Eighth

1.4K 253 20
                                    

Irene's POV

     "Kurasa kalian terlalu keras pada nya" ucap Yeri yang sedang membicarakan Sooyoung.

     Aku membuang nafas kasar seraya duduk di sofa. "Maksudmu apa Seul berkata seperti tadi?" tanyaku sambil menuangkan air kedalam gelas.

     Yang ditanya hanya diam saja. Tidak bisakah ia setidaknya menjawab pertanyaanku? Ia telah membuat keadaan semakin rumit. Jika saja ia tak berbicara seperti tadi Sooyoung tak akan marah.

     Aku pun bangkin dan berdiri disamping tempat tidur Seulgi. Dia tidak bisa diam saja tanpa menjelaskan maksud perkataannya tadi.

     "Seulgi! Jangan bersikap kekanak-kanakan. Segera cari Sooyoung dan minta maaf padanya. Bawa dia kesini dan bicarakan apa masalahmu" ucapku kesal. Hampir saja tanganku ingin bergerak untuk menarik lengan Seulgi. Tapi kuurungkan karena hanya akan menambahkan masalah.

     Wendy segera menghampiriku dan mengelus pundakku pelan. Seulgi pun bangkit perlahan.

     "kejar saja sendiri" ucap Seulgi acuh tak acuh lantas pergi menuju kamar mandi. Kesabaranku sudah habis rasanya. Begitu aku ingin mengejarnya, tiba-tiba seseorang membuka pintu kamar.

     Oh, orang yang sengaja ingin aku hindari sekarang masuk kedalam kamar ini. Aku sudah lupa bagaimana perasaan marahku semenit yang lalu.

     "Apa ada masalah?" tanya Jin pada kami bertiga.

     "Um, ya" ucapku begitu saja yang dibalas dengan tatapan bingung Jin dan tatapan tajam Seulgi dan Yeri.

     "M-maksudku tidak. Tidak ada masalah bukan?" ucapku sambil tersenyum awkward pada Seulgi dan Yeri lantas segera berpura-pura merapihkan tempat tidur Wendy yang ada disamping tempat tidur Seulgi. Padahal tempat tidur Wendy sudah rapih dari tadi.

      "uh, cepatlah pergi dari sini" gumamku pada diriku sendiri sambil memejamkan mata.

     "Uh, kau mengatakan sesuatu?" tanya Jin yang membuatku kaget.

     Aku segera berbalik dan tersenyum kaku. "Tidak, aku hanya mengatakan betapa halusnya sprai tempat tidur ini" elakku sambil mengelus-ngelus sprai tempat tidur.

     Dapat ku dengar suara tertawa Wendy yang ditahan olehnya. Wajahku memanas. Dapat dipastikan wajahku sekarang semerah tomat.

     "Aku ingin bicara denganmu Irene" ucap Jin yang menambah kegugupanku.

     "ha? denganku?" tanyaku yang dijawab dengan anggukan.

     "Sekarang?" maafkan aku yang tiba-tiba menjadi lemot berfikir.

     "Iya, sekarang Bae Joohyun" Oh tuhan, dia memanggilku dengan nama panjangku. Sudah berapa lama sejak panggilan terakhir darinya?

     Um, bisakah aku ganti baju dulu? Dimana parfumku? Yatuhan rambutku bahkan belum kusisir. Apa ada sesuatu dimataku? Ingin sekali rasanya menghentikan waktu lantas aku akan pergi kesalon sebelum pergi dengan Jin.

     "um, baiklah" ucapku lantas segera pergi menuju pintu. Jin mengikutiku dari belakang. Hingga ia akhirnya berjalan didepanku. Kami menuju lantai 4 -lantai paling atas- dan berdiri menatap hamparan padang rumput.

     Sangat indah disini, terdapat danau disebelah kiri kastil dan dapat kulihat desa. Namun itu sangat jauh dari kastil. Aku jadi teringat Sooyoung.

     "Rene" panggil Jin yang berada di sisi kiriku.

     "Hm?" gumamku sambil menyelipkan rambut kebelakang telinga. Angin disini sangat kencang.

     Tiba-tiba ia memegang pundakku dan membuat diriku dan dirinya berhadapan.

     Ia menatapku sebentar lantas memelukku.

     "Aku merindukanmu Irene" ucapnya tepat ditelingaku. Aku menahan nafas sangking kagetnya. Ia memelukku lama sambil mengelus-ngelus rambutku. Tanganku belum membalas pelukannya. Aku hanya terdiam menikmati harum lelaki itu.

     Hingga saat tanganku ingin membalas pelukannya, ia sudah melepaskannya lebih dulu.

     "Tapi, kau tak bisa denganku" ucapnya dingin lantas pergi meninggalkan kesan yang tak indah.

-----------

Author's POV

     "kita mau kemana Soo?" tanya Hoseok bingung. Dari tadi mereka berjalan dijalan setapak menuju hutan.

     "ikuti saja jalan ini" ucap Sooyoung. Sebenarnya Sooyoung juga tak yakin akan ada pedesaan diujung jalan ini. Berbekal nekat Sooyoung mulai meyakinkan dirinya sendiri bahwa ini memang jalannya.

     Sudah hampir satu jam mereka berjalan. Tetap tak ada tanda-tanda mereka akan menemukan pedesaan.

     "uh, seharusnya aku tidak mengikuti mu Soo" ucap Namjoon putus asa. Ia sedang dilanda haus sekarang. Kakinya juga lelah berjalan terus.

     "Yah, kau takkan menyesal begitu melihat apa yang akan kita temukan" ucap Sooyoung sambil membenarkan ikatan rambutnya.

     "Sebenarnya apa yang sedang kau cari?" Hoseok mulai mendesak Sooyoung yang dari tadi tidak menjawab satupun pertanyaannya.

     Sooyoung juga tak menjawab pertanyaan Hoseok yang kesekian kali. Begitu telinga Sooyoung mulai menangkap suatu suara, ia sangat merasa gembira. Segera ia berlari menuju suara itu. Hoseok dan Namjoon yang bingung hanya segera berlari menyusul Sooyoung.

     Hingga akhirnya mereka memasuki sebuah pedesaan. Pemandangan orang yang berlalu lalang memenuhi mata. Sepertinya sudah lama mereka tak melihat orang lain selain yang ada dikastil.

     "jadi, ini yang kau cari?" tanya Hoseok yang ada disisi kiri Sooyoung. Yang ditanya hanya mengangguk.

     "Mengapa kau tak bilang dari awal Soo" ucap Namjoon dengan mata yang melebar. Ia seperti menemukan sebuah keajaiban dengan menemukan desa itu.

     "Sudah kubilang bahwa kalian tak akan menyesal ikut denganku" ucap Sooyoung sedikit bangga.

     Keadaan pedesaan itu memang sama dengan apa yang Yeri ceritakan. Rumah-rumah yang masih terbuat dari kayu, pakaian yang masih sederhana, dan tak ada kendaraan yang Sooyoung lihat kecuali kuda. Sooyoung kira tak ada lagi pedesaan yang seperti ini. Ini artinya dia memang benar-benar jauh dari kota.

     "Ku harap aku bisa menemukan makanan yang lebih baik" ucap Hoseok sambil memegangi perutnya.

     "Cari dulu sesuatu yang dapat membuat kita pergi dari sini" ucap Namjoon sambil menjitak kepala Hoseok.

     "aku tak bisa mencari jika perutku lapar" ucap Hoseok sambil mengelus-ngelus kepala nya yang dijitak Namjoon.

     "Baiklah, mari mulai mencari, dan bertanya" ucap Sooyoung semangat. Ia tersenyum lebar berharap bahwa penduduk disini mempunyai telefon. Walau seperti nya tidak. Tapi, mari kita berpositif thinking!

     "lebih baik kita berpencar agar lebih cepat. Sejam lagi kita harus berkumpul kembali disini oke?" usul Namjoon yang langsung disetujui Sooyoung dan Hoseok.

     Semoga keberuntungan sedang berpihak pada mereka.

---------------

TBC

ya kok nambah gamak.
Keep vote n comment juseyo.

    

lost n found (bts x rv)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang