BAB 11-Mencari tahu(2)

259 26 1
                                    

"Anastasya! Kenapa semalam kau pergi begitu saja dari café? Padahal aku baru tiba dan kau terlihat begitu sangat tergesa-gesa. Apa ada sesuatu terjadi?"

"Aahh itu, maaf aku lupa mematikan kompor di rumah, dan aku baru ingat kalau kedua orangtuaku sedang keluar kota,"

"Hah, alasan macam apa itu?"

"Aku serius!"

"Oke-oke baiklah aku percaya kata-katamu. Hmm, ngomong-ngomong, katamu tadi ada hal yang ingin kau tanyakan, tanyakan saja selagi aku tahu jawabannya,"

Seorang gadis berpakaian seragam sekolah dengan hiasan pita merah di rambutnya tengah mengaduk-aduk isi minuman. Raut wajahnya terlihat sangat gusar, seperti tengah memikirkan sesuatu yang sangat serius.

"Begini, Liona, kau tahu kan teman sekelas kita yang super cupu dan pendiem itu?" tanya Anastasya.

"Eumm, ya, maksudmu Sirine? Ah Shirena, ya si gadis aneh itu. Ada apa dengannya?" tanya Liona balik. Dirinya tengah asyik menghabiskan isi minuman kaleng yang sedari tadi susah payah ia buka.

"Apakah kau tahu jika ia memiliki teman? Ah maksudku seperti berinteraksi dengan oranglain, laki-laki mungkin?" tanya Anastasya berbisik seraya sedikit memajukan tubuhnya.

"What?! Hahahahaha kau ini kenapa Anastasya? Kenapa daritadi kau menanyakan gadis itu? Bukankah kau tidak suka dengannya?"

Anastasya mendecak kesal tatkala mendengar perkataan yang dilontarkan oleh Liona. Ia menghembuskan napas panjang dengan kencang, seolah-olah ada batu besar didalam hidungnya. Pandangannya berkeliling ke sekitar memperhatikan siswa-siswa lain yang lalu lalang di kantin.

"Oke begini, aku akan menjawab pertanyaanmu sesuai pendapatku. Menurutku tentang Shirena atau yang biasa kita panggil Sirine si gadis aneh pendiem yang hanya bertemankan oleh novel, mana mungkin ia memiliki seorang teman? Berinteraksi dengan laki-laki? Hei coba kau pikirkan, pernahkah kau melihat ia sedang jalan bersama dengan seseorang yang mungkin bisa kau sebut teman? Aku tidak pernah melihatnya."

"Dan lagi, apakah ada yang mau berteman dengannya? Haha, lagipula, bila ada pasti orang itu juga sama anehnya dengan Sirine. Kau tahu? Hanya melihatnya saja aku sudah tak tahan, bagaimana bila aku berbicara dengannya? Menjadi temannya? Aku tak bisa membayangkan hal itu. Huh," Jelas Liona dengan nada bicaranya yang khas.

"Ya, yang kau katakan memang seperti apa yang ku pikirkan, Liona, tapi sangat sulit dipercaya bukan jika hal itu memang benar-benar terjadi? Rasanya ada sesuatu yang menarik tentang dirinya, entahlah, aku tak tahu apa itu, hingga ia berurusan dengan seseorang yang aku sukai," ucap Anastasya lebih kepada dirinya sendiri.

***

Sudah sejak 2 jam yang lalu Shirena berada di dalam kamar mandi. Tepatnya dari pukul 03.30 am hingga kini pukul 05.30 am. Minuman darah kemasan yang biasa ia bawa jika ke kamar mandi sudah habis. Tak seperti biasanya ia menghabiskan bekal yang seharusnya ia minum saat jam istirahat nanti. Bagaimana jika nanti ia kehausan saat jam istirahat? Sama sekali tidak terpikirkan olehnya.

Tangannya mengambil kembali dan meremas kotak minuman yang sudah ia buang ke tong sampah kecil yang memang disediakan di dalam kamar mandi. Pikirannya mengarah kepada seseorang yang sejak semalam memenuhi isi rongga kepalanya.

"Bagaimana ini? Apa aku harus mengembalikan jaket miliknya dan menjelaskan kepadanya? Tapi bagaimana menjelaskan tentang ciuman itu? Aaahhhh sungguh ini membuatku seperti manusia bodoh," ujar Shirena frustasi. Ia mengacak-acak rambutnya sendiri.

"Kenapa aku merasa bodoh jika memikirkannya? Ini begitu membingungkan," lagi-lagi Shirena bermonolog.

"Aishhhh, kenapa dia selalu muncul di dalam pikiranku? Tidak bisakah aku tidak memikirkan dirinya?"

"Oh dewa laut, ini rasanya seperti mencari manusia yang tenggelam di dalam lautan. Tak tahu harus kemana dan bagaimana aku bisa menemukan dan menolongnya."

Shirena mengusap wajahnya berkali-kali. Rambutnya sudah berantakan tak karuan. Tangannya pun nampak tergores karena terlalu erat meremas minuman kemasan. Terlihat sangat buruk dan menyedihkan. Lebih dari biasanya.

Tok tok tok ...

Suara ketukan pintu dari luar membuat Shirena tersentak. Ia melihat jam yang melingkar pada pergelangan tangan kirinya. Sudah pukul 06.00 am. Ia bahkan terkejut menyadari bahwa sudah lama berada di sini. Dan pada pukul segini pasti sudah banyak murid yang berdatangan. Gadis-gadis populer pasti akan ke kamar mandi untuk menata penampilannya. Ia harus segera keluar dan kembali ke kelas.

Saat ia membuka pintu kamar mandi, ia langsung keluar tanpa melihat siapa seseorang yang mengetuk dan berada di depan kamar mandi. Namun seseorang itu melihat siapa yang keluar dari kamar mandi yang daritadi ia tunggu.

"Shirena," gumam gadis dengan pita berwarna merah. Kemudian ia masuk ke dalam kamar mandi.

***

Jam pelajaran belum dimulai, dan ini masih terlalu pagi menurut Dev. Tidak seperti biasanya ia datang awal waktu seperti ini. Kelas masih sepi dan hanya segelintir anak rajin yang berdatangan. Ia pun membuka baju seragamnya dan menyampirkannya di bangku yang ia duduki.

Kaos oblong hitam dengan gambar planet-planet ditengahnya dapat terlihat ketika Dev melepaskan seragamnya. Bingung dengan apa yang harus dia lakukan, Dev memilih untuk mengeluarkan sebuah pulpen dan beberapa kertas kosong.

Pikiran semalam yang ia obrolkan dengan Ellina membuatnya semakin bertanya-tanya. Ia pun menuliskan semua apa yang ada di benaknya. Terutama ini berkaitan dengan Shirena dan si gadis misterius yang sangat mirip dengan dimimpinya.

Pertama, semua ini berawal dari kejadian di malam itu. Kenyataannya Ellina menemukan Dev pingsan di tepi pantai namun antara Dev dan Ellina sama sekali tidak menyadari bahwa yang sebenarnya terjadi bukanlah itu.

Kedua, mimpi yang selalu terus menerus sama setiap hari ketika Dev tertidur. Namun rasanya bukan seperti mimpi. Itu seperti nyata. Setelah kejadian malam itu, mimpi si gadis misterius selalu hadir dan membuat Dev bertanya-tanya.

Ketiga, Dev tidak mengingat kejadian malam itu. Dirinya bahkan lupa jika ia mengenakan jaket. Dan jaket miliknya sekarang entah dimana keberadaannya. Tapi terdapat satu titik terang kemarin, ketika Shirena mengikuti dirinya saat di ruang seni dan bilang bahwa ia ingin mengembalikan barang milik Dev. Apakah mungkin Shirena ingin mengembalikan jaket milik Dev?

Ini sungguh teka-teki yang sangat rumit.

Apa hubungannya Shirena dengan gadis misterius yang berada di dalam mimpinya?

Dev menghembuskan napas panjang dengan kesal sambil mencoret-coret tulisan yang baru saja ia tulis. Kertas itu kemudian ia remas dan ia masukkan ke dalam laci mejanya. Begitupun dengan pulpen yang ia genggam.

Dirinya kini beranjak berdiri dan mengambil seragam yang tadi ia sampirkan di kursinya. Kakinya melangkah berjalan menuju tempat yang menurutnya cocok untuk membuatnya berpikir.

Namun saat di lorong, entah dia yang terlalu terburu-buru atau seseorang yang berada di depannya yang berlari, mereka berdua bertubrukan hingga hampir membuat salah satunya terjatuh.

Dev menahan tubuh seseorang yang beberapa detik lalu menabraknya. Pandangan matanya mengarah kepada wajah yang begitu sangat terkejut melihat dirinya. Ia pun sama terkejutnya.

"Shirena?"

"Dev?"

*****

Maaf telat banget up nya. aku minta maaf yang sebesar2nya dan minta maaf yang sebanyak2nya atas keterlambatan update cerita merpire ini:(

terimakasih kepada pembaca setia yang selalu menunggu cerita selanjutnya. aku sangat terharu:') berkat kalian aku jadi semakin semangat untuk melanjutkannya walaupun telat banget ya hehe

MERPIRE [Mermaid Vampire]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang