Kala itu..

34 2 0
                                    

Kala itu kamu pernah mencintai aku.
Kita sama, hanya saja aku tak punya 'Kala' kapan aku pernah lupa.

---

"Kita mau kemana?"
"Kemana saja, aku sedang tidak punya mood untuk di rumah."

Dia mulai menstarter motor, dan membawaku di boncengan belakang dengan kecepatan bermotor yang cukup santai. Angin berhembus lembut, di sela ringannya sinar matahari sore. Aku merentangkan kedua tanganku untuk menikmati betapa sejuknya suasana saat ini.

"Duduklah," Ujarnya memberi kode untuk duduk disebelahnya, di ayunan. Dia membawaku ke taman kecil, dimana banyak pepohonan rindang serta beberapa ayunan dan bangku unik yang terbuat dari beton.

Aku duduk disebelahnya, ku tatap ke depan dan tampak sebuah arena pemandian kolam renang. Lokasinya cukup jauh, namun karena taman ini terletak di atas bukit, sehingga cukuplah untuk melihat dan mendengar tawa riang para pengunjung bermain di kolam yang mempunyai banyak arena permainan.

"Kau kenapa?" Tanyanya kemudian.

Aku hanya tersenyum tipis, bersandar pada sandaran ayunan yang saat ini sedang mengayun ringan. Aku mendongak menatap langit sore yang tertutup oleh beberapa dahan pohon. Indah sekali. Seperti melihat bintang di sela dedaunan.

"Hanya saja aku lelah," Ujarku menggantung, tanpa ada niat untuk menjelaskan lagi apa maksud dari perkataanku barusan padanya.

Dia hanya tersenyum. Menatapku.. dengan tatapan hangat.

-----

Dan kala itu aku pernah menyesali, kenapa aku tidak bisa menerima tatapan hangat itu.

-----

"Apa kau tidak mau pulang?" Tanyanya dari balik helm. Mungkin dia cukup bosan, membawaku berkeliling di tempat ini. Ya, ini sudah kali ke-4 kami melewati taman yang kami singgahi tadi.

Aku hanya diam.

"Ini sudah sore, apa kau tak takut?"

Aku mengernyitkan dahi, takut apa?

"Kau tau, katanya di daerah sini kalau menjelang sore akan muncul hantu." Katanya dengan nada seram. Aku yang memang mulai merasa merinding mendengar perkataannya mulai merapatkan duduk dari boncengan belakang.

"Ehei, kau tidak berbohong?" Tanyaku ragu.

"Apa kau tidak dengar cerita.."

NNGEEEKKKK .. terdengar sebuah suara aneh yang sumbang dari arah bangunan tua. Lebih mirip suara kambing, tapi lebih sumbang dan aneh..

"Suara apa itu?!" Tanyaku paranoid.

"Mungkin hantu." Jawabnya santai.

Entahlah, aku juga tidak tahu apa yang membuat tubuhku refleks memeluknya dari belakang, dan menenggelamkan wajahku pada punggungnya.

"Siapa yang mengizinkanmu memelukku?" Tanyanya kemudian dari balik helm.

Aku yang segera sadar, apa yang sedang kulakukan saat ini hanya sanggup membeku kaget. Kenapa.. aku..

WORDS FAIL METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang