Pohon adalah sesuatu yang Sooyoung lihat pertama kali saat ia membuka matanya saat itu. Ia terbaring diatas rerumputan dengan bunga lavender tumbuh subur.
Ia pun duduk dan mendapati dirinya ada ditengah hutan. Dengan udara yang sangat dingin mengingat bahwa ia masih menggunakan gaun promnya.
"seperti hutan difilm twilight" pikir Sooyoung.
Saat ia menengok kearah kanannya ia mendapati Seulgi yang masih pingsan.
"Seulgi? bangun" ucap Sooyoung sambil mengguncang-guncangkan tubuh Seulgi yang berbalut gaun prom berwarna merah itu.
"ah dimana ini, seingatku tidak ada tempat seperti ini di Seoul" ucap Sooyoung pada dirinya sendiri.
Langit menunjukkan tanda-tanda akan turunnya hujan. Sudah mulai gelap pula disini. Sooyoung melihat kesekitar tapi tidak ada tanda-tanda kehidupan. ia hanya bisa mendekap kedua kakinya berharap dapat mengurangi rasa dingin yang menusuk hingga tulang.
Hingga awan mulai menurunkan air setetes demi setetes.
"ah,sial" ucap Sooyoung segera berbalik kearah Seulgi untuk membangunkannya.
"bangun Seul! atau kita akan kehujanan disini" Sooyoung berharap air dapat membangunkan Seulgi.
Beberapa detik kemudian, Seulgi mulai mengerjap kan matanya dan segera sadar.
"ah, Sooyoung?" ucap Seulgi sambil memegangi kepalanya yang sakit.
"Ayo cepat bangun Seulgi atau kita akan basah kuyup disini" ucap Sooyoung sambil mengulurkan tangannya pada Seulgi.
Seulgi yang masih kebingungan menurut saja. Sesekali ia melihat kesekitar dan bertanya dalam hati apakah ia sedang ada didunia Wonderland. Karena apa yang bisa ia lihat hanya pohon, pohon, dan pohon.
Ia masih sedikit berlari bersama Sooyoung hingga ia mulai tak tahan dengan rasa penasarannya.
"Soo, dimana kita?" Seulgi berhenti berlari dan menahan tangan Sooyoung.
"entahlah, aku juga tidak tau ini dimana" ucap Sooyoung cemas.
"lalu kita akan kemana?" Seulgi mulai merasakan panik menjalar keseluruh tubuhnya.
"sayangnya aku juga tidak tau" ucap Sooyoung.
"sepertinya tidak ada perkampungan didekat sini Soo, percuma jika kita berlari tapi tak menemukan apa-apa" Ucap Seulgi sambil bersandar kesalah satu pohon.
Hujan turun tidak terlalu deras membuat mereka berdua tidak terlalu basah. Matahari mulai tenggelam membiarkan bulan menggantikannya.
Mereka berdua sama-sama terdiam tak tau mau berbuat apa.
"apakah ada orang lain selain kita yang tiba-tiba tersesat disini?" tanya Seulgi. Mungkin Irene, Wendy, dan Yeri juga disini.
"entahlah" Sooyoung sudah tak bisa menjawab apa-apa lagi kecuali 'entahlah'
Tiba-tiba sekelebat bayangan lewat dibelakang Seulgi. menimbulkan sedikit suara dari daun-daun yang mengenai 'makhluk' itu.
Seulgi memucat.
"i-itu apa Soo?" tanya Seulgi dengan tangan gemetar.
Bayangkan saja jika kalian tiba-tiba ada dihutan malam-malam lantas ada bayangan yang lewat begitu cepat.
Adegan-adegan dari film horror yang sering Seulgi tonton pun mulai muncul dipikirannya.
"sstt" Sooyoung menempelkan jari telunjuknya kedepan bibirnya untuk menyuruh Seulgi diam.
Mereka diam sejenak. Hujan rintik-rintik masih turun walau tidak berubah menjadi deras.
Dapat Sooyoung lihat tangan Seulgi bergetar hebat. Seulgi memang lebih penakut daripada Sooyoung.
