diraih Wonwoo dalam dekapannya. Wonwoo melihat luka ternganga pada ulu hati adiknya dan menutupnya dengan telapak tangannya. Namun, cairan kental itu masih mengalir dengan deras. Berkali-kali Wonwoo memanggil nama adiknya. Memohon bahkan sedikit kesadaran dari Jungkook agar adiknya mengumbris panggilannya. Jangankan untuk membalas panggilan Wonwoo, Jungkook bahkan tidak membuka matanya barang sedikitpun. Panggilan Wonwoo yang tadinya lembut, berubah menjadi teriakan dan erangan memanggil nama Jungkook. Namun yang dipanggil hanyut terlelap tanpa ada yang tau apa yang sebenarnya terjadi.

Karena sudah terlalu lama menunggu Wonwoo, Yugyeom berpikir untuk menyusul Wonwoo kekamar Jungkook. Sebelum semuanya terasa baik-baik saja, Yugyeom mulai takut saat mendengar suara teriakan Wonwoo memanggil nama Jungkook semakin terdengar frustasi. Yugyeom berlari dan medapati ruangan kacau balau dengan darah berserakan hamper memenuhi lantai ruangan. Dengan Wonwoo memeluk erat Jungkook dengan baju penuh darah. Yugyeom segera memencet tombol darurat lalu mendekati Wonwoo dan ikut menutupi luka Jungkook pada ulu hati Jungkook.

Kini mereka disini. Di depan ruangan operasi dengan lampu merah menyela didepan ruangannya. Jungkook kin iberada didalam sana. Mereka semuanya disana, mereka yang tadi berpisah dengan kebahagiaan, kini kembali bertemu dengan kabar buruk yang melanda. Ilhwa sedari tadi menghantakan doanya pada putranya didalam sana dengan linangan air mata yang tidak berhenti barang sejenak. Mereka semua kebingungan. Tidak ada yang tau apa yang sebenarnya terjadi. Mendapati Jungkook tergelatak penuh dengan darah disekelilingnya. Tubuh Jungkook terasa dingin dan bibirnya memucat. Hingga saat ini tangan Wonwoo tidak enti bergetar mengingat bagaimana dirinya menahan luka menganga Jungkook yang terus menguarkan cairan kental tersebut.

Sadar akan tangisannya tidak dapat dibendung lagi, Yugyeom meninggalkan semua orang dengan berlari ketangga darurat lalu berteriak disan dengan sangat kencang. Bayangan bagaimana dia akan kehilangan Jungkook kini terasa sangat dekat menghampirinya. Yugyeom ingat Jungkook pernah berjanji kalau akan hadirnya dirinya saat Jungkook sekarat. Apakah ini janji itu? Yugyeom akan memaafkan Jungkook kalau janji itu dapat sekalipun dilanggar oleh Jungkook. Ada pun hal Bahagia hari ini, kenapa harus disertai kepahitan yang sangat memilukan hingga tidak dapat menenggak walaupun sedikit. Mereka semua yang menunggu di depan ruangan operasi saat ini, termasuk Yugyeom saat ini. Mengemis harapan pada tuhan agar tetap Bersama Jungkook yang mereka sayangi. Jungkook mendapatkan sebuah harapan namun anak itu menolaknya karena tidak ingin merebut harapan orang lain. Anak itu terlalu baik, kenapa tuhan memberinya nasib yang rumit.

Sekon selanjutnya, pintu darurat terbuka dengan Miseul yang mengikuti jejak Yugyeom. Air matanya tidak kalah deras dengan semua insan yang berharap hal yang sama di luar sana. Matanya memerah menatap Yugyeom dengan wajah frustasi yang sama halnya dengan Yugyeom. Mereka hanya saling bertatap hingga berapa detik

"J-Jungkook, dia akan baik-baik saja, kan?" Miseul mulai memecah keheningan.

Sedangkan yang ditanya takut menjawab. Yugyeom sangat ingin menjawab kalau Jungkook akan baik-baik saja. Bahkan sampai saat ini, Yugyeom sangat berharap kalau sahabatnya itu akan baik-baik saja. Namun, dengan semu ayang disaksikannya malam ini. Bagaimana banyaknya genangan darah yang menyelimuti tubuh Jungkook, bagaimana hawa dingin tubuh Jungkook yang dirinya rasakan, Yugyeom takut untuk menjanjikan hal baik pada Miseul. Sehingganya dia memilih diam.

"Apa dia begitu kesakitan? Kau melihatnya. Tadi, perawat bilang jantung Jungkook melemah. Dia menyuruh kita semua berda untuk keajaiban. Apa dia begitu kesakitan?" Ajuan pertanyaan kedua oleh Miseul bahkan masih mendapat heningan dari Yugyeom.

"Kim Yugyeom... Aku mohon katakan sesuatu. Banyak hal buruk yang menghampiri pikiran ku saat ini." Ujar Miseul dengan air matanya.

"Apa yang harus ku katakana padamu? Kau pikir aku tidak ketakutan saat ini? Jungkook bahkan tidak membuka matanya saat aku memanggil namanya. Jadi aku harus menenangkan mu bagaimana?" Ujar Yugyeom frustasi.

Dalam hatinya, Miseul membenarkan ucapan Yugyeom. Semua orang kini ketakutan. Semua orang khawatir. Bagaimana bias ada orang yang akan menenanginya disaat mereka semua merasakan hal yang sama.

Ini kali pertama Miseul mencintai seseorang. Rasa tidak percaya pada seorang laki-laki yang disebabkan oleh ayahnya sendiri, dapat Jungkook tepis begitu saja dan membuat Miseul nyaman dalam sekejap. Jungkook pria yang manis, lembut, lucu, dan sangat baik. Semua yang Miseul tau tentang Jungkook akan membuatnya merasa beruntung dicintai pria seperti Jungkook. Apa karena Miseul sering bermain dengan cinta miliki orang lain? Apa karena itu tuhan berusaha mengambil cinta pertama miliknya.

Seketika Miseul berlari meninggalkan Yugyeom. Satu hal dalam pikirannya yaitu pria bernama Kim Taehyung. Ukankah pria itu mendonorkan jantung miliknya unuk Jungkook? Jungkook terlalu baik hingga tidak mau merebut harapan orang lain yang jelas-jelas telah diberikan untuknya. Miseul saat ini hanya mencoba memohon pada pria tersebut saat ini. Apa dia tidak ingin memberikannya pada Jungkook. Jungkook sudah sangat embutuhkannya.

Yugyeom ikut berlari menyusul Miseul yang dikiranya akan melakukan hal bodoh. Pikiran itu tertepis melihat langkah merek mendekati kamar inap Kim Taehyung. Tanpa tau apa yang akan dilakukan gadis itu, Yuguyeom mengikuti langkah Miseul. Lalu gadis itu mengetuk pelan pintu kamar Taehyung dan masuk dengan pelan dan tenang.

"Permisi paman. Saya Yoo Mi Seul. Apa saya boleh berbicara denagan kak Kim Taehyung?" ujar Miseul.

Pria separuh baya-ayah Taehyung yang setengah sadar dari lelapnya hanya berdiri terdiam dan menatap putranya lalu kemudian menatap Miseul secara bergantian. Miseul yang melangkah mendekati ranjang Taehyung kemudian menghela nafas panjang.

"Kak Taehyung, Aku Miseul kekasih Jungkook. Kami baru sjaa berpacaran tadi. Jungkook memperkenalkan ku pada semua orang kalau aku kekasihnya." Ujar Miseul.

"Jungkook sangat kesakitan sekarang. Sangat-sangat kesakitan. Kakak tau kenapa? Apa kalian sedang Bersama sekarang? Jungkook adik kakak juga kan?" lanjutnya

Yugyeom dan ayah Taehyung terkejut melihat Miseul membungkuk Sembilan puluh derajat pada Taehyung yang tengah terlelap. "Maafkan aku kak. Aku tau ini egois dan Jungkook akan membenci apa yang akan ku katakan. Tapi, bisakah kaka memberikan apa yang ingin kakak berikan pada Jungkook saat ini? Jungkook sangat kesakitan." Miseul menangis.

Ayah Taehyung mendekat pada Miseul. Membantu Miseul menegakkan kepalanya. "Anak ku masih memiliki harapan nona cantik. Kami masih memiliki harapan untuk Taehyung bangun dan melihat dunia kembali Bersama kami. Kami tau kalau Taehyung mendonorkan jantungnya pada tuan muda Jungkook. Namun, Taehyung masih bernafas dan kami juga mengemis harapan pada tuhan saat ini sama halnya dengan kalian." Ujar ayah Taehyung dengan lembut.

Miseul tidak mampu menjawab. Semua benar, semua orang memiliki harapan. Tapi saat ini harapan Miseul tengah redup. Sangat egois memang merebut harapan orang lain untuk harapan miliknya. Namun, Miseul tidak ingin kehilangan Jungkook.

Sekon berikutnya mereka terkejut, bagaimana EKG Taehyung yang menunjukkan garis dan bunyi yang aneh. Lalu setelahnya para perawat dan juga dokter mengambil alih ruang inap Taehyung. Para perawat dan dokter terlihat kacau sama halnya dengan ayah Taehyung yang tengah berdoa. Seperti pemandangan ibu Jungkook yang melakukan hal yang sama. Hingga Miseul berpikir hal buruk tengah mengampiri Taehyung saat ranjang Taehyung dibawa keluar dari kamar inapnya dengan dokter yang terus membantu memompa jantung Taehyung.

"Taehyung hyung, apa kau benar-benar bertemu dengan Jungkook?"

_END_

Selamat malam semua. Apa kabar? Maaf untuk keterlambatan yang sangat sangat ini. Ini udah nyampe END makasih buat antusias teman-teman semua. Ditunggu Epilognya

😊

Side A Life ✅ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang