Shouldn't [END]

Them

Sudah tiga hari Jseph tidak pergi ke kampus, selain tidak ada mata kuliah yang perlu ia ikuti lagi salah satu alasannya adalah menjadi incaran teman-temannya yang terus mencari kebenaran hubungannya dengan Kim Yura, "The Most Wanted Girlfriend in Seoul Central University (SENIV)"

Jseph mencampakkan hpnya dengan kesal ke sisi tempat tidur. Entah sudah berapa banyak chat yang ia abaikan hari ini.

"Tok..tokk" ia melirik ke arah pintu yang sudah terbuka sebelum ia menyuruhnya masuk.

"Kau tidak ikut sarapan hyung? Somin memasakkan ikan panggang kesukaan mu" BM memelas.

Belakangan ini suasana di dorm menjadi sangat dingin. Jiwoo selalu pergi sangat pagi dan pulang dengan larut. Alasannya adalah tugas dan tugas. Sedangkan Jseph lebih sering berada di dalam kamar, ia hanya keluar untuk mandi dan mengambil makanan. Selebihnya? ia hanya tidur dan main game di kamarnya.

Dengan lemas Jseph pun meringsut turun dari tempat tidur. "Dimana Jiwoo?" tanyanya saat melihat ada satu kursi yang kosong.

"Belakangan ini dia sedang sibuk dengan tugas-tugasnya" jawab Somin

"Ia selalu berangkat sangat pagi dan pulang lebih larut" BM menambahkan.

Jseph tidak melanjutkan pertanyaannya. Ia yakin alasan Jiwoo pergi pagi dan pulang larut bukanlah untuk mengerjakan tugas, melainkan menghindarinya.

Baru saja Jseph menyuapkan beberapa sendok nasi ke mulutnya, hpnya berdering dengan keras dari dalam kamar. Ia pun setengah berlari menuju kamarnya "Halo Yura-yaa?"

Mendengar hal itu Somin dan BM saling bertatapan, tak lama kemudian Jseph keluar dari kamar dengan terburu-buru seraya memakai jaketnya "maaf aku harus pergi, masakan mu enak Somin-yaa maaf aku tidak menghabiskannya" ucapnya dengan jelas lalu menghilang dibalik pintu. Somin dan BM masih saling bertatapan dengan terheran-heran.

Tak perlu menunggu lama Jseph sudah sampai di cafe yang ditujunya, ia celingukan sejenak dan langsung mendapati seorang gadis yang duduk di dekat jendela tepat disudut cafe.

"Ada apa?" seru Jseph saat mendapati gadis bergaun pendek berwarna soft pink dengan rambut hitam lurusnya sedang menangis dalam diam.

"Dia berfikir kita benar-benar berpacaran" ujar gadis itu lirih menyodorkan hpnya menyuruh Jseph membaca beberapa obrolan yang tertulis disana.

"Sudahlah Yura-yaa, aku akan menemuinya sebentar lagi" Jseph menghapus air mata di pipi gadis yang ia panggil Yura..

Perlahan Yura mulai berhenti menangis "jika dia bukan anak seorang pejabat di negeri ini, aku tidak perlu menyembunyikan hubungan kami kan? Aku juga lelah harus kucing-kucingan seperti ini, Jseph. I wanna let the world know how much i love him. But, who am i. I am nothing but He's something" Yura menangkupkan wajahnya di meja.

"Jangan merendahkan dirimu lagi Yura-yaa, kau adalah yang terbaik baginya" Jseph mengelus lembut kepala Yura.

"Seandainya orangtua nya juga berfikiran yang sama denganmu, aku pasti takkan menangis seperti ini" suara Yura kembali melirih.

Kali ini Jseph tak menjawab. Ia tahu benar apa yang dirasakan sahabat kecilnya ini. Entah kenapa tiba-tiba ia ingin Jiwoo berada disini, duduk disebelahnya dan mendengarkan semua cerita Yura. Namun rahasia tetaplah rahasia, Yura tak ingin siapapun tahu bahwa sebenarnya ia dan Jseph hanya berpura-pura pacaran untuk menutupi statusnya yang sesungguhnya bahwa Yura berpacaran dengan anak seorang Kepala Pemerintahan Seoul Jang Seok Jin, siapa lagi kalau bukan Jang Woo Young yang tak lain adalah temannya Jseph yang berasal dari Fakultas Bisnis.

Woo Young dan Jseph sudah berteman sejak mereka duduk di bangku SMP. Sedangkan Jseph dan Yura sudah saling mengenal sejak mereka masih kecil lebih tepatnya sebelum Yura dan keluarganya memutuskan untuk pindah ke China 15 tahun silam dan kembali lagi ke Korea saat Yura akan masuk ke perguruan tinggi.