Rasanya seperti ada yang menghantam kepala Wendy kuat-kuat. Kepalanya mungkin akan pecah beberapa menit lagi.
"uh, kepalaku" ucap Wendy memegang kepalanya namun tak bisa.
Seperti ada yang memegangi tangannya. Ia tak bisa menggerakkan tangannya. Apa-apaan ini.
Segera Wendy membuka matanya untuk melihat siapa atau apa yang telah menghalanginya ini.
Matanya sedang beradaptasi dengan cahaya yang cukup terang. Hal pertama yang Wendy lihat adalah keramik lantai berwarna putih pucat. Seingatnya lantai rumahnya tidak seperti ini. Lantai rumah Sooyoung juga. Lantai rumah Seulgi berwarna coklat. Lantai rumah Yeri hitam sedangkan rumah Irene bermotif.
Jadi dimana dia sekarang?
Segera ia mendongakkan kepalanya. Sekarang ia dapat melihat dengan jelas apa yang sedang terjadi pada dirinya.
Ia sedang didudukkan pada suatu kursi kayu dengan kedua tangannya diikat pada masing-masing sisi samping kursi.
Ia berada dalam ruangan dengan altar-altar tinggi. Ada begitu banyak tangga. Ada beberapa orang yang berdiri ditengah ruangan. Mereka berdiri membelakangi Wendy sehingga mereka menghadap kearah pintu masuk. Mereka mungkin sekitar 7 orang?
Wendy duduk dikursi yang diletakkan ditangga paling atas. Ruangan ini mirip dengan ruang kelas universitas. Yang memiliki tempat duduk bertingkat keatas. Tapi bedanya, tak ada papan tulis yang ada hanya ruangan kosong ditengah tempat ini. Dan terdapat pintu kayu dengan ukiran yang elok.
Wendy melihat kearah kanan dan mendapati Sooyoung masih pingsan dikursinya. Dia duduk di kursi yang diletakkan ditangga paling tengah.
Sedangkan ada Seulgi disisi kirinya yang duduk diatas kursi yang diletakkan lebih rendah dari tempat Sooyoung.
Dan Wendy melihat Irene duduk di kursi yang terletak ditangga paling bawah tepat dibawah Wendy.
Saat Wendy ingin melihat dimana Yeri, tiba-tiba seseorang yang berdiri di tengah ruangan berbalik ke arah nya.
Saat satu orang itu berbalik, keenam orang lainnya berdiri di samping pintu. Sepertinya mereka berenam hanyalah penjaga. Ya, wajah-wajah seperti mereka cocok untuk jadi seorang penjaga.
Lalu fokus Wendy langsung tertuju pada lelaki tua namun masih terlihat bugar yang berdiri ditengah ruangan itu. Apakah ia yang menyandera Wendy dan teman-temannya? Jika itu benar, maka laki-laki itu tidak akan selamat dari Wendy. Berani-berani nya ia menculik Wendy dan teman-temannya.
"ah, hanya kau yang baru sadar" ucap lelaki itu pada Wendy. Tatapannya tak bisa Wendy artikan. Wajah nya terkesan misterius dan bijaksana.
Wendy tak menjawab apa-apa. ia hanya menatap lelaki itu dengan tatapan bingung.
'tak mungkin jika orang seperti dia yang menculikku" ucap Wendy dalam hati.
Wendy sedang menilai lelaki itu saat Sooyoung yang berada tak jauh dari nya sadar.
"uh,mengapa semuanya berputar-putar" ucap Sooyoung sambil berusaha memegang kepalanya namun tak bisa karena tangannya juga terikat sama seperti Wendy.
Sooyoung masih terlihat ling-lung. Ia bahkan mungkin belum menyadari bahwa tangannya terikat.
"hei,Sooyoung" panggil Wendy.
Sooyoung menengadah saat mendengar ada yang memanggilnya. Sepertinya sekarang ia sudah paham akan keadaannya.
"Sooyoung!" panggil Wendy lagi.
Yang dipanggil pun menoleh.
"oh, hai Wendy!" sapa Sooyoung tanpa rasa khawatir sedikit pun. Dan Wendy pun melihat kening Sooyoung yang biru. Benda apa pun yang menabrak Sooyoung atau yang Sooyoung tabrak telah berhasil membuat Sooyoung lama dalam berfikir sekarang.
Wendy hanya memutar bola matanya lantas melihat kesekitar untuk memastikan yang lain sudah sadar atau belum. Sepertinya semuanya sudah sadar namun mereka masih bingung dengan keadaan mereka.
"ah, akhirnya kalian semua sadar" ucap lelaki tadi. Ia mengambil beberapa langkah kedepan dan berdiri sambil menatap mereka satu-satu.
"hei, lepaskan tanganku!" akhirnya Sooyoung dapat berfikir normal lagi walau telat.
"sabar nak, jangan terlalu banyak bergerak atau kau akan terluka" ucap lelaki itu pada Sooyoung yang hanya dibalas dengan tatapan tajam Sooyoung.
"ah, sang paling muda belum sadar juga ternyata" ucap lelaki itu sambil memandang Yeri yang berada di paling pojok ruangan. Ia masih pingsan dengan keadaan kakinya yang berdarah.
Mata irene membulat melihat Yeri terluka dan tak sadarkan diri.
"hei, cepat obati dia!" ucap Irene panik pada lelaki itu, namun Irene tak dihiraukannya.
"dasar lelaki tua tak berperasaan!" ucap Irene emosi. Irene sangat tak bisa melihat sahabatnya terluka apalagi itu Yeri yang notabene adalah sahabatnya yang paling muda.
Tetapi lelaki itu tetap tak menghiraukan Irene. Padahal mana bisa Irene yang cantik itu tidak dihiraukan.
"mungkin kalian semua bingung akan apa yang terjadi pada kalian" lelaki itu memulai pembicaraannya.
"Perkenalkan, namaku Marcus. Kalian bisa memanggilku Mark atau Marcus. Yah, sesuka kalian. Aku ingin mengatakan selamat datang di Paravel" lelaki yang ternyata bernama Marcus itu mulai berbicara sambil mengitari ruangan.
"Tunggu, apa katamu? Paravel? tempat apa ini?" tanya Seulgi tak tahan. Banyak sekali pertanyaan yang ingin Seulgi tanyakan sekarang. Jika ditulis mungkin akan menghabiskan 10 lembar kertas.
Lelaki itu tak langsung menjawab. Ia mengerutkan keningnya seperti berfikir jawaban apa yang pantas untuk ia katakan.
"Nanti kalian akan mengetahuinya" Ucap Marcus yang berhasil membuat bingung Seulgi. Jangan tanya Sooyoung, yang ia fikirkan adalah hari apa ini, dan apakah ia melewatkan malam promnya?
Setelah berkata seperti itu, Marcus segera berbalik kearah salah satu penjaga.
"biarkan mereka masuk" ucap Marcus yang dijawab dengan anggukan sang penjaga.
Salah satu penjaga itu pun membuka pintu lebar-lebar hingga tampaklah kelima lelaki tampan. Namun sayang, darah tak lagi mengalir dalam urat nadi mereka.
-----------------
apaan si ini:")
KAMU SEDANG MEMBACA
lost n found (bts x rv)
Vampir[Private acak] -i lost you and you found me- "jangan pernah kau sentuh aku dengan tangan pucatmu itu" Sooyoung menepis tangan Taehyung yang ingin memegang wajahnya. "aku sudah menganggapmu mati" ucap Sooyoung tegas lantas pergi meninggalkan Taehyung...