Banyak hal berkecamuk dalam pikiran Laras setelah proses memaknai puisi. Fatan benar-benar menjadi tanda tanya besar dalam benaknya selama beberapa hari. Rasa ingin tahu menggerogotinya, dia benar-benar ingin tahu apa yang terjadi pada Fatan. Dia dengan senang hati akan membantu Fatan keluar dalam lingkaran gelap yang menguncinya, dia sudah bertekad selama ini. Namun, Fatan masih tertutup padanya, hanya ada beberapa hal yang diceritakan selebihnya Fatan hanya mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja. Tentu saja, Laras menganggap bahwa Fatan benar-benar tidak baik-baik saja. Ada yang mengganjal, ada yang aneh, ada sesuatu yang Fatan sembunyikan rapat-rapat. Laras akan mencari tahu itu semua dan bersedia berjuang bersama Fatan untuk menghadapi semuanya.
Langkah yang harus dilakukannya saat ini adalah menggali informasi mengenai masa lalu Fatan, Laras sudah pernah memantapkan diri akan mencari tahu baik itu dari Fatan atau dari orang lain dan tidak akan berhenti kecuali Fatan benar-benar menyuruhnya untuk pergi. Saat ini pilihannya jatuh pada Septio, dia akan menggali informasi yang hanya diketahui oleh Fatan, Marco, Septio perihal mengapa Fatan dan Marco berkelahi saat menjadi siswa baru. Instingnya mengatakan bahwa ada sesuatu diantara Fatan dan Marco.
"Woi ngayal mulu, cepetan jam olahraga bakal dimulai. Btw kelas Marco bakal gabung lho. Pak Haikal bilang nggak bisa masuk untuk jam berikutnya jadi harus gabung untuk materi basket itupun Pak Haikal hanya ngisi satu jam jadi sisanya dipakai buat tanding basket" ujar Alana pada Laras yang terlihat menghayal di ruang ganti.
"Oh ya?" balas Laras lalu mengangguk-ngangguk tanda mengerti.
"Tumben lo, diam gini. Ini Fatan mau ketemu Marco woi! Gila sih kira-kira berantem ato nggak ya? Mau taruhan?" ujar Kina yang kemudian mengaduh karena dijitak oleh Alana.
Laras hanya berlalu dari hadapan teman-temannya lalu berlari menuju lapangan basket yang disusul oleh Natalie, Alana dan Kina. Seperti yang dibayangkan Laras, lapangan basket cukup ramai karena diisi oleh dua kelas yang akan melaksanakan olahraga dalam jangka waktu yang bersamaan. Pak Haikal memberikan dasar-dasar mengenai basket sambil mempraktikkannya, beliau juga mengadakan tanding basket pada putra dan putri.
"Bapak ada urusan penting jadi mulai sekarang akan izin sampai besok. Sisa olahraga kalian gunakan untuk tanding basket antara kelas XII MIPA 1 DAN XII MIPA 5, kalian pilih saja pemainnya nanti skornya beritahukan pada Bapak via Line" jelas Pak Haikal lalu segera berlalu dari hadapan seluruh siswa. Perlu diketahui bahwa kelas XII MIPA 1 adalah kelas Marco cs sedangkan kelas XII MIPA 5 adalah kelas Fatan cs.
Pemain yang akan bertanding sedang bersiap sedangkan beberapa orang yang tidak ikut tanding menepi menuju pinggir lapangan demi mencegah terjadinya kegiatan mengganggu saat proses tanding berlangsung. Fatan dan Marco tentu saja ikut bermain dan menjadi kapten dalam timnya masing-masing. Septio tidak ikut bertanding karena dia mengalami cedera lutut akibat bermain futsal 3 hari yang lalu. Atmosfer di lapangan basket cukup mencekam, baru kali ini Fatan dan Marco akan tanding sejak duduk di bangku kelas XII. Mereka bahkan tidak melakukan basa-basi atau saling menyindir, hanya saling tatap dalam diam yang mencekam. Mereka sama-sama mempersiapkan tim dan diri masing-masing, Fatan dan Marco jelas tidak saling berbicara. Siswa-siswi kelas XII MIPA 1 dan XII MIPA 5 merasakan kecanggungan dan suasana yang tidak bersahabat, sedangkan Laras tetap berusaha santai dan mengabaikan aura mencekam yang tercipta dari aksi saling tatap yang dilakukan Fatan dan Marco.
Laras tersenyum sambil menuju ke tempat Septio berdiri, dia terinsipirasi dari tawaran yang diberikan Kina saat di ruang ganti.
"Asep, mau taruhan? Gue pilih Fatan lo pilih Marco gimana?" ujar Laras menawarkan taruhan pada Septio dengan gaya menantang.
YOU ARE READING
Keping-keping Kata oleh Fatan & Laras
Teen FictionKamu akan terus menjadi porosku. Semenyebalkan apapun aku, kumohon jangan menyerah atas diriku-Laras Hadiwijaya- Kamu datang dan hanya kamu yang kuizinkan masuk dalam wilayahku. Sekali datang dan masuk, tidak akan ada jalan apapun untuk pergi dan ke...