13. Sahabat lama

2.4K 84 0
                                    

Tok...tok...
Terdengar suara ketukan pintu kamar Rania, sontak gadis yang tengah membuka grup itu langsung refleks menoleh ke arah pintu.
"Masuk aja." Ujar Rania dari dalam kamar.

Ia melihat ke arah pintu, dan yang datang ternyata bi Eva.
"Ini bibi bawakan makanan dek."
"Aduh! Aku jadi ngerepotin bibi, padahal nanti juga aku makan kok bi."

Bi Eva menggelengkan kepalanya
"Habisnya kamu lama banget keluar dari kamarnya."

"Ya sudah bibi keluar dulu ya." Ujar bi Eva lagi, lalu melangkahkan kakinya.

Rania mengucapkan terimakasih,
"Ya bi, makasih bi!"

Ia pun melahap sup kentang yang baru saja dibawakan.
Selesai makan, ia mengambil laptop nya yang berwarna biru.

Ia sedang saling berkirim pesan line melalui laptop dengan sahabat lamanya, Indira Pastrana.

Indira:
Apa kabar kamu? Sudah lama gak saling memberi kabar ya.
Aku alhamdulillah baik Ran!

Rania:
Alhamdulillah aku baik, kabar tante Sarah dan om Rifky gimana?

Indira:
Mereka juga baik, kamu udah dengar kabar tentang Haikal?

Rania:
Dir, kamu tau kan? Semenjak dia pindah aku udah nggak mau lagi dengar nama dia

Indira:
Maafin aku Ran, gimana kalau kita video call?

Indira:
Oke!

Lalu, mereka ber-video call.

Dari laptop Rania, Indira adalah gadis seusia Rania, gadis itu memiliki mata yang besar dan hidung yang bangir.
Ia kelihatan sangat manis.

"Hai Dir! Kira-kira 10 tahun kita udah gak bertemu ya dan kamu semakin manis." Sapa Rania.

Indira tersenyum manis.

"Aku kangen kamu lho, gimana kabar tante Afra dan bi Eva?" Tanya Indira .

"Alhamdulillah, mereka baik tetapi kadang bunda penyakitnya suka kambuh." Muka Rania tiba-tiba kelihatan murung.
Tak jauh dengan Rania, Indira juga nampak bersedih mendengarnya.

Ia lalu berkata untuk menghibur Rania,
"Aku yakin bunda baik-baik aja selama kamu juga jadi anak yang baik."

"Kamu harus membuat dia bangga atas prestasi mu dan juga sikap baik mu." Ujar nya lagi.

"Makasih."
Rania akhirnya tersenyum.

"Oh ya, tante Afra masih kerja di Rumah Sakit?" Tanya Indira, ia segera membuka topik yang baru.

"Masih Dir, kalau tante Sarah dan om Rifky kerja dimana?"

"Ibu ku membuka butik dan ayah masih bekerja kantoran." Jawab Indira.

"Dulu kamu itu susah untuk bersosialisasi gak Dir?" Tanya Rania.

"Pas aku umur 7 tahun sampai 9 tahun mungkin sedikit sulit, namun setelahnya aku udah terbiasa karena Singapura juga masih memakai bahasa Melayu dan bahasa Inggris, makanya ibu menyuruh ku bimbel bahasa Inggris. " jelas Indira.

Lost SoulsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang