Chapter 5| Pesta di Bali

11K 568 5
                                    

Saat Keyla berbalik tiba-tiba saja bibirnya tidak sengaja menyentuh wajah Naufal.

hanya keheningan yang tercipta di ruangan itu. Tatapan yang saling beradu membuat jantung satu sama lain mulai tidak terkontrol. Wajah Keyla saat ini sangat merah bak tomat yang lagi mateng, sedangkan Naufal hanya memasang wajah datar dan wajah datarnya itu membuat Keyla semakin tidak dapat mengeluarkan kata-kata.

Sampai pada akhirnya Naufal mengangkat Keyla lalu menurunkannya di atas kasur, dia bahkan masih tidak mengeluarkan sepatah katapun dan langsung keluar dari kamar lalu menutup pintunya dengan santai.

Deg!

Keyla memegang dadanya. Debaran aneh itu membuatnya terasa tidak sedang berada di dunia.

"Kok jantung gue jadi deg-degan gini ya?" Keyla lalu memegang bibirnya, "Bodoh, bodoh, bodoh!"

❄❄❄

Jam sudah menunjukkan pukul 01.15 dini hari namun Naufal sama sekali tidak bisa tertidur, itu karena dia tidak terbiasa tidur di atas sofa. Tadi Farhan sudah mengajaknya untuk tidur di kamarnya bersama Arkan namun Naufal menolak karena ujung-ujungnya pasti dia akan tidur di sofa, toh kakaknya itu kalau tidur persisi kayak jam dinding. Bahkan Naufal tidak tahu bagaimana Arkan bisa tahan tidur bersama Farhan selama seminggu ini.

Kejadian hari ini terus terlintas dalam otaknya. Bulatan mata Keyla seakan lukisan permanen yang membuatnya terus dan terus melihat objek itu.

Ada yang salah.

Ting!

Tiba-tiba terdengar suara dari dalam dapur, itu seperti suara seseorang lagi makan. Tatapan Naufal mulai beralih ke arah dapur.

Ting!

Lagi-lagi suara itu terdengar jelas di telingannya. Naufal mulai bangkit. Berjalan ke arah dapur dengan sedikit mengendap-endap. Hanya untuk berjaga-jaga dari serangan penghuni dapur dini hari.

❄❄❄

Keyla sama sekali tidak merasakan ngantuk akibat perutnya yang kini selalu saja mengganggu. Sekarang gadis itu kelaparan namun kondisinya saat ini tidak memungkinkan untuk berjalan ke arah dapur. Duduk saja rasanya terlalu sulit.

Cacing-cacing di perut gadis itu kian memberonta bahkan sampai membuat Keyla keringat dingin.

Tidak dapat ditunda lagi. Keyla berusaha bangkit, berjalan tertatih menuju dapur.

Di tengah asiknya Keyla makan tiba-tiba terdengar suara langkah kaki menuju ke arahnya, dan benar saja langkah itu semakin mendekat. Keyla lantas menghentikan makannya yang digantikan oleh mulutnya yang terus komat-kamit.

"Ya Allah lindungilah hamba mu ini, hamba masih pengen hidup ya Allah. Gue mohon siapa saja yang ada di sana pleas jangan ganggu gue, gue anak baik-baik kok." Keyla lalu memejamkan mata dan ketika itu juga dia merasakan ada yang sedang menyentuh bahunya.

"Huummmm!" belum sempat Keyla menyelesaikan terikannya tiba-tiba seseorang membekap mulutnya.

"Huuus! Diam! lo nggak boleh teriak, nanti kalau orang-orang pada bangun bisa gawat, bego!"

Keyla seperti mengenal suara itu, sampai Keyla akhirnya membuka mata dan benar saja orang yang sedang membekap mulutnya adalah Naufal.

Keyla | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang