Sooyoung POV
Jimin berjalan paling depan menuntun kami kekamar yang Violet bicarakan tadi. Aku belum berbicara sama sekali dengannya. Padahal aku sangat merindukannya. Ia kakak yang luar biasa.
Tapi, disamping itu, aku masih belum percaya sepenuhnya pada Jimin. Maksudku, siapa yang akan langsung percaya sepenuhnya pada orang yang kau tau sudah mati namun hidup kembali?
Kami berjalan menyusuri lorong-lorong dan menaiki tangga menuju lantai kedua. Bangunan ini tampaknya sudah lama. Sama dengan bangunan bangunan istana di film-film fantasi. Namun ini lebih suram. Penerangan disini memang sudah memakai lampu tapi tetap saja kusebut suram.
Karena aku sibuk memperhatikan bangunan ini aku jadi tertinggal dibelakang rombongan.
Tiba-tiba ada yang menarik tanganku kearah kanan. Menuju sebuah balkon. Siapa lagi yang hendak menculikku ini? Aku ini bukan bintang film atau artis terkenal jadi jangan culik aku. Oh Tuhan, bisakah aku pulang sekarang juga?
Aku pun mendongak untuk melihat siapa yang telah menarikku.
Kim Taehyung.
Aku terdiam saat melihatnya. Tak berani melihat matanya lantas aku melihat langit yang berhiaskan bulan sabit dan bintang.
Yang ia lakukan hanya menatapku lama. Itu membuatku sangat risih. Bisakah ia mengantarku kekamar? aku sangat lelah sekarang ditambah kedinginan dengan gaun prom sialan ini.
"Tatap aku" suara itu mengagetkanku. Aku tetap tidak berani menatap matanya. Mata yang sangat indah untuk dipandang.
Aku tetap berpaling dan pura-pura memperhatikan bulan.
"Hei" ucap Taehyung sambil memegang kedua pipiku untuk memaksaku melihat matanya.
Lantas kami terdiam. Hanya menatap satu sama lain dengan tangannya dipipiku. Oh Tuhan, aku tak bisa berbohong bahwa aku merindukannya. Air mata telah berkumpul dipelupuk mataku. Satu kedipan akan menjatuhan air mata itu.
Segera aku menghapus air mata itu sebelum jatuh dan melepaskan pegangan Taehyung pada pipiku.
"Bisakah kau hanya mengantarku kekamar tanpa berhenti ditengah jalan seperti ini?" aku bahkan mengatakan ini dengan suara bergetar.
"Sooyoung-ah" Panggil Taehyung yang langsung kusambut dengan tatapan datar.
"Siapa kau?" tanyaku sambil mengerutkan dahi.
"Kau seharusnya sudah mati Kim Taehyung. Aku bahkan melihat potongan tangan yang aku yakini adalah tanganmu. Tapi, kau tiba-tiba muncul bahkan kau menculikku" Aku pun mengeluarkan semua kebingunganku.
"its a long story, darl" ucap Taehyung enteng. Yang hanya kubalas dengan dengusan.
"Bicaralah saja kau pada tembok" Ucapku lantas pergi berusaha mencari dimana tempat aku akan tidur.
-----------------
Wendy POV
"Hei, dimana Sooyoung?" tanya Irene.
Baru kusadari bahwa Sooyoung tidak ada dibelakang kami. Dasar Sooyoung! kerjaannya hanya membuat orang tambah cemas saja. Aku saja sudah pusing memikirkan Yeri yang belum juga kembali. Aku pun memutuskan untuk pergi mencari Sooyoung.
Saat aku baru saja berbalik kearah pintu, tiba-tiba ia datang sambil setengah berlari.
"Dari mana saja kau?" tanyaku sambil melipat tangan didepan dada dan menatapnya dengan serius.
"Maaf, tadi aku terlalu sibuk memperhatikan bangunan ini hingga akhirnya aku tertinggal" ucap Sooyoung dengan wajah bersalahnya. Aku pun hanya mengangguk lantas kembali memperhatikan ruangan yang cukup besar ini.
Terdapat 2 kasur tingkat dan 1 kasur biasa disebelah kanan pintu dan terdapat balkon dan jendela besar disisi kiri. Serta terdapat sofa dan meja kecil ditengah kamar. Dan juga ada meja rias, 2 lemari pakaian dan perabotan lainnya. Juga bisa aku lihat ada pintu disudut ruangan. Mungkin itu kamar mandi. Sangat bagus dan lengkap namun tak bisa aku merasa senang mengingat saat ini ia sedang diculik. Sialan, bagaimana orang tuanya sekarang? Pasti mereka sangat sedih dan khawatir mendapati anak perempuan mereka hilang.
"Sial, apa tidak ada telefon disini?" ucap Seulgi yang sedang mengobrak-abrik kamar ini.
Tiba-tiba pintu terbuka menampakkan Yeri dan seorang wanita yang Wendy kenal sebagai Violet.
"Yeri-ah!" pekik Irene yang langsung berdiri dan memeluk Yeri. Yeri sedikit tersentak dan segera membalas pelukan Irene.
"Kau sangat mengkhawatirkan aku ya?" tanya Yeri pada Irene dengan senyum jahilnya.
"Menurutmu?" ucap Irene lantas melepas pelukannya.
"Kakinya sudah sembuh hanya tinggal menunggu lukanya tertutup" ucap Violet. Aku baru menyadari ada wanita itu disini.
"ah, ya. Terima kasih Violet" ucapku sambil menunjukkan senyum awkward.
"Omong-omong, bisa kah aku mengetahui nama kalian semua?" tanya Violet sedikit ragu.
"ah, tentu saja. Namaku Wendy. Dan yang tercantik Irene, dan yang sedang kesal disana Seulgi, dan yang paling tinggi Sooyoung. Dan aku yakin kau sudah mengenal Yeri" Ucap ku yang hanya dibalas dengan anggukan.
"Sebaiknya kalian segera membersihkan diri kalian. Dikamar ini terdapat kamar mandi. Dan di lemari itu ada beberapa pakaian yang mungkin cocok untuk kalian. Sebentar lagi akan ada yang mengantar kan kalian makanan" Jelas Violet panjang lebar. Sekarang aku benar-benar yakin jika wanita ini baik namun tak cukup pintar memperlihatkan kebaikannya. Sebab ia memiliki wajah yang sedikit 'judes'.
"Aku pergi dulu, buatlah diri kalian nyaman disini. Dan, jangan takut pada kami" Ucap Vioket seolah-olah ia tau apa yang kami rasakan.
Sebenarnya, aku tak sebegitu takut. Aku lebih merasa heran. 2 hari yang lalu aku masih disibukkan dengan persiapan malam promku dan sekarang aku sudah ditempat sekumpulan vampir. Oh, siapkan satu ruangan dirumah sakit jiwa, karena kurasa aku akan menjadi gila.
-------
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
lost n found (bts x rv)
Vampire[Private acak] -i lost you and you found me- "jangan pernah kau sentuh aku dengan tangan pucatmu itu" Sooyoung menepis tangan Taehyung yang ingin memegang wajahnya. "aku sudah menganggapmu mati" ucap Sooyoung tegas lantas pergi meninggalkan Taehyung...