Yoongi's POV
Kalian tidak akan menemukan pemandangan seperti ini dikota-kota besar didunia. Dimana langit penuh akan bintang, bukan polusi. Dimana pohon hidup semaunya, tidak dibatasi. Dimana hewan berani menampakkan diri tanpa takut akan dihabisi. Lantas yang aku lakukan hanya duduk memandang langit. Membayangkan bagaimana kehidupanku bila aku tak berada disini.
"Yoongi?" suara yang terasa familiar itu memenuhi telingaku. Tanpa menoleh segera aku bangkit dari dudukku dan pergi. Tapi, tangan itu menahanku.
Seketika, aku melihat sesuatu. Sesuatu yang hanya ada dipikiranku. Sesuatu yang bersangkutan dengan seseorang yang sedang memegang tanganku. Aku melihat sesuatu yang buruk tengah mengelilingi dirinya. Sesuatu yang buruk akan terjadi padanya. Tapi, aku tak tau apa itu.
"Kau gemetaran" ucapnya menyadarkanku. Aku menoleh dan mendapati Wendy sudah berdiri disampingku.
"Wendy?" ucapku dengan suara serak. Ia tersenyum manis menanggapi panggilanku. Aku segera menarik tangannya menuju rumah dimana ia dan keempat temannya tinggal.
"Hei, ada apa?" tanya Wendy dengan nada protes tapi, masih saja mengikutiku. Aku melepaskan pegangan tanganku pada tangannya saat kami sudah sampai didepan pintu. Dapat kulihat wajah heran bercampur takut miliknya.
"Jangan pergi kemana-mana sendirian sekarang" ucapku sambil menatap manik matanya lekat.
"Tapi, kenapa?" aku hanya diam tanpa menjawab pertanyaannya.
Lantas segera membuka pintu dan menyuruh Wendy masuk. Ternyata mereka sedang berkumpul disini. Termasuk teman-temanku itu.
"Apa yang kalian lakukan disini?" tanyaku sambil menatap mereka satu persatu.
"Tak ada yang mau beristirahat digudang dengan tikus didalamnya. Lebih baik kami disini, nyaman" ucap Taehyung yang sedang membaca buku sambil menempatkan kepalanya dilengan Sooyoung. Pantas saja ia bilang nyaman.
Wendy pun masuk kekamarnya setelah aku menatapnya dengan tatapan menyuruhnya untuk mengikuti perkataanku yang tadi.
Aku pun ikut duduk diruang tamu rumah itu. Berfikir kira-kira apa yang sedang mengancam hidup Wendy. Aku tidak pernah mendapat penglihatanan seperti ini. Ini adalah sebuah peringatan bagiku.
Setelah kurang lebih satu jam kami berada disini, kegaduhan tiba-tina terjadi diluar. Dapat pula aku dengar suara Nathaniel yang berteriak pada seseorang, menyuruhnya untuk cepat pergi keperbatasan antara daerah vampir dan werewolf.
Tiba-tiba pintu terbuka dan menampakkan Nathaniel dengan wajah marah miliknya.
Jin dan Jimin segera berdiri dan menanyai Nathaniel apa yang terjadi.
"Dimana bajingan sialan itu?!" bentak Nathaniel tepat didepan wajah Jin.
"Siapa yang kau maksud?" tanya Jin sambil menahan Nathaniel yang hendak masuk menggeledah rumah.
Aku bangkit dan berjalan mendekati Jin dan Jimin. "Ada apa?" tanyaku singkat.
Begitu Nathaniel melihatku, ia segera menatapku dengan tatapan benci dan marah.
"KAU BOHONG PADAKU HAH?!" teriaknya sambil menarik kerah bajuku.
"Apa yang kau maksud?" ucapku dengan suara yang meninggi karena juga ikut emosi.
"Kau bilang mereka akan datang lusa! Tapi nyatanya mereka sudah datang malam ini!"
-----------------------------
Author's POVSeketika, situasi berubah menjadi kacau. Banyak werewolf yang berjaga diperbatasan agar vampir-vampir itu tidak bisa masuk kedalam wilayah werewolf.
Nathaniel menyuruh Irene dan keempat temannya untuk bersembunyi ditempat pertemuan dan menyuruh Jin dan keempat temannya untuk menjaga mereka.
"Kau yakin tak salah dalam melihat hari?" tanya Jin pada Yoongi yang sedang memasang wajah stress nya.
"Masa depan itu masalah keputusan masing-masing. Yang aku lihat mereka memutuskan untuk datang lusa. Tapi, bagaimana aku tau jika mereka mengubah keputusannya untuk datang malam ini?" jelas Yoongi sambil menatap kearah teman-temannya satu persatu.
Jin mengangguk mengerti. Ia tak ingin seakan-akan menyalahkan Yoongi dalam hal ini.
Yoongi menghela nafas kasar lantas duduk disalah satu kursi yang tersisa didalam ruangan. Kemarin, ruangan ini memang sengaja dikosongkan. Menyisakan ruang lebar tanpa perabotan. Hanya tersisa beberapa kursi yang berantakan.
Yeri terlihat berdiri dengan cemas, ditemani dengan Wendy disebelahnya.
"Wen?" panggil Yoongi pelan. Wendy menoleh menunjukkan wajah lelah miliknya.
"Hm?"
"Kemarilah" ucap Yoongi sembari berdiri dari duduknya. Wendy yang hanya menurut lantas berjalan mendekati lelaki bermarga Min itu.
Saat Wendy sudah berdiri tepat didepan Yoongi, Yoongi segera menarik perempuan itu kedalam pelukannya. Daritadi yang ia fikirkan hanyalah sesuatu yang mengancam nyawa Wendy. Dan ia berasumsi bahwa itu adalah vampir yang mungkin akan membunuh Wendy. Tapi, ia juga vampir. Apa ia juga ancaman bagi wanita itu?
"Maaf aku menghindari dirimu selama ini. Aku hanya ingin melindungimu, dari diriku sendiri" ucap Yoongi tepat ditelinga Wendy.
"Menghindariku bukanlah cara terbaik untuk melakukan tujuanmu. Aku bisa membantumu, walau tak banyak. Tapi sungguh, menghindariku tidak melindungiku, tapi hanya akan menyakitiku" ucap Wendy sambil mengelus lengan Yoongi pelan.
Yoongi mengangguk lantas melepas pelukannya. Menatap wajah perempuan yang dicintainya dengan sepenuh hati. Yang selalu menerima dia kembali saat sudah disakiti berkali-kali.
"Terima kasih untuk selalu menerimaku kembali" ucap Yoongi dengan senyumannya yang semanis gula. Lantas mengecup pelan dahi Wendy.
--------------------------
Part ini skalian curhat keanya. Ga pinter buat yang romantis gtu jd klo ga ngena maklumin aja.
Btw, gua ada niatan mau hiatus masa. gwa tu juga mau jd author yang dirindukan dan dicari-cari,ehe. Berhubung lg males nulis juga.
Vote n comment juseyooooooooo. Terima kasih udh baca ceritanya<3
KAMU SEDANG MEMBACA
lost n found (bts x rv)
Vampire[Private acak] -i lost you and you found me- "jangan pernah kau sentuh aku dengan tangan pucatmu itu" Sooyoung menepis tangan Taehyung yang ingin memegang wajahnya. "aku sudah menganggapmu mati" ucap Sooyoung tegas lantas pergi meninggalkan Taehyung...