Gummy Bear

752 115 2
                                    

Seisi kampus memperhatikan mereka berdua. Banyak sekali bisikan yang cukup membuat perut Jinyoung geli mendengarnya.

"Hyung, kita pisah disini. Lagian kita beda gedung, bukan?"

Minhyun menggeleng, "Aku tidak mau kekasihku digoda orang."

"Hah?" Jinyoung terkekeh geli, "Kau kira kita pacaran ala anak sekolah apa? Sudah sana." Jinyoung mendorong Minhyun kuat-kuat kearah yang berbeda.

"Baik baik, nanti kita bertemu di kantin, oke?" ucap Minhyun sambil mengacungkan jari kelingkingnya. Jinyoung pun menautkan jari kelingkingnya, "Promise you."

Minhyun melambaikan tangan lalu bertemu dengan teman-temannya. Sedangkan Jinyoung sendirian.

Ia menyusuri lorong sambil bermain handphone. Tiba-tiba seseorang berdiri dihadapannya, menghalangi jalan seorang Bae Jinyoung.

Matanya menatap sosok tersebut dari bawah, lalu ketengah, dan.. itu adalah Kwon Hyunbin.

"Hai." sapa Hyunbin santai.

Melihat sosok itu sontak membuat Jinyoung terkejut.

"Oh, hai. Ada apa?" tanya Jinyoung agak melempar pandangannya.

Hyunbin tersenyum, "Wah, kelihatannya kesempatan untuk mendekati dirimu akan jauh lebih sulit karena adanya Minhyun hyung." Ucap Hyunbin sambil menyeringai.

Melihat wajah Hyunbin membuat Jinyoung sedikit gelagapan. Ia terlihat takut, sangat takut.

"Jangan ganggu aku."

Jinyoung melewati Hyunbin tapi sayangnya jalannya dihalangi oleh badan besar Hyunbin.

"Kau mengira aku bohong? Tidak seperti itu."

Tiba-tiba Jihoon datang sambil merangkul Jinyoung, "Wah wah, ada apa ini!? Apa beruang ini mengganggumu? Katakan padaku, Jinyoung–ie?" ucap Jihoon menantang Hyunbin.

Jihoon mendekatkan diri kepada Hyunbin. "Hyung gak kapok masuk rumah sakit?" Jihoon menatap Hyunbin begitu dekat sampai Hyunbin merasa risih. Lalu, ia memutuskan untuk pergi.

"Kau tidak apa?" Jinyoung menggeleng lalu mengedipkan mata untuk menyadarkan dirinya.

"Ayo masuk kelas semuanya!!!!"

      —

Seperti biasa, jam kelas sudah selesai, tapi, Bae Jinyoung masih duduk didalam kelas. Memainkan pulpennya sambil membaca novel favoritnya. Angin dari jendela memainkan rambutnya.

Siluet sang 'iblis-manis' begitu terlihat. Mata hazelnya begitu menyala. Inikah yang membuat Hwang Minhyun jatuh cinta begitu dalam pada seorang Bae Jinyoung?

"Hoy!"

Lamunan Minhyun buyar karena Seongwoo.

"Berhenti mengejutkan orang seperti itu." Minhyun berdecak kesal pada sahabatnya itu.

Seongwoo terkekeh, "Maaf maaf. Kau begitu serius. Dia kekasihmu bukan? Kenapa tidak kau hampiri?" tanya Seongwoo penasaran.

Minhyun tersenyum. "Kau tidak melihat garis wajahnya? Dia seperti iblis kecil. Iblis kecil penyuka permen. Siapapun yang melihatnya akan jatuh cinta didetik kemudian. Entah kenapa, sidah setahun ini aku coba melupakannya tapi bayangannya selalu muncul."

Seongwoo ikut memperhatikan Jinyoung dari kaca. "Hm, kau benar Minhyunie. Garisnya sangatlah jelas. Cepat hampiri dia!" Ucap Seongwoo sambil mendorong Minhyun.

Minhyun berjalan menuju Jinyoung yang sedang asyik dengan bukunya. Minhyun memilih duduk disebelah Jinyoung, tapi anehnya Jinyoung tak menyadari kehadiran Minhyun aama sekali.

Ia memperhatikan setiap garis wajah kekasihnya itu. Mata, hidung, bibir, semua itu hanyalah milik Hwang Minhyun.

"Bae Jinyoung."

Jinyoung yang sedang asyik membaca pun tiba-tiba terkejut.

"E–eh, sejak kapan disini?" Tanya Jinyoung masih terkejut.

Minhyun tertawa geli melihat ekspresi kekasihnya itu, "Baru saja. Kau melupakan aku dan fokus dengan bukumu. Apa itu begitu membuat Jinyoung melupakan seorang Hwang Minhyun?" Goda Minhyun.

"Bukan, bukan seperti itu. Hanya saja, aku tak menyadari kehadiran seorang Hwang Minhyun ini, hehe."

Mata Minhyun kini benar-benar tertuju pada Jinyoung.

"Jinyoung-ah."

"Hm? Ada apa?"

"Berjanjilah untuk ku."

"Soal?"

"Soal kau tak akan meninggalkan aku. Kau harus sama seperti permen gummy bear. Saling menempel satu sama lain. Jika kau punya masalah tolong cerita padaku. Mulai detik ini."

Mata Jinyoung seketika membulat mendengar ucapan kekasihnya itu. Apa ini benar Hwang Minhyun?


[NB: ASIK ASIK! SEE YOU SOON FOR NEXT STORY.]

CandyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang