# Niall’s POV
Di depan mataku kulihat sendiri kepala Liam dipenggal oleh algojo itu dan darah bermuncratan ke mana-mana. Sungguh mengerikan. Kami tak menyangka ada orang yang segini teganya melukai kami. Tidak menunggu lama, algojo itu langsung menghantamkan sabitnya ke arahku dan untung saja aku bisa mengelak dengan cepat sehingga yang terjatuh malah algojo itu.
Kesempatan itu kugunakan untuk menarik Kelly, Harry, dan Zayn keluar dari kelas. Kami berlari menuju gerbang belakang sekolah. Tapi sayangnya, seluruh gerbang dikunci oleh kami sendiri –panitia. Kami sengaja menguncinya agar tidak ada orang yang bisa masuk selain siswa sekolah lain. Kalau tau jadinya kayak begini, tidak akan kami kunci semua gerbang sekolah ini.
“Kel, kuncinya ada sama lo, kan? Lo kan ketua panitianya!” tanya Harry.
“Gu-gu-gue naruh kuncinya di loker!” ucap Kelly dengan nada tergagap.
“What? Aduh Kelly, kenapa nggak dibawa?” ucap Zayn dengan nada sedikit emosi.
“Emang gue tau kalo kejadiannya bakal kayak gini?” ucap Kelly protes.
“Kita manjat pagar aja!” usulku.
“Nggak mungkin bisa Niall. Ini tuh tinggi banget. Mana nggak ada tempat pijakan. Ujungnya juga runcing banget. Yang ada kita yang jatuh!” ucap Kelly.
“Iya yah! Terus gimana dong?” ucapku.
“Eh! Hush...” ucap Zayn sambil meletakkan telunjuknya di depan bibirnya.
Sayup-sayup terdengar langkah kaki yang cukup berat berjalan di atas dedaunan kering. Suara itu terdengar bersahutan sehingga kemungkinan yang datang adalah 2 orang. Tak butuh waktu lama, kedua orang itu sudah menampakkan dirinya di hadapan kami. Dua algojo dengan parang besar di masing-masing tangannya. Mereka sudah bersiap-siap menghantamkan masing-masing parang itu ke arah kami.
Tetapi sebelum itu, kedua algojo itu sempat mengatakan sesuatu yang sebenarnya sudah familier, tapi terdengar menyeramkan saat mereka mengatakannya. “Trick or Treat?”
GUYS, TOLONG JANGAN JADI SILENT READER YAH... BUAT HARGAIN PENULISNYA. DAN KALAU ADA YANG MAU BERKOMUNIKASI DENGANKU, KIRIM PESAN SAJA!!!
VOTE AND COMMENT, PLEASE!
ULI