Satu

14.1K 287 10
                                    

Ini cerita pertama aku, Happy Reading!

Ini cerita pertama aku, Happy Reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

                       Gelap...

Aku hanya melihat gelap,
Sunyi, itulah yang ku rasa
Sepi & sendiri, merekalah yang senantiasa menemaniku.

Tuhan...
Aku butuh cahaya-Mu,
Agar dapat terbebas dari lorong kegelapan ini.

Tuhan...
Aku butuh seseorang,
Seseorang yang akan menunjukkan cahaya itu.

- Rania Adreena🍃


                     
                                                                                    •••



"Pinjam pulpen, cepat!" Seorang anak laki-laki yang baru saja membuka buku tulisnya setengah memaksa. Bertanya tidak sabaran kepada siapa saja, asal orang itu memiliki pulpen.

"Woy! penggaris gue mana?" Ucap anak yang lain, sedikit mendorong teman di depannya.

"GC! Udah mau bel juga, mana buku gue, hah?"

Suara riuh bising pagi hari di kelas seperti biasanya. Apalagi kalau bukan acara 'nyontek berjamaah', pagi-pagi pula, saat-saat mendekati bel masuk.

Seperti biasanya juga, seorang gadis berambut cokelat bergelombang sepinggang yang baru tiba di kelas.
Saat-saat teman-temannya sibuk dengan pekerjaan rumah mereka.
Lain halnya dengan gadis ini, ia baru memasuki kelasnya dengan tatapan datar, seperti biasa.

"Ehm."
Terdengar suara berdehem ditambah suara sepatu hak milik seseorang dari arah luar, sepertinya pemiliknya memang sengaja menghentakkan sepatunya sebagai isyarat.

"Eh, Bu Mila!"
Mendengar itu, segerombolan anak-anak itu langsung berhamburan menduduki kursi mereka.

"Selamat pagi, semua! Seperti yang sudah ibu katakan kemarin, hari ini memang kelas kita kehadiran murid baru."
Guru itu menoleh ke belakang, mempersilahkan seorang laki-laki dengan tampang menarik di belakangnya itu untuk berkenalan.

Laki-laki itu maju beberapa langkah, menatap dengan datar suasana kelas.

"Reihan Mahesa."
Ujarnya, tanpa sedikitpun senyum yang tergambar dari wajah tampannya itu.

"Asal dari?" Seorang gadis bertanya tidak sabar, sejak tadi menatap penuh binar 'si anak baru'.

"Malang," Jawabnya singkat.

"Minta kontaknya dong."
Gadis dari sisi bagian tengah mengangkat tangan tanpa ragu. Sepertinya di kelas itu ada banyak perempuan yang suka terang-terangan, lupakan rasa malu mereka. Yang terpenting adalah mendapatkan kontak anak baru yang menurut mereka, wajahnya bagaikan Manu Rios.

Lost SoulsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang