Part 4|Friendship √

76.7K 2.2K 15
                                    

Suara alarm di atas nakas membangunkan Aurel dan Vellin yang tadi masih tidur dengan begitu nyenyak.
Aurel mengambil ponselnya tanpa membuka mata untuk mematikan alarm, matanya masih terasa berat untuk dibuka sementara Vellin tampak masa bodoh dengan suara alarm itu.

Vellin memilih untuk mengubur diri di dalam selimut dan melanjutkan tidur yang sempat terganggu.

Setelah mematikan alarm Aurel turun dari ranjang dan langsung masuk kedalam kamar mandi untuk mencuci muka dan menggosok gigi. Selesai menggosok gigi Aurel pun memutuskan untuk membuat sarapan pagi di dapur.

Aurel membuka kulkas dan mengambil beberapa lembar roti, Aurel akan membuat roti bakar dengan selai blueberry kesukaannya dan Vellin di sekolah dulu. Tak butuh waktu lama roti bakarnya sudah siap, Aurel mencicipi terlebih dahulu.

Aurel kembali memasuki kamar, sambil membawa nampan berisi sepiring roti bakar dan dua gelas cokelat panas. Aroma khas cokelat panas menyeruak memenuhi indera penciuman. Aurel menaruh nampan di atas nakas, ia duduk dipinggir tempat tidur sambil mengguncang-guncang bahu Vellin.

"Vel bangun, udah pagi nih." Aurel mengguncang bahu Vellin pelan.

"Apaan sih gue masih ngantuk tau gak." Vellin mendegus karena merasa Aurel menganggu tidurnya.

"Ya udah deh bagus kalo lo masih ngantuk. Jadi roti bakar selai blueberrynya gue habisin sendiri." Kekeh Aurel.

Dan benar saja Vellin langsung bangun dan membuka matanya lebar-lebar. Aurel hanya tertawa melihat kelakukan sahabatnya yang agak aneh itu. Dengan bersemangat Vellin turun dari ranjang dan menuju kamar mandi untuk mencuci muka dan menggosok gigi.
Perutnya sudah lapar minta diisi.

Setelah selesai Vellin menghampiri Aurel yang sudah duduk kembali diatas tempat tidur sambil meminum segelas cokelat panas, walaupun Vellin tidak melihat isinya ia bisa tahu dari aromanya. Vellin ikut duduk disamping Aurel, Aurel memberikan segelas cokelat panas dan mengambil piring berisi roti bakar dan meletakannya diatas tempat tidur.

"Rel lo mau kemana hari ini?" Tanya Vellin sambil menyesap cokelat panas miliknya.

"Gak kemana-mana Vell, kayaknya di rumah aja dulu." Sahut Aurel sambil sesekali menyesal cokelat panas di gelas.

"Lo gak jadi cari kerjaan?"

"Gue masih bingung mau melamar di bidang apa, gue belum pernah kerja. gue juga gak punya KTP dan ijazah." Keluh Aurel dengan wajah datar.

"Iya sih Rel gue juga mikirnya gitu, jarang banget soalnya ada Perusaahan yang mau nerima karyawan tanpa persyaratan yang lengkap."

Mereka terdiam sejenak sambil menikmati roti bakar dan segelas cokelat panas masing-masing.

"Yaudah gimana kalo hari ini gue temenin lo buat cari kerja." Akhirnya Vellin bersuara terlebih dahulu.

"Lo emang gak ada acara?" Tanya Aurel kembali.

"Kan hari ini gue libur, jadi free."

"Oke habis sarapan kita siap-siap." sahut Aurel sambil mengacungkan jempolnya ke depan wajah Vellin.

Sebenarnya Vellin sudah menawarkan Aurel untuk bekerja di perusahaan Papanya tapi Aurel bersikeras menolak tawarannya.
Dengan alasan tidak mau dikasihani dan merepotkan keluarga Vellin.
Vellin sudah cukup banyak membantunya selama ini dan Aurel tidak mau menambahnya lagi.
Alhasil Vellin tidak bisa memaksa lagi, biarlah Aurel memilih jalannya sendiri dan Vellin hanya akan mendukung sahabatnya itu saja.

Selesai sarapan mereka bersiap-siap untuk mencari pekerjaan, yang pastinya bukan di perusahaan karena Aurel tidak memenuhi persyaratan.
Itulah susahnya tidak memiliki ijazah dan KTP di zaman seperti saat ini.

AUREL [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang