Cast : Ai (OC); Takahashi Kaito (KING)
Genre : Romance
Disclaimer : All casts belong to themselves: author owns the plotNoted : Hadiah untuk Ai yang selalu jadi penggemar dari tulisanku (katanya XD) dan batuannya atas berbagai hal.
Arigatou naa 😘~ * ~
"Nee...nee..."
"Hmm?"
"Boleh aku pinjam dapurmu?"
"Hah!?"
"Dari pada aku bengong, mending aku melakukan sesuatu."
"Ya tapi, memang kau bisa masak? Kau mau buat apa? Kitakan baru selesai makan."
"Yah, tidak mahir sih tapi ada kudapan yang pernah diajari Sho. Lumayan buat cemilan."
Ai memandangi Kaito dengan wajah yang tidak yakin, tapi tetap membiarkan Kaito melakukan apa yang dia mau.
Kaito adalah kekasih Ai yang terpaut cukup jauh dengan usia Ai yaitu 8 tahun.
Mereka pertama kali bertemu sebagai dosen dan murid di kampus. Perjuangan hati yang berat bagi Ai untuk menerima perasaan Kaito kepadanya, yang pada akhirnya sekarang mereka telah menjalani hubungan ini selama setahun.
Hari ini Kaito berkunjung ke apartemen Ai. Walaupun Ai sudah memberitahu Kaito kalau dia akan sibuk malam ini karena harus menyiapkan materi seminar untuk esok hari, tapi Kaito bersikeras untuk berkunjung dan menemuinya. Ai tidak pernah bisa menentang kemauan kekasih kecilnya yang keras itu.
Setelah mereka menyelesaikan makan malam sambil bercengkrama, Ai pun menuju meja kerjanya dan akan sibuk untuk beberapa waktu. Walaupun merasa tidak enak karena akan mengabaikan Kaito tapi tidak ada pilihan lain karena dia harus menyelesaikan pekerjaannya dan telah menegaskan pada Kaito konsekuensinya, agar dia tidak ngambek nanti kalau dia abaikan, dan Kaito mengerti akan hal itu.
Dan sepertinya Kaito ingin membuat dirinya berguna untuk Ai dengan membuatkan Ai kudapan sebagai teman bekerjanya, yang mana Ai tidak pernah melihat dia melakukan hal itu sebelumnya. Memang, karena kesibukan masing-masing beberapa minggu belakangan mereka tidak dapat bertemu. Dan karena hari ini Kaito senggang, dia memutuskan untuk menemui dan menemani Ai selama dia bisa, walau Ai akan sibuk dengan pekerjaannya.
Sudah beberapa menit Kaito sibuk di dapur. Ai hanya bisa melihat punggung Kaito dari mejanya bekerja. Sebenarnya Kaito melakukannya dengan agak sedikit ribut. Walaupun itu cukup menggangu Ai yang harus berkonsentrasi, tapi ada perasaan senang yang cukup membuncah dalam hati Ai karena bisa melihat Kaito. Jadi, Ai tidak memperdulikan suara bising itu.
Untuk beberapa saat Ai terfokus dengan layar laptopnya yang membuatnya tidak sadar kalau Kaito sudah berdiri di sebelahnya.
"Ada apa?" Tanya Ai
"Kau mau menolongku?" pinta Kaito.
"Apa?"
"Tanganku sudah penuh tepung, tapi aku sangat gerah. Maukah kau mengikatkan poniku?"
Benar saja, wajah kaito cukup berkeringat. Sepertinya dia benar-benar berusaha melakukannya. Ai pun tersenyum dan menatapnya.
"Mau pakai bando saja?" Tanya Ai.
"Tidak." Kaito langsung menolaknya. "Pakai ikat rambut saja. Tolong ikatkan." Lalu Kaito pun menundukkan kepalanya agar Ai dapat menjangkau rambutnya.
Ai mengambil ikat rambut yang biasa dia pakai dari mejanya untuk mengikatkannya pada poni Kaito.
Ai menjulurkan lengannya agar sampai ke kepala Kaito. Dia menata dan mengumpulkan rambut Kaito agar bisa diikat. Rambut Kaito benar-benar basah akan keringat. Ai merasa kekasihnya ini sangatlah menggemaskan kalau sedang berusaha seperti ini, tanpa Ai sadari dia memasang wajah yang penuh dengan senyuman. Dan disaat itu...
Chu
Kaito mengecup bibirnya.
"Heh?" Ai terkejut.
Namun, Kaito hanya tersenyum melihat wajah terkejut Ai. "Gomen. Kelepasan." Jelasnya dengan senang. "Aku tidak kuat melihat wajah cantikmu dengan jarak yang sedekat ini." Rayu Kaito dengan wajah yang dipenuhi senyuman.
"Kaito! Kamu sengaja ya!?" seru Ai dengan suara yang sedikit ditinggikan tapi dengan senyuman.
"Engga! Bener kelepasan." Jawab kaito masih dengan senyuman.
Ai tidak bisa membalas apapun tapi terus mengikat rambut kaito dengan perasaan senang.
Setelah rambut Kaito selesai diikat, kaito menaruh kedua lengannya di atas pundak Ai dan menatapnya sambil berkata, " Tapi kalau minta tambah dikit gak apa kan?"
Sebelum Ai bisa menjawab apapun, kembali Kaito menempelkan bibirnya di bibir Ai.
Sebuah kecupan yang lembut.
Setelah Kaito melepaskan bibirnya dari bibir Ai dia menambahkan sedikit kecupan pada kening Ai lalu berkata sambil tersenyum, "Terima kasih ya."
Lalu dia kembali ke dapur.
Ai hanya bisa merasakan rasa senang dan sayang yang melimpah pada Kaito saat ini. Tanpa berkata apapun dia terus menatap punggung kaito dengan senyuman.
Bagaimana aku bisa berpisah denganmu, Kaito. Kau selalu menceriakan hari-hariku.
THE END

KAMU SEDANG MEMBACA
NEVERLAND
FanfictionEverything is on your dreams. Kumpulan drabble / Ficlet yang kebanyakan KING ditambah NEWS massu dan Shige. Termasuk juga Spinoff dari FF aku sebelumnya "Distance"