Seketika waktu terasa terhenti. Detik pun tak bergerak.
"Dia?" Batin mereka berdua kompak bertanya. Saling tak percaya
"Orang yang pernah membuatku jatuh cinta dengan sebuah senyuman tipis"
"Dia orang yang mencintaiku dengan tulus, namun ku biarkan pergi."
"Untuk apa dia disini?"
"Untuk apa dia kembali?"
Sejuta pertanyaan berkelebat di dalam batin. Sama-sama saling merindu, namun mereka memilih tuk membisu. Menahan rasa di dalam kalbu, membiarkan rasa menebak tak menentu.
Dengan ragu Jiwoo bertanya "Kim Taehyung?" Ia ragu bahwa orang yang sedang menggendong anak kecil itu, bukanlah Taehyung yang ia kenal tujuh tahun silam. Mungkin saja hanya mirip.
Ternyata orang itu menganggukkan kepalanya dengan kepala "Its been a long time, Jeon Jiwoo" sapanya dengan logat bahasa inggris yang benar-benar fasih.
Sedangkan si kecil Sarah, merasa heran melihat dua orang dewasa di hadapannya bersikap sangat kaku.
"Appa, Tsalah lapal" Sarah mengelus perut mungilnya. Menyadarkan sang ayah yang cukup lama berdiam diri.
"Ah" Kesadaran Taehyung kembali "kalau begitu ayo kita pergi ke restoran biasaaaa!" Serunya dengan semangat.
Tepat saat Taehyung bersiap melangkah kembali ke mobil, Sarah menahannya "Appa!"
"Kenapa kita tidak ajak Mitsts Jiwoo tekalian?" Pertanyaan polosnya membuat Taehyung terkaget, begitu pula dengan Jiwoo.
Belum sempat Taehyung menjawab, Jiwoo langsung menyambarnya "Ah, Miss Jiwoo harus pergi Sarah-ya. Ada urusan sedikit" ia berjalan mendekati Sarah, mengelus lembut kepala gadis kecil itu dan kemudian memberi hormat kepada Ayahnya Sarah (atau lebih tepatnya, orang yang pernah mencintainya)
"Saya permisi dulu, Tuan Kim" pamitnya dengan bahasa yang sangat formal. Berusaha menutupi ke-kaku-an yang tercipta sejak tadi.
"Iya, terima kasih telah menjaga Sarah" Balas Taehyung yang membiarkan dia pergi begitu saja.
===
Seminggu setelah pertemuan singkat itu, Jiwoo tidak pernah lagi melihat Taehyung menjemput anaknya. Bahkan ia beberapa kali mendapati Kim Sarah dijemput oleh orang berpakaian serba hitam, layaknya seorang pengawal.
Jiwoo hanya bisa menghembuskan nafas berat. Tak dapat dipungkiri, ia ingin bertemu dengan Taehyung sekali lagi. Banyak hal yang ingin ia tanyakan. Banyak hal yang ingin ia klarifikasi. Banyak hal yang ingin ia ceritakan.
"Tokk.. Tok.. Permisi" Suara ketukan dari arah pintu ruang guru, membuyarkan lamunannya.
"Ah, Ibu Kepala" Jiwoo segera berdiri saat mengetahui Oh Jin Hee sang Kepala Sekolah memasuki ruang guru.
"Miss Jiwoo, ada yang ingin bertemu denganmu" ujarnya, kemudian masuklah seorang laki-laki dengan tinggi 179 cm. Ia memakai mantel hitam tebal "Halo Miss Jiwoo" Sapanya singkat, membuat sang empunya nama nyaris tak percaya atas kedatangan pria tersebut.
Jiwoo sempat tersentak kaget, bagaimana bisa ada pria ini di hadapan dia sekarang.
"Ah, Mr. Kim Tae Hyung, silahkan langsung bicara dengan Miss Jiwoo saja" Oh Jin Hee, mempersilahkan orangtua tunggal dari Kim Sarah itu untuk berbicara empat mata dengan guru kesenian berusia 28 tahun. "Saya permisi ke kantor dulu" tambahnya lagi, kemudian meninggalkan Jiwoo dan Taehyung berdua di ruang guru.
Sempat terjadi kekakuan diantara mereka berdua "hm silahkan duduk Taee.. ah maksudku.. ah Mr. Taehyung" Jiwoo benar-benar gugup sekali. Tak terkecuali Taehyung yang tampak bingung, namun ia berhasil menutupinya.
Taehyung merapikan sedikit mantelnya, kemudian duduk di depan meja Jiwoo. Ia tersenyum singkat "Apa kabar Jeon Jiwoo?" Tanyanya tenang, berbanding terbalik dengan Jiwoo yang panik.
Ia berusaha menenangkan diri "jadi ada apa anda menemui saya sepagi ini Mr. Kim?" Jiwoo berhasil menguasai suasana.
"Disini aku adalah seorang guru. Aku adalah guru dari anaknya. Aku seorang guru. Dia menemuiku terkait masalah pendidikan anaknya" kata-kata itu terus terulang dalam batinnya. Semacam kalimat magis, agar dia bisa mengontrol suasana hati.
Taehyung mencondongkan badannya "Begini Miss, dalam waktu 2 minggu ke depan saya akan berangkat ke Brazil terkait pekerjaan. Film yang saya garap kali ini mengambil latar belakang beberapa negara. Jadi mulai sekarang hingga pertengahan tahun nanti, kemungkinan besar saya akan mengelilingi beberapa benua yaitu asia, amerika dan eropa." Ia menahan pembicaraannya.
Jiwoo masih menunggu, Taehyung mulai menaikkan pandangannya dan menatap bola mata gadis yang pernah dicintainya itu. "Kau tau.." seketika nada bicara berubah. Ia tidak lagi menggunakan bahasa yang formal "aku merindukanmu" sambungnya lagi. Seketika itu pula Jiwoo langsung membeku. Tak percaya.
"Jeon Jiwoo, menikahlah denganku" dan untuk kesekian kalinya Jiwoo tak percaya dengan apa yang ia dengar.
"Mr. Kim...." Ia berusaha membuka suara. Namun Taehyung mencegahnya "aku tidak mencintaimu, tidak lagi."
"Apa-apaan ini? Dia bermain dengan hatiku!" Serunya dalam hati.
"Jiwoo, cerita cinta kita sudah lama tiada. Sudah lama terhenti dan sudah lama berakhir. Akan sulit memulainya kembali. Tapi.. Sarah mencintaimu. Dan ia ingin memiliki seorang ibu lagi" ada setitik luka di yang dirasakan, dalam kata-kata itu. Jiwoo bisa merasakan aura kesedihan jauh di dalam sana.
"Jadi menikahlah denganku. Temani Sarah setiap harinya. Dan temani aku setiap malamnya" ia mengeluarkan smirk andalannya. Smirk itu lah yang membuat jantung Jiwoo berdetak lebih cepat dan tiba-tiba ia menangis. Menangis hebat, sejadi-jadinya.
Taehyung segera bangkit dari kursinya, dan memeluk Jiwoo dengan erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shouldn't [END]
Fanfictionwe shouldn't fall in love. but i cant stop this feelings, i want you more more and more, Jeon Jiwoo. Cast: • K♤RD Kim Taehyung - Jseph Matthew Kim - BM Jeon Somin - Somin Jeon Jiwoo - Jiwoo • Other Cast Kim Tae Hyung (BTS) - Taehyung Kim Ah Young (G...