Perlahan Sooyoung menggenggam tangan Seulgi. Dan beberapa detik kemudian bayangan hitam itu mulai muncul namun bayangan itu lebih cepat dan semakin dekat dengan mereka berdua.
Tepat saat itu pula lah Sooyoung menarik tangan Seulgi untuk berlari. Mereka berlari tak tentu arah. Dapat Seulgi lihat bayangan itu mengikuti mereka. Seulgi semakin mengeratkan pegangan tangannya pada Sooyoung.
Sooyoung berlari seakan akan dia akan mati jika tidak berlari. Ia sempat melihat kebelakang untuk memastikan Seulgi tidak apa-apa dan juga untuk melihat apakah bayangan itu masih mengikuti mereka. Namun, begitu ia melihat kedepan ia tak sadar ada batang kayu membentang tepat didepan wajahnya. Sooyoung yang tak sempat berhenti pun menabrak batang kayu itu. Hingga ia terjatuh dan hilang kesadaran.
---------
"Sial mengapa tak ada orang disini" ucap Irene.
Ia tiba-tiba terbangun ditengah padang rumput yang dikelilingi hutan.
Sendirian.
Menakutkan bukan? Irene tak tau harus kemana. Ia tak tau harus melakukan apa. Yang bisa ia lakukan hanya jalan terseok-seok dengan high heels dan gaun prom putihnya.
"HEI,TOLONG!!" Irene berteriak sekencang mungkin. Tapi ia hanya mendapati angin sebagai jawabannya.
Kurang lebih sudah setengah jam Irene berjalan memasuki hutan tapi ia tetap tudak menemukan apapun. Hingga saat ia sudah mulai putus asa, ia melihat seorang lelaki yang tengah berdiri membelakanginya.
Segera Irene berlari menghampiri lelaki itu.
"Hei!" ucap Irene antusias sambil menarik bahu lelaki itu agar Irene bisa melihat wajahnya.
Lelaki itu seperti memakai setelan jas dengan jas yang ia sampirkan kepundaknya.
Lelaki dengan rambut pirang itu pun menoleh ke arah Irene.
Saat itu juga Irene kaget setengah mati.
"k-kau.." ucap Irene sambil menutup mulutnya kaget. Ia mengambil beberapa langkah kebelakang.
"Irene.." ucap lelaki itu lirih dengan mata sendunya.
Irene rasa ini adalah mimpi. Inilah akibat Irene terlalu merindukannya. Irene jadi mimpi yang tidak-tidak. Irene mundur satu langkah lagi hingga ia tersandung dan hampir terjatuh jika lelaki itu tidak segera memegang pinggang Irene untuk menahan perempuan berwajah cantik itu jatuh.
Mereka bersitatap satu sama lain cukup lama. Terdapat keterkejutan di mata Irene. Sedangkan di mata lelaki itu hanya ada kerinduan.
"K-kim Seokjin" ucap Irene pelan. Setetes air matanya lolos. Ia mulai mengangkat tangannya untuk memegang wajah laki-laki yang sangat ia rindukan itu.
"Apa ini mimpi?" tanya Irene entah pada dirinya atau pada Jin.
"Tidak" ucap Jin lantas segera memeluk Irene. Jin menghirup wangi tubuh Irene. Sudah lama ia menantikan hari ini. Hari dimana ia bertemu dengan kekasihnya.
Irene menangis didalam pelukan Jin. Ia menumpahkan segala emosinya. Kerinduannya. Hingga ia melepas pelukannya agar ia dapat melihat wajah Jin demi memastikan ini bukan mimpi.
Tangan Irene mulai menjelajahi wajah sempurna Jin. Dari hidung, mata, bibir sampai rambutnya. Hingga ia merasakan pusing pada kepalanya. Ia mulai tidak bisa meluhat dengan jernih. Pandangannya kabur. Hingga akhirnya ia kehilangan kesadaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
lost n found (bts x rv)
Vampire[Private acak] -i lost you and you found me- "jangan pernah kau sentuh aku dengan tangan pucatmu itu" Sooyoung menepis tangan Taehyung yang ingin memegang wajahnya. "aku sudah menganggapmu mati" ucap Sooyoung tegas lantas pergi meninggalkan Taehyung...