Bismillah....
Mulai detik ini aku iklas melepasmu. Bukan berarti aku tak cinta. Bukan berarti aku tak peduli. Hanya saja cinta ini belum saatnya menguasai hatiku.
Aku takut rasa ini akan terus menerobos jika aku tak coba untuk membentenginya. Aku takut rasa ini akan mengurangi rasa cintaku pada-Nya.
Aku takut Dia cemburu. Aku takut kekecewaan yang pernah kudapat dari manusia kan terulang lagi. Oleh karena itu, kubelajar mengiklaskanmu.
Aku tau ini takkan mudah untuk kujalani. Tapi hanya dengan cara inilah aku membuktikan pada Rabb-ku bahwa aku benar-benar mencintainya lebih dari apapun.
Biar senyum dan tatapan mata ini tertunda dulu. Aku takkan rela jika keimananmu terganggu hanya karna lengkung senyum dibibirku. Takkan kubiarkan pandangan mataku ini menjadi penyebab lunturnya cintamu pada-Nya.
Tadinya aku mengira apakah kisah cinta kita akan berakhir seperti kisah cinta Ali dan Fatimah, yang saling diam padahal menyimpan rasa, yang saling memendam tapi pada akhirnya disatukan karna ridho-Nya. Namun kemudian aku berfikir, jika kita saling memendam rasa selama mungkin, namun pada akhirnya tidak disatukan. Apakah aku masih bisa terima? Apakah aku masih bisa ikhlas? Oleh karena itu, mulai saat ini aku mulai belajar mengikhlaskanmu.
Biarlah saat ini kita saling sibuk. Aku sibuk menshalehahkan diriku. Dan kau sibuk menshalehkan dirimu. Agar jika suatu saat nanti kita bertemu kita sudah siap untuk membangun mahligai cinta yang sesungguhnya. Namun jikalau kita tidak ditakdirkan bersatu. Mungkin itu adalah takdir terbaik dari sang Ilahi. Intinya aku sudah melepasmu.