BAB 10-Fatan Vs Marco

411 10 1
                                    

Laras masih tertawa melihat Fatan yang mulai kewalahan mengejarnya saat berlari dipinggir pantai, bukan Fatan yang mudah lelah tetapi Laras yang terlalu bersemangat berlari sehingga banyak putaran telah mereka lalui. Laras menghampiri Fatan dengan tersenyum, dia memutuskan untuk berjalan di tepi pantai bersama Fatan.

"Fatan pulang yuk, udah sore" ujar Laras mengintrupsi. Fatan hanya mengangguk lalu berjalan disamping Laras menuju mobil.

"Langsung ke rumah Alana lho, soalnya kalau terlalu kesorean gue pasti diceramahi panjaaaaang sampe gue berharap tuli" Laras berujar di dalam mobil sambil memeriksa penampilannya menggunakan cermin kecil yang ada di tasnya.

Fatan bersiap untuk menyalakan mobil, tiba-tiba maju mendekati tempat duduk Laras. Jarak keduanya sangat dekat, Laras diam karena kaget dan sempat menahan nafas selama beberapa detik sedangkan Fatan hanya menatap maniak mata Laras. Dia sadar bahwa Laras sedang kaget karena tindakannya yang tiba-tiba, dia lalu tersenyum jahil tepat di depan wajah Laras.

"Bernafas Ras" ujar Fatan yang masih tersenyum jahil. Akhirnya dia mundur kembali ke kursi kemudi.

Dia lucu sekali dan cantik, batin Fatan. Laras masih diam, dia berusaha menstabilkan debaran jantungnya. Setelah agak tenang, dia baru sadar bahwa Fatan memasangkan safety belt padanya. Laras merasa bodoh karena jantungnya selalu berdetak cepat jika berkaitan dengan tindakan kecil yang dilakukan Fatan padanya.

"Wajahmu memerah" Fatan berujar sambil melirik Laras sebentar lalu kembali fokus menyetir, dia tersenyum.

"WHAT??!" balas Laras setengah berteriak, lalu dia menutupi wajahnya. Laras diam sepanjang perjalanan, baru kali ini dia merasa malu luar biasa. Padahal selama ini tindakannya lebih memalukan daripada menahan nafas, lalu kenapa dia sangat malu hanya karena itu? Atau dia malu karena tindakan Fatan yang tidak biasa? Entahlah, rasanya dia ingin hilang dari kursi penumpang tetapi dia tetap merasa bahagia.

"Gue pulang, jangan telat makan malam" ujar Fatan pada Laras setelah berada di depan rumah Alana.

"Nggak mampir dulu?" tanya Laras berusaha kalem, dia bertanya tidak menatap Fatan tetapi malah menatap ke sembarang arah.

"Kalau bertanya sama orang matanya ditatap" balas Fatan sambil memegang wajah Laras, lalu melanjutkan

"Bernafas Ras, gue langsung pulang ada urusan di perusahaan" Fatan lalu mengacak-acak rambut Laras dengan gemas. Laras mendengus sebal karena rambutnya jadi berantakan lalu tersenyum setelah mobil Fatan mulai melaju.

Fatan memang berasal dari keluarga yang berada, orangtuanya adalah pengusaha sukses yang memiliki perusahaan besar yang bergerak di bidang komunikasi dan fashion. Usahanya memiliki cabang di beberapa kota lain, bahkan usaha di bidang fashion merambah ke dunia Internasional. Perusahaan tersebut sempat goyah saat kedua orangtuanya meninggal dalam kecelakaan pesawat tetapi kembali stabil saat Kakek dari Papanya mengambil alih beberapa tugas dari orangtuanya. Saat ini Fatan memiliki tanggungjawab besar terhadap kelangsungan perusahaan tersebut sehingga dia diwajibkan mempelajari banyak hal yang berkaitan dengan perusahaan. Fatan memiliki kegiatan mempelajari bisnis di luar sekolah yang langsung dibimbing oleh Paman dari Mamanya. Fatan masih perlu mempelajari banyak hal agar benar-benar siap menjalankan perusahaan.

Fatan menutup berkas yang dipelajarinya, dia kadang merasa penat dengan angka-angka dan grafik yang ditemuinya. Setelah pamit pada Kakek dan Pamannya, dia segera menuju rumah untuk pulang. Sudah pukul 19.25, Fatan segera membersihkan diri. Selama mandi, pikirannya melayang pada masa-masa awal bertemu Laras. Dia tertawa kecil mengingat hal-hal konyol yang dilakukan Laras dalam rangka pedekate padanya. Setelah berganti pakaian, Fatan duduk di tempat tidur sambil menatap fotonya berdua dengan Laras saat di pantai. Dia tersenyum, dia benar-benar senang setelah menghabiskan beberapa waktu dengan Laras. Tiba-tiba fokusnya beralih pada pesan yang masuk via Line.

Keping-keping Kata oleh Fatan & LarasWhere stories live. Discover now