Jinyoung mengetuk meja kelas beberapa kali, mencoba mencari jalan. Ini sangat sulit bagi Jinyoung. Hwang Minhyun benar-benar menghilang dari pandangannya hari itu.
"Lihat saja, jika aku sudah menemukan jejak Hwang Minhyun, akan aku bunuh perlahan orang itu."
Jinyoung masih disana, mencoba menjernihkan pikirannya. Ini sulit bagi dirinya. Pikirannya kalut soal Hwang Minhyun.
Brak!
Pintu kelas Jinyoung terbuka sangat keras. Dan itu....
"Lee Daehwi?"
Daehwi terkekeh pelan. "Hyung, maaf membuatmu terkejut. Ayo ikut aku."
Jinyoung hanya menaikan satu alis. Heran. Itu benak Jinyoung sekarang. Ia sedang kehilangan akal akibat Hwang Minhyun, dan sekarang, sahabatnya membuatnya kebingungan.
"Ada apa?"
"Sudahlah hyung. Ini soal pameranmu."
"Demi tuhan, Lee Daehwi. Aku sedang kehilangan akalku karena kekasihku sendiri. Sekarang apa lagi?"
"Lupakan soal Minhyun hyung. Ayo, sekarang ikut aku."
Jinyoung hanya menyeringai heran soal itu. Sungguh, pikirannya sangat kalut. Ia lelah. Ia ingin istirahat. Sangat ingin. Tapi, keadaan memaksanya.
•••
Jinyoung terdiam disebuah ruangan besar. Theater. Ini tempat favorite semua anak jika sedang kalut. Daehwi membawanya ke tempat ini. Sungguh diluar dugaan dirinya.
"Tenangkan dirimu disini. Aku akan meninggalkan dirimu disini."
Manik hazel itu mencari tempat ternyaman untuk ia duduk. Akhirnya ia duduk ditengah-tengah dan berusaha membuat dirinya sendiri nyaman. Ia sedikit tersenyum.
Bae Jinyoung.....
Matanya langsung teralih pada sebuah layar besar yang tiba-tiba menyala.
Ya, Hwang Minhyun. Hentikan merekam itu. Aku tak suka.
Hey! Lihat lihat itu toko permen! Ayo hyung!
Astaga hyung. Lihat, kenapa makannya belepotan?
Selamat hari jadi yang pertama!
Saengil chukkae hamnida! Saengil chukkae hamnida! Saranghada Hwang Minhyun! Saengil chukkae hamnida!
Hey hey! Lihat puppy ini! Aku mau aku mau!!!
Jangan disentuh, dasar hyung bodoh, hahahaha!
Tiba-tiba layar itu mati dan berubah menjadi video Minhyun.
Bae Jinyoung, maaf membuatmu menunggu begitu lama. Lama sekali sampai terasa aneh bukan menunggu selama itu? Aku tak tahu ini apa, tapi aku harap kau menyukainya. Aku, Hwang Minhyun, ingin melamarmu. Entah apa artinya, tapi aku harap kau mau mendampingiku dalam suka maupun duka, dalam sakit maupun sehat. Sungguh, ini berasal dari dalam hatiku.
Sejenak Jinyoung terdiam, menahan bendungan yang mulai terbentuk dari matanya.
"Huh? Apa ini.... Benar?"
Maaf ya pendek. Author lagi sakit nih hehehehe. Semoga suka!
KAMU SEDANG MEMBACA
Candy
Romance"Hyung, permen atau tidak sama sekali." Mata itu begitu berkilau sampai aku jatuh didalamnya. Ya, Bae Jinyoung. Lagi-lagi aku terperangkap, sial.