2

23 3 0
                                    

Kring!

07:30 AM.

"Va, lo lihat deh anak basket yang disana," kata Fena sambil nunjuk ke lapangan.

"Siapa."

"Nanya kan? Udah basi." ucapnya.

"Ditanya siapa, lo nya malah ngira gue main-main." jawabku sambil membuka novelku lagi.

"Haha, maaf. Arka, Arka Anarwama." jawab Fena.

"Terus?,"

"Lo lihat deh, daritadi dia lihatin ke arah kita."

"Dasar, perasaan lo aja kali." ucapku dan masih fokus ke novel.

"Ih Va! Lihat dia ke arah kita!," kata Fena yang histeris sendiri.

"Gausah bikin gue malu."

Fena tetap diam dan senyumnya mekar melihat Arka kesini. Halah, palingan ngambil tasnya kali di-belakang kami.

"Halo.." sapanya.

Wait, Arka nyapa kami?.

"Ha-halo Arka.." jawab Fena, salting sendiri.

Arka cuma senyum ke Fena dan dia melihat ke arahku.

"Boleh kenalan?," tanya Arka.

Ini beneran ke aku?.

"Fen, jawab tuh." jawabku pura-pura baca novel.

"Eh, Nama gue Fena, Fena Anindya." kata Fena.

"Hai Fena. Tapi, gue mau kenalan sama temen lo."

Fix, mood Fena langsung hancur. Mati gue habis ini.

"Eh, Iya.." jawab Fena tapi masih tetap melihat Arka.

"Boleh kenalan?," ulang Arka kepadaku.

"Hm, Sava." jawabku tanpa noleh.

Fena langsung menyikutku perutku.

"Apaansih lo! Sakit bego." jawabku sambil megelus perutku.

Fena hanya memberi tatapan yang paling aku benci kalau dia yang melakukannya. Tatapan sinis. Sepertinya ia ingin memakanku.

Arka tetap diam dan masih berada di depanku.

"Alsava Elayani."

"Oh, kamu yang namanya Sava itu.."

Kamu, Ya Tuhan cowo ini sangat sopan.

"Haha, iya kenapa?."

"Cantik."

"Makasih, kami balik ya?" kataku.

"Eh bentar, boleh bagi id line?,"

"Aneh idnya."

"Ha?,"

"Minta dari Fena aja ya, id line dia fenaanin."

"Okay, see you later."

Aku hanya tersenyum dan menarik paksa tangan Fena.

"Fen, lo jangan pernah kasih id line gue ke Arka tadi."

"Kenapa?,"

"Gue gak mau, gue ngasi id line lo biar apa coba?"

"Biar ngasih id line lo lah." jawab Fena yang sangat polos kali ini.

"Ya buat lo chatting sama dia, gue gamau Fen ngambil cowo yang disukai temen gue sendiri." jawabku.

"Oh gitu ya? Makasih Alsava! Gue kira lo beneran mau sama Arka." jawab Fena sambil memelukku.

RADITHYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang