RADITHYA

10

"Mau kemana sih? Kok lama banget sampainya?," tanya Sava.

"Yaelah, sabar dong."

"Ye.. Tau gini gue ga ikut" kata Sava sebal.

"Lo cerewet banget sih? Makin sayang."

Sava diam dan menatap ke luar kaca mobil.

15 menit kemudian mereka sampai di Shaka Group. Tunggu, kenapa kesini?.

"Loh Ka, kok kesini sih?,"

"Kalo lo penasaran ikuti aja gue." jawab Raka dan turun dari mobil.

Sava terkejut dan mengikuti langkah Raka.

"Tau gini bagusan gue makan di rumah aja." kata Sava.

Raka tetap diam.

"Raka itu kok ada poto keluarga lo sih?,"

Raka tetap diam.

"Raka, itu kenapa muka lo jelek bat dah?,"

Untung pacar gue.

"Raka kok diem ajasih? Ga asik."

Raka tetap diam.

"Ye.. Gue ngomong sama lift aja deh"

Raka tetap diam.

"Lift, kenapa dirimu dipenuhi wajah Raka? Apakah Raka sengaja menempelkan ini kepadamu? Kasihan sekali kamu."

"Lo mau di bilang gila?,"

Sava terdiam.

"Salah gue apa? Lo nya sih di ajak ngomong gamau jawab."

"Lo makin hari makin menjadi ya Va?, diam aja dulu ntar lo tau."

Kata-kata Raka membuat Sava diam. Nyelekit nih anak lama-lama.

Ting!

Lift berhenti di lantai 25, lantai paling atas?.

Raka keluar mendahului Sava. Sava yang masih bingung mengikuti Raka.

Raka membuka ruangan yang bertuliskan 'CEO'.

"Loh." Sava terkejut melihat ruangan yang ia masuki.

"Iya Va, gue kerja disini sekarang."

"HAHAHAHA ga mungkin."

Raka duduk di meja yang bertuliskan 'RADITHYA WISHAKA'.

"Lo beneran jadi CEO di perusahaan keluarga lo?,"

"Punya gue."

"Ah gak mungkin."

"Yaiyalah punya keluarga gue."

"Kenapa harus lo? Kan masih SMA ah ga lucu ah."

"Lucu sih, tiba-tiba lo di angkat bekerja."

"Sekolah lo gimana?,"

"Lo cuman mikirin sekolah aku?"

Sava terdiam, salah ngomong apa lagi gue?.

"Sava, pikiran lo selalu gini dari kecil. Gausah peduliin gue."

"Tapi lo pacar gue."

"Masalah itu bisa gue atur. Tapi.."

"Tapi apa? Gausah gantungin elah"

"Kita gimana?,"

Jleb!

🌞

"Di makan Va." kata Raka memberikan satu lunch box ke Sava.