BAB 3-Tentang Shirena(3)

725 128 115
                                    

"Mommy aku pulang..." teriak Shirena.

"Mommy?" ulangnya.

"Apakah Mommy masih berada di lautan?" gumam Shirena.

"Sebaiknya aku segera menyusul. Tak sabar kakiku akan berubah menjadi ekor dan menari-nari di lautan yang tenang," ucap Shirena seraya memejamkan mata dan membayangkan suara deru ombak di lautan.

***

Setibanya di bibir pantai, Shirena pun menarik napas dalam-dalam dan merentangkan tangannya. Matanya menyapu pemandangan yang terpampang jelas di hadapannya, tak lupa senyum merekah terukir dari bibirnya.

Di sinilah Shirena dan Seana--Ibu Shirena, mendinginkan suhu tubuhnya di lautan yang tenang ini. Dan di lautan inilah para Siren berada.

Shirena pun perlahan-lahan menjejakkan kakinya di atas pasir putih, berjalan beriringan dengan gemuruh ombak lautan yang damai. Hingga kakinya terhenti di antara pasir yang kering dan pasir yang basah karena terkena sapuan ombak.

Handuk berwarna putih yang membaluti tubuhnya ia buka perlahan-lahan dan ia taruh di atas batu karang, dan kini hanya menyisakan tubuhnya yang tertutupi oleh pakaian dalam saja.

Saat ombak bersiap datang ke bibir pantai, Shirena telah bersiap untuk menyambut ombak tersebut, ombak yang akan membawanya ke dalam lautan.

BYURRR...

Tepat saat ombak menyentuh bibir pantai dan mengenai serta menyeret Shirena ke dalam gulungan ombak, kaki jenjang Shirena kini telah berubah menjadi ekor.

"Warna biru, masih seperti seminggu ini," ucap Shirena seraya memperhatikan ekornya.

Memang, bagi para Siren warna ekor merupakan hal penting.

Sama halnya dengan manusia yang melihat warna baju dari pakaian yang orang lain kenakan. Warna baju yang di pakai oleh orang bisa berubah-ubah sesuai kapan dan bagaimana perasaan orang tersebut. Begitupun dengan para Siren. 

Ekor para Siren bisa berubah-ubah sesuai dengan bagaimana perasaan sang Siren tersebut. Warna yang umum adalah biru. Karena biru itu netral, tidak terikat dengan perasaan apapun.

Jika seorang Siren sedang bersedih kemungkinan ekornya akan berwarna hijau.

Jika seorang Siren sedang bahagia mungkin ekornya berwarna merah muda atau ungu.

Jika seorang Siren sedang patah hati konon katanya ekor mereka akan berwarna hitam.

Namun sampai saat ini tak pernah Shirena melihat Siren dengan ekor berwarna hitam, lagipula itu akan sangat menyakitkan karena jika seorang Siren patah hati, ia akan berubah menjadi buih setelah menghabiskan air matanya yang merubah pasir di dasar lautan menjadi mutiara.

Itulah yang Shirena tahu tentang warna-warna ekor dari para Siren. Tapi terkadang Shirena bertanya-tanya, warna apakah jika seorang Siren sedang jatuh cinta? Tak pernah ada Siren yang tahu.

"Tapi aku yakin, Mommy pasti tahu," Pikir Shirena.

"Tahu apa?" suara dari kejauhan membuat Shirena tersentak dan menyunggingkan senyum ketika ia tahu siapa pemilik suara tersebut.

"Ah kau mengagetkanku saja. Dasar lumba-lumba menyebalkan!" pekik Shirena.

"Ahahaha, kau lupa jika kau tengah berada di lautan? Bahkan pikiranmu pun akan terdengar ber-mil-mil jauhnya," ujar Dolfi—nama yang di berikan Shirena kepada lumba-lumba yang menjadi teman akrabnya sedari kecil.

Shirena pun memeluk Dolfi.

"Kau tahu, aku sangat sangat sangat merindukan dirimu," ujar Shirena

MERPIRE [Mermaid Vampire]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang