Malam ini aku bermimpi,
Ada seseorang yang memberikanku obat. Dia menusuk dadaku untuk memasukkan cairan penawar. Katanya untuk mengurangi sakit yang sering ku dapat. Benar saja, saat itu aku sedang mengalami sakit dada yang tak tertahankan hingga membuat nafasku sesak, tepat saat aku melihat darah di dadaku karena dia menusuk dengan jarum tajam, rasa sakitku mulai berkurang dan sesak nafasku menghilang. Aku mulai bertanya-tanya obat apa ini? Aku ingin berbagi, iya pada teman yang katanya juga mengalami sakit yang sama sepertiku. Tapi anak itu menghilang, entah dimana. Aku mencarinya di tengah kebisingan. Tetap tidak ada.Cukup lama mencari, aku menemukannya. Dan aku segera bertanya, obat apa ini? Apakah ada lagi? Dan dia menggeleng, lalu menjawab 'habis'. Aku hanya diam mematung, kemudian aku melihat bekas luka dari tusukan jarum yang ada di dadaku tadi, aku mencoba merabanya dan berharap obat itu akan bertahan lama di tubuhku, semoga. Saat ak hendak bertanya lagi, apakah obat itu bisa dibuat lagi, anak itu kembali menghilang. Kembali aku mencarinya di tengah kebisingan sibuknya kegiatan orang-orang hari itu. Entah bagaimana kemudian aku mendengar suara, dia memanggilku 4 kali, 1 kali dengan nama panggilanku dan 3 kali dengan nama asliku. Aku kalap, karena suara itu, suara yang sangat kurindukan, aku berlari.. iya, aku menghindar, berharap suara panggilan itu akan semakin tak terdengar ditelingaku. Aku rindu tentu saja, tapi bukan itu.. suara itu akan membuat obat yang ku pakai sia-sia begitu saja. Aku terus berlari, dengan suara yang terus saja tak henti-hentinya terdengar jelas ditelingaku. Matilah aku, sakit didadaku kembali menyerang hingga membuat nafasku semakin melemah, aku semakin melemah berlari. Kini pandanganku perlahan mulai kabur, dunia seakan-akan berputar sehingga membuat tubuhku kini tak mampu berdiri tegak lagi. Suara itu terus saja mengejar seakan memenuhi isi kepalaku, aku menyerah, tubuhku terlalu lemah kekurangan oksigen karena tiap detak jantungku saat ini seperti menoreh luka di dalam sana. Dan, gelap.
Menyadari semuanya gelap, aku memaksa diriku untuk membuka mata. Apapun yang terjadi aku harus membuka mata. Dan saat aku berhasil membuka mata, langit-langit kamar menyambutku. Oh, aku mimpi aneh lagi.
Bagaimana bisa suara itu tetap terdengar jelas meski ditengah kebisingan, membuat detak jantungku seakan berdetak untuk menoreh luka di dalam sana. Kamu terlalu jahat, sebagai sosok yang dulu pernah membuatku bahagia. Kamu terlalu kejam, sebagai sosok yang dulu pernah membuatku tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
WORDS FAIL ME
RandomKatakan saja coretan ini sebuah cerita angan dan realita, atau bahkan sebuah curahan kegundahan hati. Karena sesungguhnya kini luka telah mengalahkan kata-kata. Biar saja.. biar saja coretan ini menari.